Trends Economic Issues

Program BKSS Mampu Tingkatkan Omzet 200 UMKM Sebesar 89,5 persen

Program BKSS Mampu Tingkatkan Omzet 200 UMKM Sebesar 89,5 persen
Menparekaf Sandiaga Uno

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Parekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan melalui program Beli Kreatif Sumatra Selatan (BKSS) terdapat 200 UMKM berhasil menaikkan omzet usaha hingga 89,5 persen dan melibatkan 459 tenaga kerja.

“Di dalam program ini 200 UMKM kreatif terkurasi dari fesyen, kriya, dan kuliner, bukan hanya berjualan, tapi diberikan pelatihan, pendampingan, dan perluasan pasar selama tiga bulan. Sektor pelaku UMKM dapat menyerap peningkatan omzet rata-rata mencapai 89,5 persen dan melibatkan sebanyak 459 tenaga kerja. Ini adalah program yang sukses, sudah terlaksana, dan sudah terbukti. Tahun depan akan kita buat ungkapnya lebih sukses lagi,” katanya dalam siaran pers, dikutip dalam siaran pers website Menparekraf, (21/11/2022).

Program BKSS merupakan program turunan dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang telah berlangsung selama tiga bulan mulai dari September hingga November 2022.

BKSS menghadirkan sejumlah rangkaian kegiatan seperti peluncuran BKSS, BKSS Fair, pendampingan scale up bisnis dan digital marketing kepada peserta BKSS, sales activity (pop up booth), dan harvesting BKSS.

Sejak diluncurkannya pada 14 September 2022, program BKSS mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat, khususnya pelaku UMKM. Antusiasme tersebut dapat dilihat dari jumlah pendaftar yang mencapai 600 peserta. Dari jumlah tersebut, kemudian dikurasi dan terpilih 200 UMKM yang berasal dari 17 kabupaten/kota di Sumatra Selatan.

Hingga saat ini, Menparekraf Sandiaga mengatakan sudah ada 20 juta UMKM yang on boarding melalui Gernas BBI. Presiden Jokowi menargetkan ada 30 juta pelaku UMKM yang on boarding hingga 2024. “This is the toughest ten million yang berikutnya yang harus kita upayakan by the end of 2024 mereka sudah masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital,” tambahnya.

Oleh karena itu, Menparekraf terhadap dukungan dari semua unsur pentahelix. Baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, media, komunitas, institusi pendidikan, dan dunia usaha agar dapat mensukseskan Gernas BBI dengan membeli produk-produk kreatif anak bangsa. “Sekarang ini saatnya kita tidak lagi bangga akan buatan luar negeri tapi justru bangga terhadap produk-produk dalam negeri,” ujar Sandiaga.

Dalam kesempatan itu, Menparekraf juga mengumumkan lima pemenang UMKM terbaik dan kreatif. Lima champion terpilih berdasarkan beberapa kriteria penilaian seperti kenaikan transaksi terbesar, menggunakan bahan dasar lokal minimal 50 persen, memiliki sertifikasi dasar (PIRT, NIB, HKI), menguasai digital skill, memiliki pembukuan dan manajemen keuangan yang baik, disiplin hadir pelatihan, serta nilai ekstra bagi yang menguasai pasar lokal, nasional, dan global.

Adapun kelima champion BKSS yakni Nadina Salim (kriya) dengan kenaikan omzet 548 persen, Rongkes21 by dapurmami21 (kuliner) dengan kenaikan omzet 253 persen, Kaldin (kriya) dengan kenaikan omzet 147,5 persen, Pempek Tenggiri Hana (kuliner) dengan kenaikan omzet 103 persen, dan M’Ecotik (fesyen) dengan kenaikan omzet 94,6 persen.

“Saya sangat terpukau dari penjualan lima champion yang sudah memiliki kelengkapan perizinan mulai dari NIB, HKI, dan menguasai digital skill. Kami akan berkomitmen mendorong para pelaku usaha parekraf melakukan strategi 3Si, Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi dengan semangat 3G ‘gercep’ gerak cepat, ‘geber’ gerak bersama, dan ‘gaspol’ garap semua potensi terutama online,” ujarnya.

Kemudian, Wakil Gubernur Sumatra Selatan Mawardi Yahya mengatakan,” Kami yakin acara ini dapat memberikan lebih banyak manfaat kepada pelaku UMKM di Sumatra Selatan ini. Insya Allah ke depan dapat membantu kesejahteraan masyarakat Sumatra Selatan.”

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, Bank Indonesia mendukung pengembangan UMKM di seluruh wilayah Indonesia melalui langkah strategis. Di antaranya UMKM perlu terus didorong untuk bisa naik kelas, baik melalui penguatan kelembagaan, perluasan kemitraan, peningkatan kapasitas melalui bantuan teknis pelatihan, serta peningkatan akses pembiayaan. Kemudian, memperkuat pengembangan UMKM melalui inovasi dan sinergi.

“Kita perlu mendorong berbagai inovasi terkait proses penguatan bisnis maupun perluasan akses pasar dan akses keuangan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sementara sinergi merupakan elemen penting dalam menciptakan kolaborasi kebijakan dan program yang lebih efektif dan efisien antara kementerian dan lembaga hingga pemerintah pusat dan daerah,” tuturnya menutup pembicaraan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved