Technology Trends

PON XIX Bisa Dinikmati Melalui Virtual Reality

vrtelkom

Suasana Pekan Olah Raga Nasional (PON) XIX Jawa Barat yang berlangsung 17-29 September 2016 kini bisa dinikmati dnegan cara lebih asik saat ini tanpa perlu jauh-jauh ke Bandung. Penasaran? Di era konvergensi sekarang, solusi sudah di ujung jari dan layar kaca ponsel kita. PT Telkom, melalui Divisi Digital Service (DDS), sejak 14 September lalu sudah merilis aplikasi Virtual Reality (VR).

Dengan aplikasi ini, seperti diutarakan Arief Musta’in, Executive General Manager DDS PT Telkom, maka publik Indonesia bisa dengan jelas melihat hampir sebagian besar arena pertandingan PON dengan konsep foto 360`.

Tentu saja, selain aplikasi, masyarakat harus menggunakan pula kacamata pendukung VR. Kacamata bisa satu tipikal merek seperti Samsung Gear dan atau LG 360 VR, namun direkomendasikan yang bisa lintas merek semacam VR Shinecon. Jika dua komponen tersebut sudah ada, maka suasana di stadion seolah olah akan langsung terasa begitu perangkat VR dipakai. Menu pertama akan memunculkan suasana stadion dari jarak 50 meter-an.

Mau masuk ke stadion? Coba dongakkan kepala sedikit agar bisa mendekat ke arah pintu stadion. Jika sudah dekat, nanti akan muncul notifikasi seperti Pintu Tribun Utara. Klik notifikasi tersebut, ujarnya, maka selanjutnya akan ada gerakan mengikuti alur yang dibuat Tim DDS Telkom. Alur ini tak ubahnya ketika kita berjalan kaki menyusuri lorong-lorong di stadion. Selangkah demi selangkah tak ubahnya masyarakat memang sudah ada di stadion.

Jadi, suasana di kanan kiri lorong, apa warna cat dinding, hingga tulisan apa yang tertera, bisa dilihat melalui aplikasi ini. Ketika alurnya selesai, misal sudah ada di kursi duduk penonton, maka kita tinggal gerakkan kepala sesuai keinginan. Lihat situasi kursi sebelah kanan, maka gerakkan kepala Anda ke bagian kanan. Hingga tengadahkan kepala Anda ke atas, maka situasi atap tribun bisa kita saksikan pula.

Selain dari tempat duduk, kita pun bisa masuk ke arena lapangan sepakbola. Jika di dunia nyata hal ini tak mudah bahkan dilarang, maka kita bisa rasakan sensasi menginjak rumput lapangan sepakbola kualitas wahid. Sensasi menjadi pesepakbola profesional bisa dirasakan, sekalipun raga kita boleh jadi masih pakai celana pendek sedang rebahan di kamar tidur.

Lalu, saat Anda mau keluar stadion, maka aplikasi dan kacamata ini akan memberikan panduan. Artinya, proses simulasi keberangkatan/kepulangan terjadi dengan sendirinya sehingga penonton akan lebih mudah pada saat berkesempatan datang ke stadion aslinya.

Selain suasana stadion (seperti GLBA dan Si Jalak Harupat yang sudah disiapkan), ada juga contoh lain arena seperti GOR Citra Arena untuk basket di Cikutra, Kota Bandung. Konsep besarnya hampir sama, yakni kita bisa melihat seperti apa seluruh suasana di lapang basket terbaik di Jawa Barat ini. Bahkan, kita bisa lihat detil jenis kayu apa yang digunakan untuk alas lapangan tersebut. “Kami berikan aplikasi ini gratis. Masyarakat hanya cukup mengunduh aplikasi VR dengan tulisan PON2016 Virtual Reality, lalu siapkan sendiri kacamata VR. Setelah itu, sebagian arena bisa kita nikmati dengan cuma-cuma,” sambung Arief.

Menurut Arief, tim DDS menyiapkan platform ini sekitar dua bulan sebelum pelaksanaan PON XIX sebelum kemudian menggenapi dengan pembuatan aplikasi Android hingga muncul di pasar aplikasi (playstore) selama dua minggu-an. Hingga selesainya pekan olahraga tersebut, aplikasi ini akan bersifat non komersial. “Ini menjadi uji coba pasar kami ke depannya, terutama untuk produk pemasaran yang membutuhkan konsep sejenis. Misalnya untuk melihat lokasi calon perumahan, apartemen, bahkan tak menutup kemungkinan bakal lokasi konser musik,” katanya.

Arief menambahkan produk tersebut dirilis dari DDS Bidang Big Data. Artinya, data dari pengguna aplikasi ke depannya bisa diolah sebagai senjata pemasaran bagi perusahaan. Ambil contoh dengan mengetahui data spot venue mana saja yang terbanyak dilintasi, maka bisa dirancang metode pemasaran yang lebih akurat.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved