Trends zkumparan

Restrukturisasi Perhutani Membuahkan Peningkatan Laba Bersih 49%

Restrukturisasi Perhutani Membuahkan Peningkatan Laba Bersih 49%
Denaldy M. Mauna, Direktur Utama Perum Perhutani

Restrukturisasi dan transformasi bisnis yang dilakukan Perhutani Group sejak akhir 2016 membuahkan pertumbuhan double digit. Hal ini ditunjukan dari hasil Laporan Audit 2018 yang telah diserahkan kepada Kementrian Badan Usaha Milik Negara dengan bertumbuhnya pendapatan sebesar 21% menjadi Rp 4,4 triliun dan peningkatan laba bersih sebesar 49% menjadi Rp 654 miliar.

Denaldy M. Mauna, Direktur Utama Perum Perhutani, menyampaikan, peningkatan kinerja perusahaan tersebut dilandasi oleh transformasi bisnis yang fokus pada empat aspek yakni keuangan, operasi, organisasi dan budaya.

”Restrukturisasi perusahaan dilakukan melalui tahapan-tahapan dari Situation Analysis, Change Management, Emergency Actions, Business Restructuring ke eksekusi rencana kerja menuju Normal to Growth. Peningkatan kinerja tahun 2018 sejalan dengan tata waktu tahapan restrukturisasi yang ditetapkan pada akhir tahun 2016,” ujarnya.

Denaldy menyatakan, perusahaan senantiasa berpegang kepada tiga aspek pengelolaan hutan lestari, yaitu profit, planet, dan people (3P) yang harus dapat terus membaik dan tumbuh. Selain aspek profit tersebut di atas, untuk aspek planet telah terjadi pertumbuhan penanaman sebesar 151% dengan jumlah 44.823 ha. Sedangkan dari aspek people ,yaitu pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dalam bentuk program kemitraan dan mitra lingkungan (PKBL), bagi hasil usaha, dan pemberian pekerjaan dalam kegiatan operasional perusahaan, terjadi peningkatan 165% menjadi Rp 824 miliar di tahun 2018.

Dalam mewujudkan visi perusahaan menjadi pengelola hutan terkemuka di dunia dan bermanfaat bagi masyarakat, mengawali tahun 2019 Perhutani mengusung tema Perhutani 4.0+: Governance Through Connectivity.

“Tema ini diusung sebagai upaya dalam mengintegrasikan semua aspek baik hulu-hilir maupun internal-eksternal berbasis teknologi informasi terkini dalam menunjang penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Dalam perbaikan governance Perhutani melakukan kerjasama dengan berbagai instansi termasuk Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, dan KPK,” terangnya.

Selain itu, masih dari unsur 3P, untuk menangkap peluang bisnis industri kayu energi seiring meningkatnya permintaan pasar global (profit), Perhutani tahun ini juga mulai melakukan ekstensifikasi pengembangan tanaman biomasa sampai ke industri hilir (wood pellet) dengan total penanaman 120 ribu ha dalam waktu 5 tahun.

“Upaya ekstensifikasi ini sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam mitigasi perubahan iklim dengan mendorong pengurangan emisi C02 yang tahun lalu secara global mencapai titik tertinggi (International Energy Agency),” ujarnya.

Ia menjelaskan, transformasi pengembangan portfolio sumber daya hutan tersebut ditetapkan berdasarkan pilot project pengembangan biomasa sejak tahun 2013 yang hasilnya sesuai harapan. “Pola tanam yang diterapkan adalah Perhutanan Sosial Agroforestri dengan tanaman pertanian sehingga akses kepada masyarakat hutan semakin luas dan kesejahteraannya semakin meningkat. Ini aspek people-nya,” jelas Denaldy.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved