Technology Trends

PKT Kejar Target Dekarbonisasi 32,51% pada 2030

PKT Kejar Target Dekarbonisasi 32,51% pada 2030

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Bontang, Kalimantan Timur. Inisiatif ini menjadi upaya PKT dalam mencapai target pengurangan emisi karbon hingga 32,50% pada 2030.

Upaya PKT mewujudkan transformasi hijau, dengan salah satu strategi menambah komposisi bauran energi listrik dari energi baru terbarukan (EBT), diharapkan mampu mendukung komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission di 2060. Sebelumnya, PKT telah mengganti sepeda motor operasional dengan motor listrik dan ke depannya akan mencakup bis dan kendaraan lainnya.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan, pengembangan konsep Environment, Social, and Governance (ESG) dengan mempertimbangkan output yang memberikan banyak manfaat bagi lingkungan menjadi strategi perusahaan dalam mempercepat laju dekarbonisasi industri petrokimia dan pupuk.

“PLTS Atap ini merupakan salah satu bagian dari ekosistem EBT di lingkungan PKT yang mana mampu menghasilkan energi bersih dan menekan emisi gas karbon secara optimal. Kemampuan PLTS Atap ini akan dapat menghemat 20% sampai 30% kebutuhan energi PKT di area perkantoran,” ujarnya, Kamis (18/08/2022).

PLTS Atap dengan total luas sekitar 6.500 m2 tersebut memanfaatkan area-area yang sudah ada, seperti di atas gedung kantor, kantin, dan area parkir di kompleks perkantoran PKT di Bontang.

Memiliki kapasitas terpasang sebesar 1.256,04 Kilowatt Peak (kWp) dengan spesifikasi output memiliki tegangan 3 phase 400 Volt, sistem ini terpasang dengan menggunakan skema rooftop on grid tanpa baterai atau tersambung jaringan listrik PKT dengan total modul sebanyak 2.326 unit.

Sistem on grid ini dapat mengirim kelebihan daya yang dihasilkan apabila PLTS mengalami kelebihan suplai ke jaringan secara otomatis sehingga surplus daya tersebut nantinya dapat digunakan jika dibutuhkan. Sistem ini diklaim menghasilkan energi yang ramah lingkungan dan bebas emisi.

Rahmad menyampaikan, dengan adanya pemasangan PLTS Atap di area perkantoran, mampu mengurangi konsumsi listrik dari perusahaan dengan rata-rata sekitar 139.000 KWh per bulan. Sebagai perbandingan, konsumsi listrik di kawasan perkantoran PKT sendiri sebelumnya rata-rata mencapai di atas 150.000 kilowatt hour (KWh) per bulan.

Sejak Januari hingga Agustus 2022, produksi PLTS Atap PKT telah mencapai total 980,71 megawatt jam (MWH), dengan potensi produksi energi perhari dapat mencapai sebesar 3,21 MWH dengan kondisi matahari penuh.

Selain itu, jumlah produksi energi tersebut mampu menekan buangan gas limbah (CO2 Avoided) mencapai total 468,26 ton, atau setara penggunaan batubara (Standard Coal Saved) yang tadinya digunakan pada pembangkit listrik konvensional hingga sebesar 394,34 ton.

“Dengan adanya peresmian pendayagunaan PLTS Atap di lingkungan perkantoran ini, diharapkan dapat menjadi faktor pendukung bagi perusahaan dalam mencapai target penurunan emisi karbon secara berkelanjutan,” lanjutnya.

Ke depannya, kata Rahmad, PKT akan terus fokus dalam menghadirkan strategi dan terobosan terbaik guna menjadi pionir dalam transformasi industri petrokimia yang lebih hijau, juga untuk meningkatkan efisiensi energi secara menyeluruh. “Dan yang paling penting, PKT juga akan terus mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli kepada lingkungan” tutur Rahmad.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved