Management Trends zkumparan

Saat New Normal Perlu Pengembangan Produk Baru di Bisnis Waralaba

Saat ini pemerintah tengah menyiapkan protokol aktivitas masyarakat dalam menjalani new normal atau kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19 yang akan diterapkan usai Pembatasan Sosial Berskala Besar berakhir. Pameran International Franchise, License, and Business Concept Expo & Conference (IFRA) juga bersiap diri menghadapi kenormalan baru pada saat penyelenggaraan pameran mendatang.

Menghadapi kenormalan baru, para pelaku usaha masih optimistis bahwa ekonomi Indonesia akan membaik, apalagi di industri lisensi dan waralaba yang masih terbuka peluang usahanya. Adanya kenormalan baru membuat pelaku usaha perlu untuk mengubah model bisnisnya disesuaikan dengan kondisi saat ini.

Anang Sukandar, Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), menuturkan bahwa masih ada pergerakan ekonomi dalam bisnis waralaba dan perlu adanya pengembangan produk atau bisnis baru untuk bertahan di situasi saat ini. “Para pelaku bisnis yang sedang mengalami hambatan perlu melakukan new business atau new product development. Perlu untuk mempelajari product development agar bisa beradaptasi di segala situasi,” ujarnya. Model bisnis waralaba mempunyai keunggulan dan keunikan tersendiri yang dapat bertahan dan berkelanjutan (sustainability) dalam menghadapi kenormalan baru. “Dalam menghadapi new normal, pelaku bisnis perlu menyesuaikan dengan situasi karena adanya perubahan consumer behavior. Misalnya menyesuaikan dari sisi promosi atau operasionalnya,” kata Anang.

Pengembangan produk baru ini juga dijelaskan oleh Pietra Sarosa dari Sarosa Consulting, di sela webinar IFRA hari kedua (22/5) lalu, bahwa setelah pandemi adanya perubahan tren perilaku konsumen sehingga para pelaku bisnis perlu beradaptasi dan melakukan perubahan model bisnis. Pietra juga membagikan kiat bertahan setelah pandemi antara lain melakukan efisiensi, mengubah dan/atau menyesuaikan model bisnis, menambah produk baru, dan memperkuat positioning. Melihat peluang dalam setiap situasi dan menyesuaikannya dengan bisnis dapat membuat bisnis mampu bertahan bahkan meningkat.

“Saya meyakini bahwa dalam setiap krisis selalu ada opportunity (kesempatan atau peluang). Jadi sebagai pelaku usaha, kita harus tetap semangat dan tetap berusaha bertahan. Kita harus bisa bangkit dari kesulitan akibat wabah pandemi Covid-19 ini dan kita juga harus jeli melihat peluang yang ada yang masih atau mungkin bisa kita jalankan atau kita coba untuk meningkatkan sales atau menambah cash in kita. Sebagai pelaku bisnis kita masih optimis bahwa ekonomi akan tumbuh. Kita juga sebagai pelaku usaha masih optimistis bahwa situasi dan kondisi akan berangsur normal sehingga kita perlu persiapan untuk recovery. Bagaimana kita sebagai pelaku bisnis melakukan shifting model bisnisnya untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini atau mencari bisnis baru dengan menjalankan new normal dengan panduan yang sewajarnya dipatuhi tentunya,” ujar Susanty Widjaya CFE, Ketua Umum Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI).

Kesempatan ini yang perlu dimanfaatkan untuk mencari dan membuka peluang usaha saat post-pandemic. Peluang usaha tidak hanya dengan mempertahankan bisnis yang ada tapi juga mencari bibit bisnis baru, salah satunya melalui lisensi dan waralaba. Industri lisensi dan waralaba yang terus beradaptasi dan berkelanjutan dalam menghadapi berbagai situasi membuat industri ini masih optimis untuk dapat terus bertahan.

IFRA hadir sebagai jembatan untuk membuka dunia lisensi dan waralaba menjadi pasar yang tepat untuk menemukan peluang bisnis baru. Hal ini dikarenakan, sekarang ini bisnis lisensi dan waralaba dianggap sebagai salah satu pilihan utama untuk investasi bisnis. Ini memungkinkan karena bisnis lisensi dan waralaba bisa masuk dengan cepat dan lebih mudah ke pasar sehingga bisnis ini masih potensial dijalankan setelah pandemi berakhir.

Pameran dan konferensi lisensi dan waralaba kerja sama antara AFI dan ASENSI dengan Dyandra Promosindo ini, pada tahun ini mengusung tema “Connect Your Business to The License & Franchise Global Market”. IFRA membuka potensi bisnis baru, yaitu arena-arena penunjang bisnis waralaba, seperti arena baru untuk lisensi, arena peralatan rumah tangga, hingga arena peralatan pendukung waralaba.

Melihat perkembangan dari situasi ‘new normal’, IFRA akan dilaksanakan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. “Sejauh ini kami masih mengikuti perkembangan kebijakan dari pemerintah. Jika IFRA tetap dilaksanakan tentunya akan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku seperti penyediaan hand sanitizer dan tempat cuci tangan, crowd management dengan pembatasan jumlah pengunjung, dan penjualan tiket masuk secara online. IFRA diharapkan dapat menjadi salah satu wadah untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi bangsa, karena IFRA membuka banyak peluang bisnis mulai dari business opportunity, franchise hingga lisensi merek dan juga melahirkan banyaknya entrepreneur baru yang tentunya juga akan membuka banyaknya lapangan pekerjaan baru,” ucap Hendra Noor Saleh, Presiden Direktur Dyandra Promosindo.

Dengan adanya IFRA ini, diharapkan dapat mengajak masyarakat dan para pelaku untuk berpartisipasi dalam bisnis lisensi dan waralaba untuk menggiatkan perekonomian negara terutama post-pandemic. IFRA juga berharap bisa turut mendorong pelaku-pelaku bisnis lisensi dan waralaba untuk semakin mengembangkan bisnisnya agar dapat bersaing di pasar global.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved