Trends

RS Kasih Ibu Bali Adopsi Teknologi Smart Hospital Philips

(ki-ka): Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Daerah Bali Gede Wiryana Patra Jaya, Presiden Direktur Kasih Ibu Hospital Group Krishnawenda Duarsa dan Presiden Direktur Philips Indonesia Pim Preesman

Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar di Bali tercatat sebagai rumah sakit pertama di Indonesia yang menerapkan sistem teknologi Intellispace Critical Care and Anesthesia (ICCA) dan Interllivue Guardian Software (IGS) produksi Philips.

Kedua sistem tersebut merupakan solusi perawatan terkoneksi (connected care) Philips yang bertujuan untuk memastikan kelancaran perawatan dan alur Informasi yang lebih tepat waktu antara pasien dan tenaga profesional kesehatan sebagai pihak yang menyediakan perawatan dan berfungsi memberikan data medis pasien secara real time dalam format digital sehingga dapat memastikan kelancaran perawatan serta alur informasi yan lebih tepat waktu antara pasien dan tenaga medis. Sistem ini memungkinkan data pasien terekam mulai dari ambulance hingga masuk ruang ICU serta perawatan secara presisi.

”Kami memadukan sistem pemantauan pasien dengan teknologi terhubung untuk memberikan konsistensi dalam perawatan pasien. Transisi pasien yang mulus akan memberikan hasil baik,” ungkap Pim Preesman,Presiden Direktur Philips Indonesia di Jimbaran, Rabu (30/10/2019).

Philips, dalam dua sistem tersebut, menyematkan teknologi patient deteriorition solution atau semacam early warning scoring system, yakni sebuah perangkat terintegrasi dengan sensor pengenal pasien, serta dilengkapi perangkat lunak dan layanan profesional. Sistem ini bisa dihubungkan dengan rekam medis elektronik untuk membantu rumah sakit meningkatkan efisiensi organisasi dan investasi infrastruktur, sehingga memungkinkan perawat lebih cepat mengidentifikasi dan memberikan respon proaktif khususnya bagi pasien yang kondisinya memburuk.

“Hal ini dapat mengurangi risiko tidak terdeteksinya tanda-tanda penurunan kondisi pasien. Sistem IGS juga dapat membantu dokter memprediksi penurunan kondisi fisik pasien dan memungkinkan intervensi medis tepat waktu,” tambah Preesman lagi.

Kedua solusi yang diterapkan bersama ini menurut Pressman akan menjadi tulang punggung digital bagi Rumah Sakit Kasih Ibu dan membantunya meningkatkan hasil akhir dan pengalaman pasien dengan biaya lebih rendah dan kepuasan tenaga profesional kesehatan.

Digitalisasi bisa memangkas dana dan sekaligus meningkatkan pelayanan. Digitalisasi adalah kunci,”ujar Preesman, seraya berharap sistem ini bisa diadopsi oleh rumah sakit lain di Indonesia.

Presiden Direktur Kasih Ibu Hospital Group, Krishnawenda Duarsa mengungkapkan Rumah Sakit Kasih Ibu, bercita-cita untuk menjadi rumah sakit pintar (smart hospital), ” Kini kami menjadi paling depan dalam pemanfaatan inovasi teknologi kesehatan, terutama dalam digitalisasi perawatan pasien untuk memenuhi harapan – baik pasien domestik mau pun asing.”

Sejak 2015, RS Kasih Ibu sudah mulai menerapkan sistem digitalisasi walau hingga akhir 2018, penerapan digitalisasi baru mencapai 70% karena menemui kendala di unit ICU yang sistemnya beda.Dengan mengadopsi dua sistem teknologi Philips sejak Agustus lalu,sudah memberikan dampak positif bagi efisiensi dan efektivitas perusahaan.

“Kami percaya bahwa investasi pada solusi kesehatan ini akan meningkatkan kualitas jasa dan perawatan pasien, memungkinkan tim medis kami untuk lebih fokus menyediakan perawatan yang benar pada saat yang tepat, demi mendorong peningkatan hasil perawatan pasien yang lebih baik dan operasional rumah sakit yang lebih efisien”.

Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Daerah Bali, Gede Wiryana Patra Jaya menyambut baik pengadopsian oleh RS Kasih Ibu ini yang akan meningkatkan kualitas pelayanan medis di Bali. Secara kualitas, beberapa rumah sakit di Bali sudah sangat maju, bahkan telah diakui kemampuan medisnya oleh pasien dari China dan Australia.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved