Management Trends

Proyeksi Pertumbuhan Baja Ringan Taso Capai 30-35%

Proyeksi Pertumbuhan Baja Ringan Taso Capai 30-35%

Merek Taso produk baja ringan dari PT Tatalogam Lestari hadir sebagai kaso dan reng pengganti kuda-kuda kayu atau baja. Inovasi Taso dimulai sejak tahun 2004 untuk sektor perumahan dengan mengedepankan kualitas yang kekuatannya tidak ada pada kayu, bahannya ringan sehingga dapat menghemat biaya konstruksi. Di setiap batang produk Taso tercatat spesifikasi produk dan ketebalan bahan baku dengan jelas. Menurut Vice President PT Tatalogam Lestari, Stephanus Koeswandi, spesifikasi tersebut menunjukkan kepada konsumen, bahwa produk Taso bukan produk abal-abal yang bahannya berbeda dengan spesifikasi yang tercantum.

Taso diklaim manajemennya memiliki banyak keunggulan dibanding rangka baja ringan lainya. Penggunaan bahan Zincalume dengan lapisan sesuai spesifikasi standar internasional dihadirkan untuk memberikan performa baik pada setiap batangnya. “Sebagai pelopor baja ringan di Indonesia, Tatalogam telah memiliki pengalaman yang teruji dalam memperkenalkan produk baja ringan sebagai pengganti kayu. Edukasi juga kita berikan kepada pekerja yang biasa merangkai kayu menjadi pekerja rangka baja ringan,” ungkap Stephanus.

Tatalogam memastikan produk Taso mudah diperoleh dimana saja. Jaringan distribusi di seluruh Indonesia senantiasa tercukupi dengan ketersediaan produk melalui 7 kantor cabang, 177 distributor dan sub-distributor, 16 roofmart, 6 roofmart express, dan 5.000 outlet. Terobosan inovasi Tatalogam ingin mengubah rangka kayu menjadi baja ringan yang ramah lingkungan, tahan karat, anti rayap, ringan dan presisi dalam pemasangannya. “Kami juga membekali tukang dan aplikator baja ringan, agar bisa menjadi educative marketer yang mampu memberikan informasi kepada konsumen dengan baik dan benar,” ujarnya.

Inovasi external process unit juga dilakukan untuk bagian dari proses distribusi. Bukan barang yang tersentralisasi di pabrik, tapi bahan dan mesinnya di bawa ke daerah-daerah tujuan pemasaran. Proses distribusi pengiriman untuk satu kontainer Taso hanya muat 18 ton, maksimalnya pengiriman bisa mencapai 22 ton. “Ini yang memunculkan ide untuk melengkapi gudang-gudang kami di seluruh Indonesia dengan unit mesin, bahan baku dari pabrik pusat di Cikarang dikirim ke masing-masing lokasi. Dengan adanya sistem ini ketersediaan produk bagi pasar cepat dan efisien,” tambahnya.

Inovasi dan layanan juga disediakan melalui aplikasi digital gratis untuk mempermudah konsumen melakukan perhitungan kebutuhan baja ringan. Aplikasi ini bernama SiMantapp yang dirilis bulan Mei 2016. “Aplikasi ini di desain untuk memudahkan konsumen merancang budget mereka sendiri berdasarkan bahan-bahan yang akan digunakan. Konsumen dapat memilih jenis produk, model, warna, menentukan luas bangunan, bentuk atap, kemiringan dan kemudian melakukan pemesanan langsung,” ujarnya. Lewat aplikasi SiMatapp akan muncul estimasi harga sehingga konsumen dapat mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek rumah impiannya.

Menjawab tantangan di era pemasaran digital, secara berkala mengembangkan jaringan konvensional dengan konsep marketplace. Aplikasi SiMantapp yang kini dapat di unduh pada smartphone juga menjadi realisasi Taso di era digita. Untuk toko bangunan ataupun costumer dapat membeli produk Tatalogam dengan mengakses metalman.id. Ancaman merek asing kurang dirasakan oleh Tatalogam, karena struktur rangka atap di Indonesia umumnya menggunakan profil Kanal C, dimana profil kanal C ini jarang dipergunakan diluar Indonesia. “Taso memiliki kualitas yang baik dan teruji untuk ketahanan karat, ketebalan cat dan ketebalannya yang konsisten. Taso juga menyertakan spesifikasi yang jelas pada setiap produknya. Jaringan Tatalogam cukup luas untuk didapatkan dan selalu tercukupi ketersediaan barangnya,” tambah Stephanus.

Peningkatan nilai penjualan Taso setiap tahunnya hampir mencapai sekitar 20-30%. Selama tahun 2016, total produksi Tatalogam mencapai 30 juta batang Taso. Proyeksinya sekitar 30-35% untuk pertumbuhannya. Kini market share Taso mencapai 65% berdasarkan data dari bahan baku. “Peningkatan penjualan senatiasa dilakukan setiap tahun. Saat ini Tatalogam fokus mengembangkan down stream market untuk end-user dan menambah jumlah produk,” ungkapnya. Tatalogam juga secara perlahan menawarkan solusi penggabungan penggunaan baja ringan dengan kolom praktis dan juga produk bangunan lainnya. Solusi ini untuk menciptakan bangunan standar yang instan, disebut Domus, untuk tipe 21 yang dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari dengan 4 pekerja.

Taso menjadi salah satu produk Tatalogam yang dipasarkan secara nasional. Pendistribusiannya telah menyeluruh dari Aceh hingga Papua melalui 5000 lebih jaringan distribusi. Untuk merek Taso tidak ada rencana ekspansi ke pasar global, namun produk Tatalogam lainnya yaitu atap genteng baja telah dipasarkan hingga ke Timur Tengah. “Taso besar harapannya menjadi produk yang digunakan untuk setiap rumah di Indonesia dan dipercaya menjadi merek yang terpercaya karena kualitasnya, ujar Stephanus mengakhiri perbincangan.

Reportase: Jeihan Kahfi Barlian


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved