Trends

Sebelum B100, Pemerintah Akan Buat Bahan Bakar B65

Oleh Editor
Sebelum B100, Pemerintah Akan Buat Bahan Bakar B65
Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (Foto: Syukron ALi/SWA).
Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut pemerintah berpeluang mengembangkan bahan bakar biodiesel B65 sebelum mencapai B100. “Dia akan bertahap ke arah B100,” ujar dia di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2019.

Pemerintah berharap green diesel alias B100 bisa diwujudkan dalam 5-6 tahun ke depan. B100 nantinya tidak hanya berupa biodiesel, namun juga avtur. “Dan kita mudah mudahan tidak lagi pengimpor dr segala macam itu pada waktu mendatang,” tutur dia. Dalam periode tersebut, Darmin mematok target produksi B100 7 juta kiloliter.

Darmin mengatakan pemerintah tidak langsung mematok B100 selepas memproduksi B30 lantaran investasinya cukup besar dan teknologinya pun beda. Investasi yang perlu digelontorkan itu bisa mencapai US$ 20 miliar dan diharapkan meluncur dari pihak swasta pemilik kebun kelapa sawit. Di samping itu, hasilnya pun diperkirakan baru keluar 3-4 tahun setelah modal ditanamkan

“Sebelum 3-4 tahun mungkin selesainya baru sebagian sehingga belum mungkin meloncat B100,” ujar Darmin. “Itu akan dicapai pada waktu investasi yang menghasilkan B100 atau green diesel apapun itu, itu sudah bisa menutupi kebutuhan kita semuanya.”

Sementara dalam jangka waktu dekat, Darmin menargetkan penerapan biodiesel dengan campuran minyak sawit 30 persen alias biodiesel B30 bisa diterapkan secepatnya pada Oktober 2019. “Mudah-mudahan bisa diterapkan pada Oktober atau November,” ujar dia.

Darmin mengatakan penerapan biodiesel B30 itu bisa dilakukan tahun ini lantaran uji coba bisa dituntaskan pada pertengahan September 2019. Dan hasil dari uji coba itu, ujar dia, tidak ada yang signifikan negatif, sehingga bisa skema itu diharapkan bisa segera diterapkan.

Penerapan biodiesel B30, menurut dia, dilakukan setelah pemerintah berhasil mengaplikasikan mandatori biodiesel B20. Tahun ini program mandatori B20 realisasinya sudah mencapai sekitar 97,5 persen.

“Artinya hampir 100 persen sempurna, walaupun masih ada 2,5 persen,” kata dia. Selama ini, pemerintah memang masih memberikan kelonggaran ihwal mandatori B20 tersebut, terutama untuk pembangkit listrik tertentu.

Ke depannya, dengan penerapan biodiesel B30, dia mengatakan pemerintah bisa lebih menghemat impor solar. Pasalnya, penggunaan minyak campur sawit itu bisa mengurangi penggunaan solar hingga sekitar 3 juta kiloliter.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved