Technology Trends zkumparan

Shinta VR Berambisi Konten Buatannya Mengglobal

Searah jarum jam: Akira Sou (Co-founder), Andes Rizky (Co-founder) dan Andrew Steven Puika (Chief Technology Officer) Shinta VR

Teknologi VR (Virtual Reality) dan AR (Augmanted Reality) makin digemari. Bukan hanya menjadi media hiburan, tapi juga bisa digunakan untuk kampanye pemasaran produk atau perusahaan.

Perangkat yang mendukung teknologi VR makin beragam. Tapi harus ditunjang konten-konten yang bisa mendukung teknologi ini. Salah satu pemain lokal yang menyediakan konten yang berkualitas teknologi VR dan AR adalah Shinta VR

Saat ini teknologi VR banyak diminati oleh para gamer yang ingin merasakan sensasi dan pengalaman bermain game secara nyata. Menurut riset Research and Markets pasar hardware dan software VR enterprise akan naik dari $592.3 juta pada tahun 2016 menjadi US$9,2 miliar pada tahun 2021. Sementara itu survei AppAnnie dan Newzoo di tahun 2017, menyatakan AR, VR, Mixed Reality (MR) adalah masa depan industri game. Pendapatan industri dari sektor tersebut diperkirakan akan meningkat berkali-kali lipat hingga 2020 mendatang.

Shinta VR berhasil mengembangkan konten game VR melalui serangkaian riset mendalam terkait perkembangan game dengan konsol VR. Co-founfer Shinta VR, Akira Sou mengklaim talenta developer Shinta VR di bidang Virtual Reality mempunyai level yang patut diperhitungkan. Setelah 1 tahun lebih melakukan riset, Shinta VR memperkenalkan multiplayer game VR pertama di Indonesia yang diberi nama Codename: Mindvoke. Game yang memiliki jenis permainan FPS (First Player Shooter) ini merupakan game multiplayer online yang dirancang bagi penggunanya melakukan battle dengan sensasi dunia surreal.

Akira Sou berpendapat, permainan multiplayer adalah salah satu solusi terbaik untuk menciptakan ekosistem industri VR. “Dengan memadukan talenta hebat dan konsep multiplayer, saya yakin game ini bisa menjadi salah satu game VR yang diminati secara global. Saya ingin memiliki banyak kejuaran di setiap negara, terutama kami ingin game ini masuk sebagai kategori VR e-sport. Kompetisi ini adalah langkah awal kami untuk mewujudkan visi besar menjadikan VR dapat dinikmati semua kalangan,” jelas lulusan Waseda University jurusan Ilmu Komputer.

Shinta VR dibangun sejak 2015 namun sudah lebih dari 50 proyek dan event dari klien-klien besar seperti Telkomsel, Pertamina, Samsung hingga Kementerian Pariwisata Republik Indonesia yang telah digarap perusahaan ini. Kompetisi game VR multiplayer Codename: Mindvoke yang akan dimulai 6 April nanti merupakan jawaban dari kebutuhan pasar games di Indonesia akan permainan VR yang asli Indonesia. Beberapa perusahaan asing siap berkolaborasi dengan Shinta VR untuk menjadikan game ini sebagai salah satu game multiplayer VR yang diakui di kancah internasional.

Chief Technology Officer Shinta VR, Andrew Steven Puika, merupakan salah satu orang di balik suksesnya perusahaan ini. Lulusan Aachen University, Jerman di jurusan Virtual Reality inilah yang menelurkan Codename: Mindvoke. “Dengan hadirnya kami sebagai developer lokal, berharap dapat memberikan dampak yang baik bagi perkembangan konten game virtual di Indonesia. Kompetisi ini merupakan ajang bagi kami menunjukkan bahwa anak bangsa mampu memberikan inovasi bagi perkembangan teknologi VR untuk Indonesia dan dunia,” katanya.

Bagi penggemar game FPS maupun mereka yang ingin merasakan sensasi bermain dalam dunia 3D virtual atau serunya berimajinasi di dunia surreal, Shinta VR akan mengadakan sebuah seri kompetisi Codename: Mindvoke pada tanggal 6-28 April 2018 mendatang. Kompetisi ini merupakan kompetisi game VR multiplayer pertama yang diadakan di Indonesia yang membawa konten buatan anak bangsa. Nantinya kompetisi ini akan mempertemukan berbagai tim untuk bertarung dan menjadi pemenang.

Codename: Mindvoke adalah game besutan developer Shinta VR dari Indonesia yang mengusung seni post-modern surrealis dipadukan dengan unsur cyberpunk. Berlatar belakang pertarungan di alam bawah sadar manusia, Codename: Mindvoke memiliki konsep cerita penuh filosofi di dalamnya. Jadi, selain bisa bertarung kompetitif dengan lawannya, para pemain akan menikmati dunia surrealis penuh makna dan indah. Selain itu, musik latar pada kompetisi game ini akan memasukan banyak unsur postrock surrealis dan experimental music.

“Game ini tidak hanya mengusung adu tembak tim, tapi juga kami akan selalu mengusung tema seni post-modern surrealis. Kami ingin membuka seoptimal mungkin potensi VR dalam mewujudkan imajinasi manusia,” ujar Andes Rizky, Co-founder Shinta VR. Ia yakin tim Shinta VR dapat menciptakan karya seni-teknologi yang berstandar internasional.

“Kami punya tim artis dan programmer yang sudah teruji pengalamannya di bidang Virtual Reality. Codename: Mindvoke merupakan game VR yang pas bagi mereka yang memiliki jiwa petarung dan kompetitif. Karena permainan ini menggunakan kecanggihan VR, pemain memungkinkan melakukan gerakan apa pun yang bisa memanfaatkan environment sekitar. Selain itu, game ini dibekali dengan signature move seperti teleportasi bahkan terbang layaknya Superman,” papar Andes yang lulusan Universitas Indonesia jurusan Fisika (Material dan Materi Terkondensasi).

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved