Technology Trends

RS PON Gunakan Fujifilm PACS Synapse Tangani Pasien Stroke

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional atau RS PON pasti sudah tidak asing lagi bagi masyakarat Indonesia. Dikenal sebagai salah satu rumah sakit rujukan yang menangani pasien stroke di Indonesia, RS PON atau yang bernama lengkap Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta merupakan rumah sakit tipe A atau rumah sakit pusat dan rujukan tertinggi dengan spesialisasi neurologi, saraf otak dan termasuk stroke, tulang belakang serta saraf tepi.

Sebagai rumah sakit yang banyak menangani pasien stroke, RS PON ditantang untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Mengapa? Untuk menangani pasien yang baru terserang stroke, dokter dan tenaga kesehatan lainnya hanya memiliki sedikit waktu yang sering disebut golden time untuk membantu pasien tersebut terhindar dari risiko cacat maupun kematian.

Untuk memberikan pelayanan prima tersebut, RS PON memilih menggunakan teknologi digital dari awal berdiri seperti alat digital radiography dan tahun 2014, RS PON memiliki alat CT Scan (Computed Tomography scan) dengan PACS (Picture Archiving and Communication System) Basic. Hasil gambar dari alat hanya dapat dilihat di instalasi radiologi di rumah sakit.

Sedangkan apabila dokter maupun petugas kesehatan berada di luar rumah sakit, radiografer akan mengirimkan hasilnya melalui email dengan terlebih dahulu melakukan konversi gambar ke format jpeg. Terdapat alur yag cukup panjang untuk mengetahui hasil CT Scan seseorang seperti setelah dibaca oleh dokter radiolog maka radiografer perlu menyalin hasilnya ke menjadi rekam medis elektronik dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

Padahal sesuai standar yang ditetapkan, rumah sakit hanya memiliki waktu maksimal satu jam untuk melakukan layanan tersebut sehingga jika pasien yang mengalami stroke datang untuk pemeriksaan CT Scan maka pasien tersebut seharusnya dapat melihat hasilnya dalam waktu maksimal 20 menit. Pelayanan yang responsif inilah yang menjadi sasaran mutu di instalasi radiologi di RS PON.

Di awal tahun 2020, RS PON menggunakan Fujifilm PACS Synapse. PACS (Picture Archiving & Communication System) Synapse merupakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dari Fujifilm yang sedang tren dalam bidang radiologi dan berfungsi sebagai penyimpanan image pasien (archiving), viewer image pasien, 3D Post Processing Image, dan teleradiologi untuk menunjang klinik radiologi dalam melakuan diagnosis dengan alur kerja yang efektif, efisien dan tidak repetitif. PACS menjadikan pekerjaan manual yang repetitif menjadi digital serta memberikan kemudahan akses melalui mobile device dan dapat diakses para dokter dan tenaga kesehatan di mana pun termasuk ketika pasien ingin melakukan second opinion.

Hasilnya, pemeriksaan di instalasi radiologi khusus penyakit stroke kini berhasil maksimal 20 menit. Kabar baik ini telah di presentasikan dalam pertemuan ilmiah Radiological Technologist Conference Chiangmai – Thailand dengan judul Role of PACS in Order to Maximize Stroke Disease Service at National Brain Center Hospital (RS PON) berdasarkan pengalaman pemakaian PACS Synapse. Perubahan paling signifikan yang dirasakan kini adalah semakin singkatnya alur pemeriksaan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

RS PON dalam beberapa bulan ini sudah mencoba Fujifilm AI Chest yang dapat membantu dokter radiolog dalam menegakkan diagnosis karena dapat menunjukkan kelainan yang ada di tubuh pasien.

“Dengan adanya AI, dokter – dokter di Indonesia seperti memiliki tambahan rekan kerja baru yang dapat membantu dan mendukung rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada para pasien karena dari pengalamannya ketika harus berjibaku dalam waktu cukup lama dalam mendiagnosis dan merawat pasien akibat tidak adanya alat yang dapat mempersingkat proses kerja membantu menegakan diagnosis pasien stroke kala itu,” jelas dr. Melita, Sp.Rad , Kepala Instalasi Radiologi RS PON.

Menurutnya, inovasi dalam Synapse (PACS) mendukung dokter dan tenaga kesehatan meningkatkan efektivitas dan produktivitas alur kerja sehingga pasien dapat segera ditangani dengan waktu tunggu minimum serta improvement dan akurasi dalam mendiagnosis. Akurasi tersebut menjadi faktor yang penting untuk membantu meningkatkan persentase kesembuhan pasien.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved