Management Trends zkumparan

Saatnya Menceritakan Kembali Kebangkitan BUMN

Pusat Studi BUMN Universitas Prof. Dr. Moestopo mengumumkan akan menyelenggarakan seminar yang bertajuk Kebangkitan BUMN Sektor Perhubungan (9/8/2018). Seminar nasional tersebut akan diadakan pada tanggal 28 Agustus 2018 di Graha CIMB Niaga, Jakarta.

Seminar tersebut bertujuan untuk menceritakan kembali bagaimana kebangkitan BUMN, karena selama ini belum banyak diberitakan oleh media. Dalam seminar ini, para direksi dari berbagai perusahaan BUMN akan bercerita tentang perkembangan masing-masing perusahaannya, mulai dari transformasi Kereta Api Indonesia hingga menghadirkan transportasi nyaman. Lalu, Garuda Indonesia yang sempat menunjukkan performa rendah dan sekarang menjadi maskapai bintang 5, hingga Angkasa Pura yang mampu membangun Ultimate Terminal 3 yang high tech.

Cyrillus Harinowo, Pembina Pusat Studi BUMN Universitas Prof. Dr. Moestopo, menjelaskan, kemajuan BUMN tersebut kurang mendapatkan eksposur media. BUMN Indonesia sudah berkembang sekali, tapi eksposur media bisa dikatakan minim atau tidak proporsional dengan kebesaran BUMN kita. Berita BUMN itu biasanya muncul ketika ada masalah. Contohnya membangunan bandara New Yogyakarta, yang diceritakan itu lebih banyak mengenai penolakan masyarakat. Padahal, sebetulnya diam-diam itu sudah mulai dibangun.

“Kalau bandar itu betul-betul sudah mulai beroperasi, saya yakin dampaknya terhadap Yogyakarta itu akan luar biasa. Sekarang saja yang bandaranya kaya terminal bus, Yogyakarta sudah menjadi destinasi pariwisata Indonesia nomor dua setelah Bali. Apalagi kalau itu nanti bandara yang baru akan menerima flight dari mana-mana. Ini akan mengubah banyak sekali peta wisata di Yogyakarta dan sekitarnya. Cerita ini saya rasa tidak pernah muncul di media. Saya rasa kalau muncul, para investor akan mulai siap-siap membangun. Kalau cerita itu tidak muncul, nanti bisa terjadi gap. Tamunya sudah datang, prasarana belum ada,” jelas Cyrillius.

Tjipta Purwita, CEO Pusat Studi BUMN Universitas Prof. Dr Moestopo, menjelaskan, bila Indonesia ingin memiliki ekonomi yang handal, harus ada transportasi yang bagus, “Kalau pembangunan pelabuhan laut dan udara memang sudah menjadi suatu keharusan untuk konektivitas tanah air dan batu loncatan untuk ke luar negara. Kalau tidak seperti itu kita jadi daerah terisolir. Oleh karena itu, kehadiran BUMN penting sekali. Inilah saatnya kebangkitan BUMN, saya mulai di sektor perhubungan karena tantangannya sudah di depan mata,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Muhammad Awaluddin, Direktur Utama Angkasa Pura II, memaparkan, ada tiga posisi strategis yang dimiliki BUMN, termasuk juga transportasi. Pertama, BUMN ini sebuah eksistensi sebuah bangsa. Karena terlihat sekali bagaimana kemudian bangsa atau negara bisa dibandingkan dengan kehadiran BUMN. “Saya mengutip apa yang dikatakan Menteri BUMN, ‘anda bisa bandingkan antara China dan India. China itu jauh lebih maju karena pengelolaan BUMN China cukup tersentralisasi dengan baik,” ungkapnya.

Kedua, BUMN memang diharapkan untuk menjadi agent of growth, mesin pertumbuhan. Kita semua tahu sekarang banyak sektor-sektor didorong bagaimana pembangunannya cukup besar. Ketiga, BUMN harusnya menjadi the emperor of the Asian. “Kita tidak ingin disebut jago kandang,” ujar Awaluddin menegaska.

Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama PT Garuda Indonesia, mengungkapkan, “Garuda selalu melihat kinerja dari sisi operation excellence, pelayanan, dan kinerja keuangan. Tidak hanya pelayanan publik, tapi kinerja keuangan juga harus kita jaga. Ini harus jalan secara bersama-sama. Contohnya pengembangan rute baru Garuda.

“Peran kami di industri perhubungan adalah konektivitas. Garuda memiliki dua visi. Pertama, merajut keberagaman Indonesia dari ujung timur ke ujung barat. Kedua,bagaimana Garuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak beringing Indonesian hospitality to the world,” jelasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved