Marketing Trends Economic Issues

Program EFF KemenKopUKM untuk Matchmacking Startup

Program EFF KemenKopUKM untuk Matchmacking Startup
KemenKopUKM, Enterepreneur Financial Fiesta (EFF) 2022

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menginisiasi Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) 2022 Juni 2022 mempertemukan 12 pendiri startup dengan 42 venture capital partners dalam 115 matchmaking.

“Matchmaking yang telah dilaksanakan diharapkan dapat membantu startup untuk membuka akses pendanaan yang dibutuhkan serta relasi bagi para pendiri untuk berbagi pengalaman berbisnis,” ujar Siti Azizah, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi (28/11/2022) .

Acara EFF 2022 bertujuan untuk menjadi alternatif bagi Startup Inovasi Teknologi agar mendapatkan akses pendanaan dan pengembangan bisnis yang terbagi pada sesi Matchmaking bersama venture capital partners dan coaching dengan para ahli.

Ajang ini digelar Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) pada Juni 2022 dan dalam proses pelaksanaannya, EFF 2022 mampu menjaring 1.026 wirausaha. Dari jumlah itu didapatkan 10 Startup Inovasi Teknologi terpilih berdasarkan hasil kurasi oleh para narasumber ahli, mereka juga berkesempatan memaparkan produk pitchnya kepada Venture Capital Partners dalam rangkaian kegiatan Startup Showcase yang dilaksanakan.

Menurut Azizah, Program Matchmaking EFF 2022 menjadi salah satu agenda dalam mendukung pemulihan transformatif sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional. “Salah satunya mendorong pembiayaan UMKM bergeser dari sektor perdagangan ke sektor riil,” ungkapnya.

EFF 2022 diharapkan memberikan peluang besar bagi para startup di tahap Validated Business Model dengan traction yang baik pada early stage untuk mendapatkan jejaring venture capital. Selain itu, para pendiri startup juga mendapatkan pelatihan intensif untuk memperbaiki proposal bisnisnya sebagai upaya dalam menarik investor agar mau memberikan pendanaan.

Pada kesempatan yang sama Tyo Guritno, Pendiri Inspigo menjelaskan program EFF 2022 memberikan banyak insight dan hasil coaching yang diberikan dapat membantu saat proses pitching dibandingkan dengan program lain. “Materi diberikan oleh para ahli dan business analyst yang disesuaikan dengan bagaimana cara venture capital melihat bisnis startup,” ucap Tyo.

Pelatihan yang dilaksanakan terbagi dalam empat sesi yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para founder untuk memetakan business model, mempresentasikan produk saat pitching, hingga membuat analisis Cohort yang dibutuhkan oleh pendiri untuk menjelaskan traction. “Salah satu poin penting dari startup, mereka bisa mengakses venture capital partners,” katanya.

Sedangkan menurut Detha Fajri, Pendiri Bangbeli dalam program Matchmaking EFF 2022 merupakan program yang guideline- nya sangat sesuai dan on the track. “Penjadwalan program tertata dengan baik dibandingkan program lainnya yang pernah saya ikuti,” ucap Detha.

Natasha Gunawan dari Monk’s Hill Ventures turut memaparkan bahwa tim EFF 2022 bekerja dengan sangat baik dan Monk’s Hill Ventures bersedia mengikuti kegiatan EFF selanjutnya. Kurasi yang dilakukan terhadap venture capital partners dilakukan secara masif dan terbuka, terlebih lagi para ahli juga menghubungkan venture capital dengan startup berdasarkan venture capital thesis, sehingga matchmaking yang dilaksanakan sesuai dengan keinginan.

Program EFF berlangsung selama 6 bulan dengan 7 tahapan yang dilakukan oleh 10 Startup terpilih. Penjadwalan yang diberikan tidak hanya terkait pelatihan melainkan juga matchmaking dengan venture capital partners yang difasilitasi oleh tim EFF. Hal tersebut diupayakan sedemikian mungkin mengingat tujuannya adalah membuka akses pendanaan bagi startup pada tahap early stage untuk meningkatkan skala bisnis bagi para pelaku usaha inovasi teknologi.

Diharapkan nantinya, startup mendapatkan akses pendanaan dari venture capital partners yang telah bergabung dalam Program EFF 2022 dan juga dapat bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk meningkatkan pengembangan bisnis UMKM sebagai satu ekosistem.

Kasan menuturkan, upaya pembahasan kepentingan nasional inilah yang menjadi salah satu bentuk upaya pemerintah menyeimbangkan dampak positif dan negatif dari penetapan suatu kebijakan trade remedies. Hal tersebut diharapkan dapat turut mewujudkan pembangunan ekonomi yangberkelanjutan, inklusif, dan menjamin pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebelumnya, Tim PKN yang diketuai Kasan, melakukan survei ke tiga pelaku usaha TPT di Jawa Tengah, PT Sri Rejeki Isman (Sritex), PT Dan Liris, serta PT Prima Sejati Sejahtera (PSS). Ini dilakukan untuk memperluas pemanfaatan kebijakan trade remedieskepada pelaku usaha sebagai salah satu instrumen perdagangan dalam memberikan perlindungan terhadap investasi dan peningkatan daya saing industri dalam negeri. “Kami menyampaikan apresiasi kepada Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), baik API Pusat maupun API Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perindag Provinsi Jawa Tengah, dan seluruh pihak yang telah bekerja sama dalam penyelenggaraan acara ini,”ujar Kasan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved