Trends Economic Issues

Privy Raih Pendanaan Seri B Senilai Rp 240 Miliar

Privy Raih Pendanaan Seri B Senilai Rp 240 Miliar

Perusahaan rintisan penyedia layanan tanda tangan digital dan identitas digital, Privy memperoleh pendanaan seri B sebesar US$17,5 juta dolar, atau sekitar Rp240 miliar. Pendanaan tersebut dipimpin oleh GGV Capital, dan juga diikuti oleh Endeavour Catalyst, Buana Sejahtera Group, serta sebagian besar investor Privy sebelumnya yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital, dan Gunung Sewu Group.

Jenny Lee, Managing Partner di GGV Capital, VC global yang mendukung IDWall di LatAm dan Authing di China menilai, Privy memiliki modal yang kuat dalam menyediakan layanan identitas digital, dengan tim yang memiliki pengalaman gabungan di bidang hukum, regtech, fintech, dan keamanan siber. Fokus tim pada produk, privasi, dan keamanan ini diharapkan memberikan landasan yang kuat untuk pertumbuhan masa depan perusahaan.

“Kemitraan kami dengan Privy didukung oleh komitmen untuk bekerja sama dengan pendiri lokal yang menunjukkan semangat nyata dalam memecahkan tantangan besar di era ini, salah satunya adalah meningkatkan akses masyarakat luas ke berbagai layanan digital,” ujarnya.

Dengan dukungan dana segar tersebut, Privy berencana memperluas cakupan infrastruktur TI dan keamanannya. Privy memproyeksikan transaksi harian akan meningkat drastis dari 100.000 per hari menjadi 800.000 per hari hanya dalam dua tahun.

Marshall Pribadi, CEO Privy mengatakan, Privy telah dipercaya oleh lebih dari 18,5 juta pengguna individu dan 1.257 perusahaan. Di usianya yang ke-5, jumlah tanda tangan yang telah ditandatangani melalui layanan Privy meningkat pesat menjadi lebih dari 69 juta tanda tangan per Oktober 2021.

“Perkembangan ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan work-from-home yang diterapkan berbagai perusahaan selama masa Covid-19 pandemi. Pada 2021, kami juga mendapatkan pengakuan tertinggi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia sebagai Penyedia Sertifikat Elektronik (PSrE) Berinduk, sehingga meningkatkan kepercayaan dari berbagai perusahaan besar di Indonesia,” ujarnya.

Lanjut dia, sejak 2017, pelanggan enterprise Privy tumbuh 17,5x, pengguna individu tumbuh 30x lipat, dan jumlah dokumen yang ditandatangani tumbuh 58x lipat. Tingkat persetujuan aplikasi kartu kredit juga meningkat sebesar 61,2%, proses registrasi berkurang dari 7 hari menjadi maksimum 4 jam, drop rate pada pembukaan akun saham online turun dari 60% menjadi 5%, serta dengan menghilangkan penggunaan kertas, pengiriman berkas dokumen melalui kurir, dan gudang penyimpanan dokumen.

“Privy telah membantu mengurangi 30 juta kg emisi karbon, menyelamatkan 40.000 pohon, dan 10 juta kwh energi dalam 5 tahun,” terang Marshall. Sementara itu, sebagai bagian dari strategi ekspansi globalnya yang bertepatan dengan ulang tahun ke-5, Privy mengubah nama dari PrivyID menjadi Privy. Tahun ini, Privy juga memperluas bisnis tanda tangan digitalnya ke negara-negara Uni Eropa dengan bermitra dengan Zettabyte, penyedia SaaS pendidikan tinggi.

Asal tahu, Privy memiliki misi untuk bisa mendukung akses masyakarat luas ke ekonomi digital yang sedang berkembang, dengan terus berinovasi pada digital trust sebagai fondasinya. Marshall berkata, “Di Privy, kami tidak ingin hanya menjual produk, kami ingin orang-orang merasa sebagai bagian dari sebuah transformasi untuk bisa mengubah hidup mereka,” tuturnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved