Management Trends

Royke Tumilaar Jadi Dirut Mandiri, Berikut Rencana Prioritasnya

RUPSLB Bank Mandiri

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri menyepakati pengangkatan jajaran Direksi dan komisaris baru. Jabatan Direktur Utama yang ditinggalkan oleh Kartika Wirjoatmodjo karena diangkat menjadi Wakil Menteri BUMN, kini ditempati oleh Royke Tumilaar.

Royke sebelumnya adalah Direktur Corporate Banking Bank Mandiri. Selain itu juga disepakati pengangkatan seorang bankir muda yang merupakan talenta internal yakni Silvano Rumantir sebagai Direktur Keuangan dan Strategi.

Dengan demikian susunan direksi perseroan menjadi sebagai berikut: Direktur Utama Royke Tumilaar; Wakil Direktur Utama Sulaiman Arif Arianto; Direktur Consumer & Retail Transaction Hery Gunardi; Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin; Direktur Information Technology Rico Usthavia Frans; Direktur Treasury, International Banking & SAM Darmawan Junaidi; Direktur Corporate Banking Alexandra Askandar; Direktur Kepatuhan dan SDM Agus Dwi Handaya; Direktur Hubungan Kelembagaan Donsuwan Simatupang; Direktur Commercial Banking Riduan, Direktur Keuangan dan Strategi Silvano Winston Rumantir; Direktur Operasional Panji Irawan.

Pemegang saham pun sepakat mengangkat Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sebagai Komisaris Utama. Kartika akan memastikan seluruh corporate plan yang sudah dirancang dapat terealisasi, selain itu ia akan memastikan rencana ekspansi regional berjalan dengan baik dan restrukturisasi kredit-kredit besar di BUMN. Selain itu pemegang saham mengangkat Chairman Mandiri Institute yang juga manta Menteri Keuangan, Muhammad Chatib Basri sebagai Wakil Komisari Utama.

Royke dalam keterangannya mengatakan akan fokus menguatkan pada 3 hal. Pertama, menguatkan kolaborasi wholesale dengan retail. Kedua, melanjutkan penguatan pada digital banking. Ketiga, melihat pertumbuhan di commercial banking dan SME.

“Saya tidak banyak mengubah strategi dari tim Pak Kartika. Bank Mandiri kinerjanya baik, secara bottom line juga baik. Mungkin ada beberapa penguatan di kolaborasi wholesale dan ritel. Juga Digital banking, karena ini merupakan kebutuhan dan bagian dari market,” ujar Royke.

Sebagai informasi, hingga Triwulan III 2019, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan rata-rata kredit konsolidasi mencapai 11,5% (yoy) atau mencapai Rp 806,8 triliun pada September 2019. Pertumbuhan kredit tersebut dibarengi dengan perbaikan kualitas, rasio NPL gross turun 48 bps menjadi 2,53% dibandingkan September tahun lalu. Mmebuat Bank Mandiri dapat menurunkan biaya CKPN sebesar 6,27%. Sementara itu Laba sebesar Rp 20,3 triliun, naik 11,9% dibandingkan pencapaian pada periode yang sama di tahun lalu.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved