Management Trends zkumparan

PTPP Lanjutkan Pembangunan Jembatan Holtekamp

Salah satu BUMN konstruksi dan investasi di Indonesia, PT PP (Persero) Tbk tengah mengerjakan proyek pembangunan Jembatan Holtekamp di Jayapura.

Jembatan ini menghubungkan daratan Holtekamp dengan daratan Hamadi, dengan panjang bentang utama jembatan mencapai 433 meter, sementara jembatan bentang pendekat mencapai 900 meter.

Sumber dana mega proyek pembangunan Jembatan Holtekamp berasal dari APBN dan APBD dengan nilai kontrak mencapai Rp 1,27 triliun, dengan konsorsium PP-HK (Hutama Karya)-NK (Nindya Karya) sebagai kontraktor utama.Jembatan ini dikerjakan dengan metode yang pertama kali dilakukan di Indonesia, yaitu metode strand lifting (full span). Metode ini mempertimbangkan faktor risiko kegempaan di lokasi proyek yang tergolong tinggi, sehingga akan sangat riskan bila proses pelaksanaan dikerjakan sepenuhnya di site.

Konsep utama metode ini adalah mengerjakan proses pemasangan secepat mungkin untuk mengurangi risiko gempa yang terjadi. Mengingat faktor risiko tersebut, pekerjaan pengelasan baja bentang utama secara segmental dilakukan di Pasuruan oleh PT Bromo Steel Indonesia, anak usaha dari PT Boma Bisma Indra (Persero). Sedangkan final assembly atau perangkaian seluruh segmen menjadi rangka jembatan utuh dan loadout dilakukan di workshop PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, yang memiliki fasilitas memadai dan dilengkapi pelabuhan.

Dalam acara seremonial pengiriman bentang tengah Holtekamp di Surabaya, Desember 2017 lalu, Presiden Direktur PT PP, Tumiyana, menyatakan bahwa proyek Jembatan Holtekamp merupakan contoh sinergi BUMN, dengan konsorsium PT PP, HK dan NK sebagai kontraktor utama.

Proses pengangkatan dan pemasangan center span pada pembangunan Jembatan Holtekamp sempat terhenti terkait adanya moratorium atau penghentian sementara pekerjaan konstruksi layang (elevated). Proyek jembatan ini direncanakan melakukan pengangkatan dan pemasangan center span seberat 2.000 ton dengan dimensi tinggi 20 meter, lebar 26 meter, dan panjang 112,5 meter pada hari Rabu (21/02/2018), di saat kondisi cuaca dan ombak diperkirakan baik.

Satu hari sejak instruksi tersebut dilayangkan, pekerjaan pemasangan rangka jembatan dilanjutkan hari itu juga. Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto, mengatakan, pemasangan rangka jembatan dilanjutkan karena sudah dievaluasi dan diuji oleh Komisi Keselamatan Konstruksi dan Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan. Hasil evaluasi tersebut menyatakan pemasangan rangka baja jembatan layak untuk terus dilanjutkan.

Arie Setiadi Moerwanto, yang juga menjabat sebagai salah satu Komisaris PT PP (Persero) Tbk menambahkan, jembatan ini menjadi proyek infrastruktur dengan pekerjaan layang pertama yang boleh kembali dilanjutkan setelah adanya instruksi penghentian sementara.

Tepat pada pukul 11.00 WIT setelah mendapat persetujuan, proses pengangkatan dan pemasangan center span dimulai. Proses pengangkatan diperkirakan memakan waktu 6 jam, namun pada pukul 15.30 WIT center span telah berada pada posisinya dan dilakukan adjustment dimensi. Atas prestasi ini, Konsorsium PP-HK-NK dan Dirjen Bina Marga memecahkan dua rekor dunia dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), yaitu ‘Pengangkatan dan Pemasangan Rangka Baja Jembatan dalam Bentuk Utuh Terpanjang dan Pengiriman Rangka Baja Pelengkung Bagian Tengah secara Utuh dengan Jarak Terjauh 3.200 Km’.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved