Technology Trends

Poly Mengidentifikasi Tren Pembentuk Hybrid Working pada 2022 dan Sesudahnya

Poly Mengidentifikasi Tren Pembentuk Hybrid Working pada 2022 dan Sesudahnya
Samir Sayed, Managing Director for ASIAN and Korea Poly

Meluasnya penerapan hybrid work telah menciptakan gaya bekerja dan kebutuhan baru yang berdampak pada pendekatan cara mendesain tempat kerja dan investasi jangka panjang yang dilakukan oleh para pemimpin bisnis. Sebagai hasilnya, semakin banyak perusahaan mengadopsi hybrid work sebagai sistem kerja utama (default) mereka ketika pembatasan sosial terkait pandemi mulai dilonggarkan di berbagai negara di Asia Pasifik.

Menurut EY Work Reimagined Employer Survey 2021, 84% perusahaan di kawasan Asia Pasifik berencana menerapkan perubahan hybrid work dari moderat menjadi intensif serta secara aktif mempromosikan hybrid work untuk menarik dan mempertahankan karyawan mereka. Survei yang sama juga mengungkapkan adanya preferensi keryawan yang menginginkan fleksibilitas di mana dan kapan saja mereka bekerja, serta banyak dari mereka berpendapat hybrid work akan membantu meningkatkan produktivitas dan kreativitas mereka.

“Remote dan hybrid work telah mengubah gambarang orang-orang mengenai tempat kerja yang mereka pahami sebelumnya, sehingga menyebabkan terjadi perubahan dalam gaya kerja dan pengalaman bekerja yang tidak seragam. Untuk meraih keberhasilan di era hybrid, para pemimpin perusahaan harus menyusun strategi dan investasi tempat kerja yang memungkinkan para para karyawannya untuk memiliki pengalaman bekerja yang setara dari manapun mereka bekerja, agar kolaborasi dan produktivitas tetap optimal,” ujar Pierre-Jean Châlon, Senior Vice President APAC Poly.

Samir Sayed, Managing Director for ASIAN and Korea Poly menjelaskan, hybrid work kini menjadi sebuah kenormalan baru. Bahkan sistem kerja hybrid juga menjadi sistem kerja yang diminati di kawasan Asia Tenggara selain bekerja di mana saja dan bekerja remote secara full-time. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai pertimbangan dan tantangan yang terhitung baru bagi para pemimpin perusahaan. Itulah sebabnya pemahaman yang baik tentang persona tempat kerja adalah sangat penting untuk membantu para pemimpin perusahaan mengambil keputusan yang tepat saat mereka memetakan berbagai strategi hybrid work, serta berinvestasi dalam teknologi dan tempat kerja, untuk memastikan agar mereka dapat mengikuti gaya kerja yang dinamis dari tenaga kerja yang semakin tersebar.

Di bawah tiga tren utama yang akan membentuk masa depan dunia kerja di 2022. Pertama, produktivitas dari mana saja menggairahkan tenaga kerja dan mengubah struktur tempat kerja.

Remote working membolehkan para pekerja untuk mencapai produktivitas mereka dari mana saja dan kapan saja. Dengan memberlakukan hybrid working secara default, para pemimpin perusahaan menghadirkan pengalaman kerja yang setara bagi para karyawan yang di kantor maupun yang di luar kantor, terutama saat rapat dan diskusi grup. Survei Employee Experience 2021 terbaru dari Willis Tower Watson mengungkapkan bahwa 90% perusahaan di Asia Pasifik telah memprioritaskan peningkatan pengalaman bekerja bagi para karyawannya untuk tiga tahun ke depan.

Infrastruktur yang kolaboratif ini juga akan mendukung pengadopsian praktik kerja yang asynchronous – tren yang dipicu oleh pandemi. Pendemi tidak hanya mengubah cara para pekerja berkolaborasi satu sama lain, namun juga membantu perusahaan-perusahaan mengubah praktik perekrutan dan membuka diri terhadap talent pool yang lebih global dan beragam. Industri juga telah dan akan terus mengubah cara mereka bekerja, melalui praktik dan proses kerja yang terdesentralisasi sehingga memungkinkan keberlanjutan bisnis yang lebih efektif bagi para tenaga kerja yang mayoritas bekerja dari rumah.

Kedua, pemanfaatan AI dan Data Analytics yang semakin besar di tempat kerja. Menurut survei dari Juniper Networks, sebanyak 95% responden mengatakan bahwa kegiatan operasional, produk, dan jasa perusahaan mereka banyak diuntungkan melalui penerapan teknologi AI. Para pemimpin perusahaan di berbagai kawasan akan mulai mengadopsi AI dan data analytics untuk mendukung dan meningkatkan produktivitas dan juga keamanan pekerjanya, di samping mendorong pertumbuhan bisnis dan operasional yang lebih efisien, sebagai bagian dari rencana transformasi digital yang berkelanjutan.

Departemen TI dapat mengubah data dan insight untuk mendapat pemahaman yang lebih objektif mengenai produktivitas pekerja baik di kantor maupun saat mereka bekerja secara remote. Hal ini akan membantu memutuskan investasi dalam jenis teknologi yang akan diambil untuk membantu para karyawan yang bekerja secara hybrid agar bisa berkolaborasi dengan lebih baik lagi. Manager kantor juga bisa memanfaatkan insight seperti data okupansi untuk menentukan layout kerja yang lebih efektif, meminimalisir ruang yang terbuang percuma dan mengatur jarak aman yang sesuai.

Ketiga, mengubah ruang kantor untuk masa depan hybrid. Dengan karyawan bekerja remote separuh waktu atau sepenuhnya, banyak perusahaan mulai berinvestasi dalam pendekatan ruang kerja yang lebih fleksibel dan hemat biaya. Di Singapura, penghuni fasilitas perkantoran di kawasan CBD (central business distric) dapat mengurangi kapasitas ruang yang mereka sewa sebesar 10% hingga 20% untuk tiga tahun ke depan, menurut Maybank Kim Eng.

Akan ada peningkatan pengadopsian kantor dengan pendekatan on-demand yang memungkinkan banyak perusahaan untuk menambah ruang kerja sebesar yang dibutuhkan. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan dengan kapasitas ruangan yang berlebih dapat mulai mempertimbangkan untuk menyewakan sebagian ruangan yang ada sesuai kebutuhan; model ‘core and flex’ ini memungkinkan terjadinya kombinasi antara keamanan jangka panjang untuk operasional perusahaan yang sangat penting sekaligus pertumbuhan yang fleksibel. Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan dapat mulai mengubah penempatan tenaga kerja dan menetapkan siapa yang paling cocok bekerja di kawasan CBD (central business distric), dan siapa yang bekerja secara remote atau ditempatkan di kantor cabang di daerah atau distrik.

Para pemimpin perusahaan juga dapat mulai memikirkan cara untuk membuat para karyawan bersemangat untuk kembali bekerja di kantor. Kantor-kantor akan menjadi pusat kolaborasi, tempat para karyawan berkumpul melakukan brainstorming dalam kelompok-kelompok kecil, mengadakan meeting dengan klien, merayakan sebuah pencapaian, dan mengerjakan proyek bersama. Selain itu kantor juga bisa menjadi tempat bersosialisasi dengan komunitas sehingga menghasilkan sebuah budaya kerja yang tidak bisa digantikan oleh sistem kerja remote.

Perusahaan-perusajaan yang berinvestasi dalam teknologi dan strategi kolaborasi akan berfokus pada peningkatan pengalaman kerja bagi bagi karyawan yang bekerja secara remote maupun on-site. Teknologi diharapkan akan lebih mempermudah pengguna untuk meminimalisir disrupsi yang dapat mengganggu produktivitas dan kolaborasi. Dengan demikian, mereka dapat menggunakan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan perkerjaan yang sebenarnya ketimbang sekadar mencari tahu bagaimana tools tersebut bekerja.

Dengan masih terbatasnya perjalanan bisnis dan meeting tatap muka, video konferensi sekarang sudah menjadi kenormalan baru dalam berkolaborasi. Ini juga mendorong penggunaan video untuk teknologi baru seperti telemedicine, event hybrid, virtual property viewing dan kursus pendidikan berbasis video. Tak pelak lagi, akan semakin banyak perusahaan yang bersikap tanpa-kompromi guna memastikan agar solusi-solusi video berkualitas terbaik digunakan untuk menjamin produktivitas, resiliensi, dan customer experience yang lebih tinggi.

Hal ini akan mendorong peningkatan permintaan terhadap teknologi dan tools kolaborasi dengan kualitas profesional (pro-grade) untuk meningkatkan user experience. ReportLinker memperkirakan bahwa Pasar Video Conferencing Asia Pacific akan tumbuh dengan CAGR sebesar 17,8% pada tahun 2021-2027. Hal ini menjadi peluang besar bagi vendor-vendor kolaborasi dengan layanan platform-agnostic untuk tumbuh, karena mereka memungkinkan para kolaborator di kantor menggunakan infrastuktur yang sama di ruang konferensi karena mereka semakin terbiasa menggunakannya di ruang kerja dalam rumah.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved