Management Trends zkumparan

ISS Indonesia Andalkan SDM sebagai Aset Utama

ISS merupakan bagian global organization dari 77 negara dengan 60.000 karyawan, salah satunya ISS Indonesia. ISS Indonesia di tahun 2016 berhasil merekrut total 38.469 orang sebagai sumber daya manusia (SDM). Berfokus pada people, process, dan technology, ISS Indonesia berusaha mengembangkan leadership lewat program yang mereka inisiasi.

Bagi Elisa Lumbantoruan, Presiden Direktur PT ISS Indonesia, yang paling besar mendorong employee engagemet adalah great leadership. ISS Indonesia menerapkan managing tought, managing result, managing people, dan managing self untuk menciptakan leader-nya. “Kami juga memliki ISS Academy sebagai training process team leader dan supervisor. Sebanyak 1% dari total SDM yang masuk akan menjadi leader,” tambahnya.

ISS Indonesia menganggap people company sebagai aset utama. Oleh karena itu, ISS mengedepankan pelatihan dan pemberdayaan yang memberikan layanan berkualitas dengan pendekatan The Power of Human Touch. “Persepsi umum yang terbangun tentang perusahaan alih daya adalah sebagai penyalur tenaga kerja. Perusahaan mendapat untung dengan mengenakan biaya (fee) yang besar atas gaji karyawannya,” ungkapnya.

Karena itu ISS Indonesia menjalankan bisnisnya tak lepas dari sisi human touch. Berusaha memberikan gaji ke pegawainya dengan standar UMR atau UMK, ditambah BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerajaan dan BPJS Pensiun Pokok. ISS Indonesia berusaha menaati regulasi yang telah ditetapkan. Hak-hak normatif yang patut diperoleh karyawan berusaha ISS Indonesia perjuangkan. “ISS Indonesia beroperasi dengan sistem kerja yang berbeda dengan persepsi umum tentang perusahaan alih daya. ISS Indonesia menawarkan jasa pekerjaan, bukan tenaga kerja. Karyawan menjalin perjanjian kerja dengan ISS, tidak tergantung kontrak antara ISS dengan pengguna jasa (klien),” jelasnya.

ISS Indonesia tidak berusaha mengeksploitasi karyawan, bahkan menjadikannya sebagai modal. Menempatkan pemberdayaan karyawan sebagai salah satu investasi terbesar dan menjadi school of life, melalui pelatihan yang berkesinambungan agar karyawan lebih mandiri, percaya diri dan mampu bersaing di dunia kerja. ISS Indonesia juga memberikan kesempatan bagi karyawan yang berpotensi untuk mengembangkan karier dan menyediakan fasilitas pelatihan yang memadai untuk meningkatkan kemampuan karyawannya.

Perusahaan ini memiliki 35 kelas pelatihan dan 40 tenaga pengajar dengan kapasitas 30.000 karyawan bernama ISS Service School & ISS Academy. Dibangun pada tahun 2002, ISS Service School terus berkembang dan menjadi satu-satunya ISS Service School di dunia. Elisa menjelaskan, Service School diperuntukan bagi para calon operator yang masih berada di level awal, seperti operator jasa kebersihan, gardener dan berbagai operator jasa lainnya yang ada di ISS Indonesia. Sedangkan ISS Academy merupakan tempat pendidikan yang lebih tinggi untuk para pekerja ISS untuk meningkatkan karirnya ke level supervisor, manajer, hingga vice president.

Selain itu, mengadakan Management and Leadership Development Program (MLDP) dengan menggandeng tiga universitas, yaitu Prasetya Mulya, Institut Teknologi Bandung, dan Bina Nusantara. Program ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan SDM yang secara kontinyu dan konsisten dijalankan oleh ISS Indonesia. Selama periode program, para partisipan akan mendapat materi pengetahuan dan kompetensi yang mencakup tiga aspek, yaitu brain, heart dan guts.

ISS Indonesia memiliki standar rekrutmen dan compliance, sehingga banyak peminat yang ingin bergabung. Dari sisi pasar, dalam kondisi ekonomi yang belum ada indikasi untuk naik, perusahaan cenderung ragu-ragu untuk mengambil orang sebagai permanent employee. Jadi bagi sebagian perusahaan, rekrutmen untuk tenaga kerja yang bukan core bisnis mereka adalah risiko dan alih daya ini menjadi jawaban.

“Kesempatan itu kami tampung, risiko yang ada kami manfaatkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi mereka,” katanya. ISS Indonesia berani mengambil mereka menjadi tenaga tetap, bukan pekerja yang hanya bekerja dengan kontrak terbatas 2-3 tahun saja. Ini yang menjadi value prepositions ISS Indonesia.

ISS Indonesia di dunia untuk jumlah tenaga yang dikelola menjadi nomor satu di ISS Global, namun dari total revenue masih diposisi 20 besar ISS Global. Total klien ISS Indonesia telah mencapai sekitar 3.500 perusahaan. Elisa mengatakan, employee turn over ISS Indonesia sekitar 30-40% dari 60.000. Jadi ISS Indonesia harus merekrut tiap tahun sebesar 30-40% total karyawan yang ada. “Kalau Presiden Jokowi bilang ada perusahaan dapat berinvestasi Rp200 miliar atau menciptakan 1.000 lapangan kerja per tahun akan diberi kemudahan, mestinya kami dapat, karena kami bisa menyediakan 2.000 lebih per bulan,” jelasnya.

Reportase: Herning Banirestu

www.Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved