Trends Economic Issues

Sepanjang 2022 Lahir Ribuan Wirausaha Baru

Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) konsisten menggelar berbagai program pelatihan untuk terus meningkatkan jumlah populasi wirausaha baru (WUB) di sektor industri kecil dan menengah (IKM), baik yang baru merintis bisnis maupun yang telah menjalankan usahanya agar dapat naik kelas.

Program penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru tersebut berupa pelatihan atau bimbingan teknis manajemen kewirausahaan, fasilitasi perizinan berusaha (legalitas usaha), serta fasilitasi mesin atau peralatan.

Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas WUB IKM, mulai dari program Santripreneur, penumbuhan wirausaha di daerah tertinggal, perbatasan, terluar dan pascabencana, hingga penumbuhan wirausaha yang bersinergi dengan kementerian dan lembaga lainnya termasuk melalui dana dekonsentrasi.

“Dalam upaya peningkatan populasi wirausaha baru IKM, khususnya bagi calon wirausaha yang memiliki jiwa kewirausahaan, kami telah melaksanakan kegiatan penumbuhan wirausaha industri melalui berbagai program agar mereka naik kelas jadi IKM yang adaptif dan inovatif,” ujar Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita.

Sampai Triwulan III tahun 2022, Ditjen IKMA telah melatih sebanyak 17.763 WUB. Angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 8.019 WUB. Selain itu, Ditjen IKMA memfasilitasi 6.235 WUB untuk mendapatkan legalitas usaha, atau meningkat dari tahun 2021 sebanyak 5.330 WUB.

Tak hanya itu, Ditjen IKMA telah menggelar program Santripreneur untuk melatih wirausaha baru di 13 pondok pesantren, dengan peserta binaan sebanyak 670 santri. Sehingga total santri yang dilatih sejak tahun 2013 hingga saat ini sebanyak 10.914 santri dari 102 pondok pesantren.

“Dalam program tersebut, kami memberikan bimbingan teknis serta fasilitasi mesin atau peralatan produksi. Fasilitasi ini diharapkan dapat mendorong wirausaha IKM di lingkungan pondok pesantren dalam upaya menciptakan lapangan kerja baru dan turut mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional,” paparnya.

Ditjen IKMA juga fokus mendorong wirausaha yang telah menjalankan bisnisnya agar terus tumbuh dan berkembang melalui program akselerasi bisnis teknologi. Hal ini sejalan dengan program Making Indonesia 4.0 melalui penumbuhan dan pengembangan IKM startup berbasis teknologi, yaitu wirausaha (enterpreneurship) yang mengedepankan inovasi produk dan pemanfaatan teknologi dalam proses bisnisnya.

Adapun hingga Desember 2022, Ditjen IKMA telah menumbuhkan IKM startup berbasis teknologi melalui program Indonesia Food Innovation, Startup4Industry, Bali Creative Industry Center dengan program Creative Business Incubator , serta Inkubator Bisnis Teknologi Alas Kaki yang dilaksanakan oleh Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia di Sidoarjo.

Tercatat sebanyak 88 IKM startup tumbuh di tahun 2022, meningkat dibandingkan tahun 2021 hanya 54 IKM startup. “Semakin banyak IKM yang mengaplikasikan teknologi dalam proses produksinya, tentu akan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensinya, sehingga meningkatkan pendapatan dan perekonomian,” tutur Reni.

Editor: Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved