Trends

Rezeki dari Sentimen Negatif Wabah Corona

Budiman Goh, Chief Operating Officer Grup Enesis

Situasi panic buying akibat wabah virus corona membawa berkah bagi sebagian merek-merek di Tanah Air. Kekhawatiran masyarakat akan bahaya Covid-19 mendorong mereka membeli barang-barang yang dibutuhkan, seperti hand sanitizer, cairan pembersih, dan alat pelindung kesehatan. “Akibatnya, salah satu produk kami sudah mulai banyak permintaan sejak Januari lalu,” ujar Budiman Goh, Chief Operating Officer Grup Enesis yang memproduksi pembersih tangan Antis.

Menurut Budiman, kejadian ini memang di luar dugaan. Pasokan ekonomi tidak bisa memakai teori dagang lagi. “Hampir semua produsen punya keterbatasan kapasitas sehingga berlaku hukum ‘berapa pun yang kamu punya, ya diambil’. Demand dan supply nya juga tidak seimbang,” katanya. Jadi, kalau sekarang ada barangnya, berapa pun pasti habis.

Masalahnya, setiap produsen punya batas kapasitas produksi yang tidak mungkin dinaikkan seenaknya. Meskipun ada permintaan 100 kali, apalagi 1.000 kali, tetap tidak bisa. “Proses produksi tidak seperti kita menggoreng pisang,” kata Budiman. Ia menunjuk bahan-bahan yang digunakan untuk membuat hand sanitizer, ada yang punya sensitivitas tinggi, ada daya disinfektannya, daya untuk menghilangkan kuman, dsb. “Jadi, secara proses pun tidak bisa dilakukan dengan simpel,” ujarnya.

Nah, Budiman terus terang khawatir jika saat ini ada produsen yang mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan membuat hand sanitizer sekenanya. “Soalnya, masyarakat yang tidak aware akan sangat dirugikan,” demikian alasannya.

Bagi Grup Enesis, kondisi saat ini tidak lagi bicara berapa kenaikan omset, atau berapa kenaikan volume. “Kami tengah mengusahakan bagaimana secepatnya membantu masyarakat memenuhi semaksimal mungkin permintaan,” ungkap Budiman. Ia berusaha menghadirkan Antis sehingga lebih mudah lagi diperoleh masyarakat. “Kami kerja all out dengan kapasitas produksi yang naik bertahap sampai empat kali lipat dari kapasitas awal,” katanya menjelaskan.

Guna menghindari permainan harga, Budiman menegaskan bahwa tidak ada kenaikan harga 1% pun. “Kami tidak ingin memanfaatkan kesempatan meskipun permintaan sedang banyak. Harga resmi dari pabrik tetap, tidak berubah dari harga sebelumnya,” katanya tegas.

Bahkan, untuk aktivitas CSR sekalipun, Enesis tidak berniat menghentikan. Misalnya, Antis tetap tersedia gratis di bandara ataupun kementerian. “Kami juga mengirimkan Antis ke Hong Kong untuk TKW dan TKI kita di sana,” ungkapnya.

Meski demikian, Budiman mengakui tidak bisa mengontrol distributor yang nakal dengan menaikkan harga seenaknya. “Jika kami tahu, kami akan memberikan peringatan kepada distributor. Kalau ada pihak yang menjual Antis dengan harga yang tidak wajar, silakan lapor kepada kami,” demikian imbauan Budiman. “Termasuk toko-toko online yang menjual Antis dengan harga yang tidak wajar, silakan lapor kepada kami,” lanjutnya. Ini dilakukannya demi kenyaman pelanggan.

Mulyarasti Soehoed, Senior Brand Manager Lifebuoy PT Unilever Indonesia Tbk.

Merek hand sanitizer lain yang juga diburu konsumen adalah Nuvo dari Grup Wings. Merry Christanti, Manajer Merek Nuvo, mengaku pihaknya termasuk yang mendapat rezeki nomplok dari meningkatnya wabah virus corona di Indonesia. “Tidak hanya hand sanitizer, tapi hand wash juga mengalami kenaikan permintaan cukup signifikan,” ujar Merry.

Dikatakannya, sejauh ini Grup Wings belum melakukan kampanye khusus terkait produknya. Namun, secara berkelanjutan perusahaan toilteries ini tidak pernah bosan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satunya, edukasi mencuci tangan sebagai tindakan preventif penyebaran virus melalui beberapa kanal, baik televisi, kanal digital Wings dan Nuvo Family, maupun aktivitas sosial yang dilakukan oleh tim komunikasi.

“Selain itu, kami juga menyediakan hand sanitizer dan sabun cuci tangan di berbagai tempat umum, bekerjasama dengan mal, restoran, supermarket, dan beberapa tempat umum lainnya,” cerita Merry

Lalu, bagaimana Nuvo menyikapi lonjakan permintaan? Menurut Merry, tanpa mengubah harga, pihaknya berusaha semaksimal mungkin dapat mengelola dengan baik lonjakan permintaan pasar yang cukup tinggi hingga saat ini. “Sekiranya pun ada beberapa kendala kecil, kami tetap berusaha menyediakan produk kami demi kebutuhan seluruh masyarakat di Indonesia,” demikian tekadnya.

Sama seperti Budiman, Merry berpendapat, situasi sekarang bukan saat tepat untuk mencari keuntungan. Momentum saat ini lebih tepat difokuskan untuk meningkatkan kesadaraan masyarakat agar tahu, mau, dan mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Misalnya, selalu rajin mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan sesudah makan atau setelah menggunakan toilet, melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin, mengonsumsi buah dan sayuran, serta beristirahat yang cukup.

“Selain itu, untuk saat ini ada baiknya kita dapat mengurangi aktivitas di luar sekiranya tidak terlalu diperlukan. Dan apabila Anda sedang bepergian atau beraktivitas di luar rumah, selalu gunakan hand sanitizer setelah melakukan kontak dengan apa pun,” kata Merry promosi.

Sementara itu, Mulyarasti Soehoed, Senior Brand Manager Lifebuoy PT Unilever Indonesia Tbk., pun mengungkapkan adanya kenaikan permintaan yang cukup signifikan dari pasar terkait wabah Covid19. “Permintaan konsumen akan produk Lifebuoy hand sanitizer memang meningkat, namun mohon maaf kami tidak dapat menyebutkan presentase kenaikannya,” ia menuturkan, seraya menambahkan, produk tersebut diluncurkan sejak tahun 2019.

Untuk mengelola lonjakan permintaan, Mulyarasti menjelaskan, Unilever akan terus memaksimalkan kapasitas produksinya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. “Membantu melindungi kesehatan keluarga Indonesia selalu menjadi prioritas kami yang utama , terlebih di tengah pandemi seperti sekarang ,” ia menuturkan. Sementara, untuk pasokan bahan baku Lifeboy sanitizer, menurutnya, sejauh ini Unilever belum menemui kendala yang berarti.

Mulyarasti pun menegaskan, di tengah permintaan yang begitu tinggi, Unilever tidak memiliki rencana untuk menaikkan harga poduk sanitizer Lifeboy.”Kami juga konsisten dalam merekomendasikan harga jual kepada konsumen kepada mitra distributor maupun ritel kami, namun kebijakan harga tersebut pada akhirnya memang tergantung pada masing-masing pihak,” ujarnya.

Unilever, menurutnya, tidak melihat pandemi Covid-19 sebagai momentum bagi pertumbuhan bisnis produk Lifeboy, melainkan momentum untuk semakin menyebarluaskan edukasi mengenai pentingnya cuci tangan dengan air mengalir dan sabun di waktu-waktu yang tepat. Dan, hal itu sudah dilakukan secara konsisten oleh Lifebuoy di Indonesia sejak tahun 2004 . Juga, sekaligus penggunaan hand sanitizer ketika kita tidak memiliki akses untuk mencuci tangan “Kedua cara ini sesuai dengan rekomendasi dari WHO untuk pencegahan penyebaran penyakit, apapun jenisnya,” ungkap Mulyarasti lagi.

Selain Antis, Nuvo dan Lifeboy sanitazier, produk lain yang diburu masyarakat adalah Bayclin. Produk pemutih ini disebut-sebut sebagai salah satu bahan yang bisa mencegah penularan virus corona. Cairan yang mengandung sodium hipoklorit (natrium hipoklorit) dengan konsentrasi 5,25% ini dapat dijadikan salah bahan dasar untuk membuat disinfektan. Zat kimia ini dianggap mampu menangkal virus corona.

Karena popularitasnya, kini produk cairan pemutih pakaian tersebut mulai langka dicari, sama seperti masker dan hand sanitizer. Yang menarik, walaupun banyak diburu, harga Bayclin terpantau normal. Untuk Bayclin ukuran 500 ml, dijual Rp 8.500-10.000, sedangkan ukuran 1 liter Rp 16.500-18.000

Baik Budiman maupun Merry berharap, fenomena ramai-ramai memburu produknya gara-gara corona menjadi kesempatan baik untuk menggencarkan kampanye dan edukasi. “Inilah saat tepat bagi kami menggempur habis-habisan melalui media sosial untuk mengedukasi masyarakat,” ujar Budiman.

Dan yang terpenting baginya, bukan seberapa besar lonjakan omset di industri ini gara-gara corona. Yang lebih penting adalah bagaimana memacu awareness masyarakat bahwa kesehatan pibadi dan lingkungan itu penting.

Begitu juga bagi Merry. Ia pun berharap, masyarakat semakin menyadari pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat untuk kebaikan diri sendiri dan lingkungannya. (Reportase: Arie Liliyah, Herning Banirestu dan Vina Anggita)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved