Technology Trends

PJJ Nyaman Bagi Anak Multiple Disability

Pandemi COVID-19 memengaruhi segala sektor dalam kehidupan. Seperti halnya dalam dunia pendidikan yang harus beradaptasi dengan merubah proses belajar mengajar menjadi kegiatan belajar dari rumah (BDR). Metode BDR memiliki dua jenis, yakni Pembelajaran Jarak Jauh dalam jaringan (PJJ daring) dan Pembelajaran Jarak Jauh luar jaringan (PJJ luring).

Pada pelaksanaan PJJ baik daring maupun luring akan menjadi tantangan dan hambatan lebih kepada anak dengan multiple disability atau anak dengan disabilitas majemuk, karena mereka tidak hanya membutuhkan pengetahuan saja, melainkan juga interaksi langsung dengan orang yang dipercaya, sentuhan dan bimbingan intensif dengan guru dan pengasuh di sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Webinar Digital Society dengan tema “Tantangan dan Solusi PJJ Bagi Anak Dengan Multiple Disability”, (18/2/2021)

Dirjen Aptika Kemkominfo, Samuel A. Pangerapan, dalam keynote speech-nya menyampaikan, kolaborasi adalah kunci yang harus kita miliki untuk dapat mewujudkan digital society di Indonesia salah satu upaya yang kami lakukan di Kementerian Kominfo adalah salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan seperti ini.

Senada dengan Samuel, Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Dr. Samto, mengatakan bahwa transformasi dibutuhkan untuk dapat mengatasi situasi dalam masa pandemi seperti sekarang. Samto juga menekankan kesehatan dan keselamatan anak adalah prioritas utama dan juga pemerintah dalam hal ini lewat kemendikbud berkomitmen untuk menjamin anak-anak penyandang disabilitas mendapat hak mendapatkan pendidikan yang layak.

“Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan memberlakukan kebijakan belajar dari rumah, mengembangkan platform teknologi dan terobosan-terobosan terutama untuk anak-anak di SLB”, demikian Dr. Samto menambahkan.

Nara sumber lain, Susane Ikawati, M.Pd (Kepala SD Kristen Charis), yang membagikan pengalaman dan best practice saat PJJ bagi anak dengan multiple disability. “Komunikasi dan koordinasi sangat penting. Kita tidak berjuang sendiri, kita (guru pendidik) dan orang tua murid adalah satu tim akan bersama berjuang untuk anak-anak”, ujar Susane.

Dalam kesempatan yang sama, Angkie Yudistia, Pendiri & CEO ThisAble Enterprise yang juga merupakan Staf Khusus Presiden RI mengatakan bahwa sepanjang tahun 2019 dan 2020 ini Pemerintah melalui Bapak Presiden telah mensahkan beragam Peraturan Pemerintah untuk melindungi penyandang disabilitas. “Beragam Peraturan Pemerintah ini dikeluarkan agar kami (penyandang disabilitas) terlindungi sehingga program-program Pemerintah ini dapat dirasakan bagi penyandang disabilitas dan keluarga”, kata Angkie.

Kemudian Ketua Yayasan Wahana Inklusif Indonesia, Tolhas Damanik, memberikan beberapa solusi dari sudut pandang Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia agar anak dengan multiple disability dapat memaksimalkan PJJ. Tolhas juga berharap inovasi dari mereka yang berkecimpung di dunia aplikasi dan teknologi untuk dapat membuat alat bantu dan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang dapat menstimulasi anak.

“Teknologi harus dibuat berdampak kepada kehidupan penyandang disabilitas untuk dapat mengatasi rintangan dalam PJJ”, tutur Tolhas.

Webinar yang diselenggarakan daring via Zoom dan disiarkan langsung melalui Kanal Youtube Kemkominfo TV, Pendidikan.id, Direktorat Sekolah Dasar dan Siberkreasi ini disaksikan oleh para peserta yang berasal dari stakeholder terkait, yaitu guru SLB, guru pendamping khusus, orang tua dari anak-anak dengan multiple disability dan masyarakat umum. Dengan webinar ini diharapkan dapat lebih memahami masalah sekaligus memberikan solusi atas seluruh hambatan dalam PJJ bagi anak dengan multiple disability.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved