Technology Trends Economic Issues

Rekosistem Proyeksikan Nilai Pasar Ekonomi Sirkular Rp 216 Triliun

Rekosistem Proyeksikan Nilai Pasar Ekonomi Sirkular Rp 216 Triliun
Waste point di stasiun MRT, Jakarta. (Foto : Rekosistem)

PT Khazanah Hijau Indonesia (Rekosistem), perusahaan startup teknologi pengelolaan sampah, memproyeksikan nilai pasar ekonomi sirkular di Indonesia senilai US$ 15 miliar atau Rp 216 tiliun (kurs Rp 14.400). Nilai pasar ekonomi sirkular ini memantik Rekosistem berekspansi dengan menambah jangkauan operasional, titik pengelolaan sampah (waste point), memperluas kemitraan segmen business to business (B2B), dan business to customer (B2C)

Untuk menangkap peluang ekonomi sirkular ini, Rekosistem menargetkan volume sampah yang di daur ulang pada 2022 ini naik 10 kali lipat atau 10 ribu ton dari 1.000 ton di tahun 2021. Sampah yang di daur ulang itu antara lain kardus dan plastik. “Untuk target kemitraan B2B di tahun 2022, kami berencana menambah 100 perusahaan yang bermitra dengan Rekosistem. Tahun lalu jumlahnya 25 perusahaan, sedangkan target penambahan waste point naik 3 kali lipat dari 25 di tahun lalu,” ujar Ernest Layman, CEO dan Co–founder Rekosistem pada jumpa pers virtual di Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Pada segmen B2C, layanan Rekosistem menjangkau kawasan perumahan, diantaranya Serpong, Bintaro, Jakarta Selatan, dan Citraland di Surabaya, Jawa Timur. Sebagai startup yang bergerak di bidang cleantech, Rekosistem dimulai dari kekhawatiran akan masalah pengelolaan sampah di Indonesia. Sampah adalah produk dari hasil konsumsi, sehingga tidak akan bisa dieliminasi dari proses kehidupan masyarakat dan akan bertumbuh sesuai dengan kemampuan daya beli (konsumsi) serta jumlah populasi. Tantangannya adalah membuat pola konsumsi lebih bertanggung jawab dan memastikan setiap sampah yang dihasilkan dapat dikelola dengan baik. Berangkat dari hal tersebut,

Ernest dan Joshua Valentino pada 2019 mendirikan Rekosistem untuk membantu publik menerapkan pola hidup ramah lingkungan dan akses daur ulang sampah di Indonesia. Nama Rekosistem berasal dari dua kata, yang pertama, re,mengacu pada aktivitas yang mendukung keberlanjutan (sustainability) seperti reuse, reduce, recycle,renewable, serta segala prinsip keberlanjutan lainnya yang diimplementasikan pada produk kami. “Yang kedua, ekosistem, sebagai tujuan dari solusi kami untuk mendorong perubahan pola hidup menjadi ramah lingkungan dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik,” kata Ernest.

Beroperasi untuk layanan B2B sekaligus B2C, Rekosistem menawarkan jasa jemput dan setor sampah sesuai kebutuhan. Cara kerja Rekosistem berpusat pada aplikasinya, baik dalam aplikasi web (web app) untuk pengambilan sampah secara berkala dari area pemukiman dan tempat komersial maupun aplikasi seluler (mobile app) untuk pengguna individu yang menyetorkan sampah secara mandiri ke station Rekosistem yang tersedia. Rekosistem memperkenalkan sistem reward point yang diberlakukan untuk per kilogram sampah yang disetorkan. Sampah-sampah dari berbagai titik pengangkutan dan pengumpulan Rekosistem akan dikirim ke Rekosistem Waste Hub (Material Recovery Facility) untuk dipilah menjadi lebih dari 50 kategori. Setiap pilahan sampah akan didistribusikan ke mitra daur ulang Rekosistem untuk diolah lebih lanjut sesuai dengan jenis masing-masing.

Ernest, yang sebelumnya berkarier sebagai profesional di perusahaan multinasional yang beralih profesi menjadi wirusahawan sosial (social entrepreneur) ini, mengungkapkan Rekosistem hanya berfokus pada meningkatkan penyerapan sampah daur ulang di Indonesia, namun juga senantiasa memperkenalkan tren pola hidup ramah lingkungan kepada masyarakat.

Layanan Jemput Sampah

Produk utama yang ditawarkan Rekosistem meliputi Jemput Sampah (Repickup Service) dan Setor Sampah ke Waste Station (Redrop Service). Repickup service mencakup layanan pengambilan dan penjemputan sampah untuk rumah tangga atau perumahan, bisnis, perkantoran, sekolah, sarana umum, sarana olahraga, dan tempat komersial. Sedangkan Setor Sampah ke Waste Station adalah inovasi asli Rekosistem yang diluncurkan sebagai bentuk standar baru fasilitas pengumpulan sampah daur ulang. Rekosistem Waste Station dengan dimensi yang cukup besar dapat menampung sampah daur ulang dalam jumlah banyak danmendorong masyarakat untuk memulai kebiasaan daur ulang sampah dengan memberikan reward point.

Setelah meluncurkan aplikasi Rekosistem yang membantu pengguna dalam daur ulang sampah, pendataan jumlah sampah, dan mendapatkan reward point. Rekosistem juga telah melayani daur ulang sampah di lebih dari 11.000 rumah tangga dan lebih dari 50 tempat publik dan komersial di Indonesia. Pencapaian tersebut menjadi bukti komitmen Rekosistem dalam mewujudkan interaksi pengelolaan sampah yang ideal dan bertanggung jawab sebagaimana seharusnya terjadi.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved