Trends

Rilis Data Terbaru, BPS Sebut 3 Komoditas Pemicu Inflasi

Oleh Editor

Badan Pusat Statistik atau BPS yakin inflasi tahun ini sesuai dengan target pemerintah. Pada bulan November 2019, angka inflasi tercatat 0,14 persen. Sedangkan secara tahunan (yoy) angka inflasi mencapai 3 persen sedangkan inflasi tahun kalender (sepanjang Januari-November) 2019 mencapai 2,37 persen.

“Dengan melihat angka inflasi ini target inflasi tahun 2019 kami perkirakan bisa tercapai,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto saat mengelar konferensi pers di kantornya, Senin 2 Desember 2019. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menargetkan inflasi 2019 bakal sesuai dengan target yakni 3,5 persen dengan plus minus 1 persen.

Suhariyanto menjelaskan, angka inflasi sepanjang November tersebut sama dengan tren pada dua tahun sebelumnya. Biasanya angka inflasi November akan naik karena permintaan masyarakat meningkat. Bulan depan, angka inflasi diperkirakan naik naik lagi karena adanya perayaan hari Natal dan tahun baru.

Sementara itu, jika dilihat dari sisi komponenen inflasi sepanjang November dikarenakan adanya kenaikan volatile food atau harga barang bergejolak. Andil kelompok bahan makanan sumbang 0,07 persen terhadap inflasi November.

“Penyebab utama kenaikan inflasi karena terdorong harga bawang merah, tomat sayur dan daging ayam ras,” kata Suhariyanto.

Secara bulanan, inflasi November ini naik dibandingkan Oktober yang mencapai 0,02 persen. Namun secara tahunan inflasi November lebih rendah dibandingkan Oktober yang mencapai 3,13 persen. Inflasi bulan Oktober, utamanya karena kenaikan harga pada kelompok makanan jadi seperti nasi dan lauk pauk, serta rokok.

Suhariyanto melanjutkan, angka inflasi ini dihambat oleh sejumlah komoditas yang justru mengalami deflasi. Diantaranya turunnya harga harga cabai merah, ikan segar, cabai rawit dan tarif angkutan udara.

Munurut dia, dari komponen penyumbang kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen. Deflasi di komponen ini terjadi di angkutan udara karena bulan November bukanlah puncak (peak season), sehingga turun di sebanyak 32 kota yang disurvei BPS.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved