Management Trends

Qurban Solusi Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi

Nur Effendi Chief Executive Officer (CEO) Rumah Zakat,

Perkembangan kasus pandemi Covid-19 yang terus meningkat di Indonesia, berpotensi terjadi kerawanan dalam ketahanan pangan nasional. Melihat kondisi ini, Rumah Zakat memiliki solusi ketahanan pangan melalui program Superqurban.

Layanan Superqurban yang sudah ada sejak tahun 2008 ini bertujuan untuk mengoptimalisasikan pelaksaanan ibadah qurban dengan mengolah dan mengemas daging qurban menjadi kornet dan rendang. Nur Efendi, CEO Rumah Zakat mengatakan dengan pengemasan daging qurban ini, pemanfaatannya bisa digunakan dalam jangka panjang serta distribusi yang merata hingga ke pelosok. Biasanya daging kemasan tersebut juga digunakan sebagai cadangan pangan yang tahan hingga kurun waktu tiga tahun. Ia menyebutkan setiap tahun jumlah daging qurban mencapai hingga jutaan ton.

“Maka dari jutaan ton itu tidak kita habiskan dalam waktu tiga hari saja, kami mengemasnya kemudian juga dicadangkan untuk ketahanan pangan, misalnya ketika ada bencana, maka kami akan distribusikan daging kemasan ini,” jelasnya kepada SWA Online.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Superqurban 2020 akan diprioriaskan bagi masyarakat yang terdampak Covid-1. Melihat tingginya animo masyarakat Indonesia yang berkurban, Rumah Zakat menyediakan layanan digital untuk pembayaran hewan qurban. Masyarakat juga bisa langsung datang ke kantor Rumah Zakat. “Pelaksanaan qurban kali ini sudah diatur sesuai dengan protokol kesehatan, masyarakat yang datang ke kantor kami cek suhu tubuh, menggunakan hand sanitizer. Selain itu kami juga bisa menjemput dananya ke rumah masyarakat yang ingin melakukan kurban,” tutur Nur Efendi.

Tahun ini, jumlah qurban melalui Rumah Zakat diperkirakan akan tumbuh dua digit dari tahun lalu, pasalnya ia mengungkapkan dengan kondisi pandemic ini, mayarakat Indonesia justru semakin empatic. Sehingga qurban kali ini ditargetkan akan ada 1 juta paket daging kemasan. Setiap kemasan akan berisi 200 gram daging berupa kornet atau rendang. Adapun pendistribusiannya akan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait sehingga penyalurannya akan tepat sasaran dan lebih terstruktur. Dengan demikian ia mengatakan tidak akan ada antrian panjang dalam pengambilan daging qurban tersebut.

“Sehingga qurban yang dititipkan ke Rumah Zakat memiliki manfaat yang positif dan jangka panjang untuk masyarakat yang terdampak Covid-19,” ujarnya.

Oleh karena itu, di tahun 2020 Rumah Zakat merilis untuk bertransformasi mejadi World Digital Pihilantrophy. Ada dua hal yang dikuatkan, yaitu pertama leadership capability dan kedua digital capability. Ia berharap, di usianya yang ke 22 tahun, Rumah Zakat ingin menjadi model lembaga philanthrophy digital dunia yang memberikan manfaat dan dampak yang lebih besar untuk Indonesia dan dunia.

Untuk diketahui, hingga saat ini Rumah Zakat memiliki 1685 desa berdaya, 19 sekolah juara dan 8 klinik. Tak hanya itu, Rumah Zakat juga telah menyalurkan donasi ke 35.5 juta penerima layanan manfaat dan 350 ribu donatur di tahun 2019.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved