Business Research Trends zkumparan

Prediksi dan Tren Usaha 2021 Versi Gojek

Pandemi berdampak ke seluruh usaha, terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menurut Survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), hampir 95% UMKM mengalami penurunan pendapatan selama masa krisis pandemi Covid-19, padahal sruktur ekonomi di Indonesia 99%-nya berasal dari UMKM.

Berbagai cara dilakukan UMKM untuk terus bertahan di masa pandemi Covid-19 di antaranya memanfaatkan media sosial dan layanan pengantaran online. Tak sedikit juga dari mereka yang mencoba beragam kanal penjualan online baru. Berdasarkan hasil riset Gojek, sejak Maret-Agustus 2020 terdapat 62,4% responden yang memanfaatkan kanal online untuk menjual produk-produk mereka, dengan 34,3% di antaranya memanfaatkan media sosial dan layanan pengantaran online.

“Tren berjualan online meningkat karena perilaku konsumen yang berubah. Namun dari 64,2 juta UMKM di Indonesia, ternyata hanya 16% yang berjualan di platform digital. Artinya, di 2021 masih banyak PR yang harus kita kerjakan bersama-sama,” ujar Head of Merchant Platform Business Gojek, Novi Tandjung dalam paparan media secara virtual, Selasa (09/02/2021).

Meski demikian, pada 2025 mendatang, diprediksi bahwa pelanggan digital rata-rata dapat menghabiskan uang 3.5x lebih banyak dibandingkan pada 2018. Tak hanya menghabiskan lebih banyak uang di toko online, pelanggan juga membeli lebih banyak kategori produk, mulai dari barang elektronik, bahan makanan, pakaian, juga perlengkapan rumah tangga. “Perpindahan perilaku konsumen ini yang harus menjadi perhatian para pelaku usaha di Indonesia,” tambah Novi.

Sementara hasil riset Facebook dan Bain & Company berjudul Riding the Digital Wave sebagai bagian dalam program SYNC Southeast Asia pada 2019 mengungkapkan, ada 3 saluran terbaik berselancar online yang disukai konsumen yaitu media sosial, video berdurasi singkat, dan kegiatan berkirim pesan. Kemudian, e-commerce menjadi saluran online yang dimanfaatkan pelanggan untuk menemukan informasi mengenai produk/jasa tertentu.

Tentu ini menjadi peluang yang sangat baik bagi para pemilik usaha untuk bisa memaksimalkan penjualan dengan “menjemput” pelanggan lewat saluran-saluran yang mereka sukai. Apalagi, rata-rata pelanggan digital kini berbelanja di 5,2 toko online, yang mana meningkat 40% dari 2019.

Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai apa saja pembelajaran terkait bisnis UMKM dari tahun 2020 serta resep dan tren usaha UMKM yang diprediksi akan laris di 2021, Gojek meluncurkan e-book Tetap Melaju Bersama Gojek: Kilas Balik 2020 & Tren Usaha 2021.

Dalam kajian yang dilakukan Gojek tersebut terungkap bahwa usaha rumahan menjadi primadona selama 2020. Usaha kuliner menempati posisi pertama usaha yang paling banyak dijalani masyarakat. Kebanyakan dari mereka menjalani usaha rumahan karena melihat adanya peluang untuk mencari penghasilan tambahan.

“Berdasarkan data-data dan pembelajaran terhadap mitra, prediksi kami untuk kuliner favorit 2021 adalah dessert box, menu berbahan dasar Milo, dan rice bowl. Sementara barang dan jasa yang paling banyak dibeli pelanggan selama 2020 adalah kopi, ayam, laundry, dan buah-buahan,” papar Novi.

Kemudian, terungkap pula bahwa diskon efektif untuk menggaet pelanggan. Berdasarkan data internal Gojek, lebih dari 75% pelanggan yang disurvey mengaku membeli produk lantaran produk yang ditawarkan sangat atraktif atau memiliki value for money. Dengan pemberian promo ini pun nyatanya dapat membuat pelanggan lebih loyal dan ingin kembali membeli dari usaha yang sebelumnya sudah mereka kenal.

Selama masa pandemi, pemilik usaha tak cuma menambah kanal baru untuk mendistribusikan produk yang dijual. Mereka pun mengoptimalisasi kanal komunikasi demi pelayanan pelanggan yang lebih baik, termasuk dengan menggunakan Selly. Selly merupakan keyboard dan dashboard yang membantu pemilik usaha untuk mengelola dan mengatur penjualan online dari aplikasi chat apa pun.

Selama masa PSBB, transaksi mingguan Selly naik 185% dan terus meningkat selama era adaptasi kebiasaan baru. “Pelaku usaha Indonesia sangat tahan banting, sebelum pandemi banyak dari mereka belum fasih terhadap teknologi. Tetapi setelah pandemi, adopsi terhadap teknologi mereka sangat tinggi dimana 42% pemilik usaha meningkatkan pemesanan melalui media sosial selama 2020,” tuturnya.

Pembayaran nontunai pun makin diminati, di mana 4 metode pembayaran nontunai yang paling berkembang di 2020 yakni transfer bank 345%, cicilan tanpa kartu 290%, QRIS 180%, dan Gopay 91%. Melihat tingginya nilai transaksi, serta peningkatan selama 2020, tentu menjadi peluang baik bagi para pemilik usaha untuk menyediakan berbagai metode pembayaran agar pelanggan dapat memiliki opsi yang lebih banyak dan lengkap, sesuai preferensi mereka.

Hasil survei juga mengungkapkan, bahwa perlunya pengelolaan inventaris untuk para pelaku usaha. Inventarisasi diperlukan agar pemilik usaha dapat selalu menyediakan kebutuhan pelanggan dengan berbagai barang atau produk yang mereka inginkan.

Menurut Novi, peran komunitas juga menjadi penting dalam meningkatkan keterampilan berjualan online, termasuk untuk pemasaran. Selain itu, salah satu cara untuk memperluas kanal penjualan adalah dengan mengusung strategi omnichannel. Omnichannel adalah suatu sistem yang memungkinkan pelanggan menggunakan lebih dari satu kanal penjualan demi menghasilkan pengalaman terbaik.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved