Marketing Trends

Potensi Pasar Masalah Nyeri Sendi

Sendi yang sehat merupakan idaman setiap orang. Tak heran bila banyak orang yang rela melakukan hal apapun untuk dapat menjaga kesehatan sendi. Namun, masalah sendi yang biasanya muncul seiring dengan mobilitas yang tinggi dan bertambahya usia rasanya sangat menderita sekali.

Masalah yang biasanya terjadi disebabkan oleh pengapuran sendi akibat keausan dan kehilangan tulang rawan pada sendi. Hal tersebut membuat tulang-tulang saling bergesekan satu sama lain. Mengalami sakit sendi menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman dan menghambat aktivitas sehari-hari bahkan menghalangi kegiatan yang bisa dilakukan bersama keluarga tercinta.

“Sakit sendi dapat menyerang siapapun, baik pria maupun wanita. Bukan hanya orang yang sudah berusia lanjut, namun anak muda yang aktif. Berdasarkan data WHO, sebanyak 50 juta orang-orang dewasa terkena radang sendi. Sebanyak 300 ribu bayi dan anak terkena radang sendi. Sebanyak 67 juta orang di dunia diperkirakan akan terkena radang sendi pada 2030,” kata Venni Carolina, Head of Medical dari Imedco di Jakarta dalam keterangan pers di Jakarta (30/12/2019).

Berdasarkan data dari RISKESDAS 2018, prevalensi penyakit sendi di Indonesia tercatat sekitar 7,3% dan osteoarthritis atau radang sendi merupakan penyakit sendi yang paling umum terjadi. Meski dikenal sebagai penyakit degeneratif, penyakit sendi telah terjadi pada masyarakat di rentang usia 15-24 tahun (angka prevalensi sekitar 1,3%), angka prevalensi terus meningkat pada rentang usia 24-35 tahun (3,1%) dan rentang usia 35-44 tahun (6,39%).

Penyakit sendi tidak bisa dianggap sepele, karena efeknya bisa sangat parah. Bukan saja mengganggu kualitas hidup dan menurunkan produktivitas kerja, namun bisa memicu depresi hingga kematian.

Hingga kini, terdapat 100 jenis penyakit yang mempengaruhi daerah sekitar sendi. Beberapa diantaranya adalah Osteoarthritis, Gout arthritis (asam urat), Rheumatoid arthritis (rematik), dan Fibromialgia (fibromyalgia). Osteoarthritis merupakan jenis arthritis (radang sendi) yang paling umum terjadi.

Osteoarthritis adalah suatu kondisi yang menyebabkan sendi-sendi terasa kaku, sakit, dan bengkak. Penyakit ini paling sering menyerang sendi bagian tangan, lutut, pinggul, dan tulang punggung. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa sendi-sendi yang lain juga dapat terserang.

Osteoarthritis bisa disebabkan oleh obesitas (kelebihan berat badan). Penyebab lainnya bisa karena trauma fisik, kurang nutrisi, genetik, faktor hormonal, dan faktor usia. Penyakit ini lebih rentan menyerang perempuan dibanding laki-laki.

Pencegahan yang paling mudah dilakukan adalah dengan menjaga pola makan dan gaya hidup yang sehat. Hindari makanan dan minuman yang manis untuk menjaga kadar gula dalam darah. Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan tulang rawan menjadi kaku dan kering, sehingga tulang rawan mudah robek. Sedangkan jika tubuh terlalu gemuk, maka bobot tubuh yang berat dapat mengakibatkan tekanan pada persendian pinggul dan lutut bertambah.

“Disarankan juga untuk rajin melakukan olahraga ringan bagi yang berusia 35 tahun ke atas. Tidak disarankan untuk melakukan olahraga berat karena seiring bertambahnya usia, semakin mudah terjadi cedera. Rajin-rajin bergerak dapat membantu otot-otot dan persendian menjadi lebih kuat. Ketimbang hanya duduk di depan televisi atau berbaring malas, lebih baik melakukan berbagai kegiatan positif seperti bersih-bersih rumah, jalan kaki, bersepeda, ataupun bermain dengan anak,” kata Venni lagi.

Sayangnya di Indonesia masih banyak orang yang meremehkan dan menganggap sepele penyakit sendi. Jangankan dalam melakukan pencegahan, ketika mengalami gejala radang sendi saja banyak yang mengabaikan begitu saja. Kesadaran orang Indonesia dalam melakukan penanganan penyakit ini tergolong rendah.

Lalu apa yang harus dilakukan jika sudah terlanjur mengalami Osteoarthritis? Umumnya penderita Osteoarthritis akan disarankan untuk mengkonsumsi glukosamin yang berfungsi untuk merangsang cairan pelumas sendi. Namun glukosamin harus dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan kapletnya berukuran besar sehingga sulit ditelan, belum lagi karena memiliki kandungan utama gula sehingga menyebabkan efek samping berupa meningkatkan kadar gula dalam darah serta mengakibatkan kegemukan.

Menurutnya, kini sudah ditemukan bahan alami UC-II – Undenatured Type II Collagen (kolagen tipe II yang tidak terurai) yaitu kolagen alami yang berasal dari tulang rawan sternum ayam.Kolagen tipe II harus dalam kondisi tidak terurai untuk dapat secara aktif menunjukkan efeknya, di mana jika kolagen terurai, struktur molekulnya akan berubah dan menghambat aktivitas alami kolagen.

Berdasarkan penelitian dari KGK Synergize Incorporated yang melibatkan orang dewasa dengan Osteoarthritis, UC-II® terbukti dalam mengurangi peradangan dan degenerasi struktur sendi, serta mengilangkan rasa sakit. Penelitian ini menunjukkan bahwa 40mg UC-II® dua kali lebih efektif dari kombinasi 1.500mg glukosamin hidroklorida dan 1.200mg kondroitin sulfat dalam meningkatkan kenyamanan dan mobilitas sendi.

Dalam jurnal International Society of Sports Nutrition juga membuktikan bahwa UC-II® memberikan dampak positif pada orang dewasa sehat yang melakukan latihan berat. Penelitian ini menunjukkan bahwa UC-II meningkatkan fleksibilitas sendi dan fungsi sendi, serta mengurangi nyeri sendi.Saat ini telah hadir Yusitu, suplemen dengan bahan aktif utama UC-II untuk memelihara kesehatan tulang dan sendi dengan kandungan paling lengkap. Yusitu aman dikonsumsi setiap hari termasuk penderita diabetes karena tidak mengandung gula dan tidak menimbulkan efek samping karena terbuat dari bahan-bahan alami.

Berbeda dengan suplemen lain yang beredar di pasaran, selain mengandung bahan aktif UC-II yang merupakan teknologi dan paten terbaru dari US, Yusitu juga dilengkapi Vitamin D3, Vitamin C, Calcium, Magnesium, Zinc, Copper dan Mangan.”Jadi bisa membantu memelihara kesehatan tulang dan sendi serta membantu mengurangi rasa nyeri bagi sendi yang sudah aus. Yusitu tersedia dalam kemasan box isi 3kaplet, cukup dikonsumsi 1 kaplet per hari,” jelas dia mengklaim.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved