Technology Trends zkumparan

Spacestock Lebarkan Sayap ke Sektor Residensial

Spacestock Lebarkan Sayap ke Sektor Residensial
Leonard Hartono, CEO Spacestock (Foto: Anastasia/SWA)

Spacestock hari ini melakukan rebranding untuk memperluas bisnis ke sektor residensial. Sebelumnya, platform ini dikenal sebagai SewaKantorCBD.com yang hanya menawarkan sektor properti komersial.

Spacestock merupakan merupakan agen properti online berbasis teknologi yang bertujuan untuk membatu konsumen agar lebih mudah dalam membeli, menyewam maupun memasarkan properti.

Leonard Hartono, CEO Spacestock, mengatakan, platform ini dimulai pada 2016, di mana saat itu hanya mempekerjakan 4 orang. Kemudian, tahun 2018, perusahaan sudah mulai mengintegrasikan data centric dan tools sehingga menghasilkan data market yang lebih akurat. “Tahun 2019 ini kami melakukan rebranding untuk melebarkan sayap kami ke sektor residensial, tidak hanya properti komersial,” kata Leonard.

Dengan pengalaman bertahun-tahun di sektor properti, pihaknya meyakini bahwa Spacestock bakal menjadi penghubung antara pembeli atau penyewa dengan pemilik properti. Di samping itu, kini, paltform juga akan menyediakan fitur live chat untuk memudahkan konsumen menghubungi dan membuat jadwal temu muka dengan agen Spacestock. Selain itu, fitur Virtual Reality juga akan memberikan real life experience bagi para pencari properti untuk dapat melihat dan menjelajahi setiap ruangan tanpa repot-repot mengunjungi properti tersebut secara langsung.

“Kami ingin memberikan solusi kepada konsumen yang hendak mencari ataupun memasarkan properti. Spacestock melakukan inovasi yang menggabungkan teknologi terkini dengan pengetahuan yang kami miliki mengenai market properti. Kami yakin dapat memberikan pelayanan dan solusi yang tepat bagi konsumen,” kata dia. Pihaknya juga akan menjamin setiap transaksi akan berjalan dengan transparan, tanpa ada mark up.

Untuk diketahui, saat ini, persentase okupansi kategori komersial khususnya perkantoran mengalami penurunan. Penurunan yang signifikan terlihat dari menurunnya persentase okupansi perkantoran di area CBD yang sempat mencapai puncaknya pada 2013 sebesar 98%, kini menjadi 72.9%.

Sementara itu, disaat yang bersamaan terjadi peningkatan jumlah perkantoran baru secara signifikan. Tercatat dalam 4 tahun terakhir, yakni 2015 hingga 2018, terjadi peningkatan supply perkantoran baru sebesar hampir 4 kali lipat dibandingkan jumlah permintaan, dengan nilai peningkatan rata-rata mencapai 460,000 m2/tahun. Tahun 2019 diprediksi akan terjadi pemulihan yang ditandai dengan menurunnya supply perkantoran baru, dan meningkatnya persentase okupansi sebesar 0.7% dibanding 2018.

Di sektor residential, terdapat perbedaan tren antara investor dan end-user. Tren terkini pada sisi end-user berada dalam kategori stabil, sejalan dengan peningkatan GDP yang berada di angka 5% per tahun. Selain meningkatnya jumlah demand dari keluarga yang mencari hunian tetap, peningkatan permintaan juga terjadi di kalangan milenial. Walaupun, masih terbatas pada golongan pekerja yang mapan secara finansial, dan mereka yang mendapatkan bantuan dana dari orang tua.

Dari sisi investor, penuruanan presentase okupansi terjadi akibat banyaknya investor yang melaukan investasi secara besar-besaran pada periode 2011-2013. Hal ini berimbas pada melonjaknya jumlah unit yang ada dan masih belum tersewa atau terjual. Hal ini tidak hanya menurunkan investor appetite akibat unit investor yang belum terjual, tetapi juga meningkatkan kompetisi antara pemain primary market dan secondary market (investor) yang berimbas pada penurunan penjualan produk primary market pada tahun 2016-2018.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved