Technology Trends zkumparan

Startup Studio Indonesia Diharap Bangun Ekosistem Digital Nasional

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) meresmikan program inkubasi Startup Studio Indonesia Batch 2 yang akan dimulai pada bulan Mei hingga Juli 2021 mendatang. Dari 1.063 pendaftar di 34 provinsi, terpilih 15 early stage startup.

“Startup Studio Indonesia diharapkan dapat menjawab tantangan utama early-stage startup dan membangun semangat kolaborasi antar pelaku startup untuk bersama-sama mengembangkan ekosistem ekonomi digital nasional yang tangguh,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan.

Hal tersebut menurutnya, dapat dilakukan melalui transfer pengetahuan, membuka jejaring bisnis baru, serta membangun karakter dan kompetensi startup yang berdaya saing tinggi. Program yang akan difokuskan adalah literasi penyempurnaan produk atau product-market fit dan model bisnis, program retensi pelanggan awal sebelum masuk dalam tahap perluasan pasar, serta pembangunan karakter dan kompetensi talenta digital.

“Investasi di industri startup saat ini telah menjadi sebuah bisnis global. Para pendiri startup di seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia membangun bisnis startup yang menarik perhatian Silicon Valley baik untuk berinvestasi, maupun untuk mempelajari perilaku baru konsumen yang dipionirkan oleh konsumen dari negara-negara berkembang,” ujar Eric Feng, Head of Commerce Incubations Facebook.

Adapun 15 startup yang akan mengikuti Startup Studio Indonesia Batch 2 ini adalah Alia, Appskep, Avter, Cerah.co, Dibimbing.id, Legalku, LingoTalk, MyDoctors, Ovento, Prieds, Rahsa Nusantara, SejutaCita, Shieldtag, Tebengan dan Wehelpyou. Beberapa mentor yang terlibat pada batch 2 ini antara lain Grady Laksmono (Co-Founder Moka POS), Melisa Irene (Partner East Ventures), Jonathan Sudharta (Co-founder & CEO Halodoc), John Marco Rasjid (Co-founder & CEO Sociolla), dan Amanda Cole (Co-founder & CEO Sayurbox).

Italo Gani, Dewan Kurator Startup Studio Indonesia mengatakan bahwa industri startup di Indonesia membutuhkan lebih banyak pendiri yang memiliki kemampuan menciptakan inovasi produk yang menjawab permasalahan yang ada di masyarakat, dan mengeksekusi ide tersebut dengan sangat baik. “Indonesia masih kekurangan product person yang dapat memetakan kebutuhan pasar lokal dan mengembangkan customer traction secara konsisten,” kata dia menambahkan. Padahal, menurutnya, kekuatan produk sangat penting dalam memastikan keberlangsungan bisnis.

Sebagai tambahan, Kominfo memprioritaskan enam sektor bisnis startup untuk dikembangkan melalui program Startup Studio Indonesia ini, keenam sektor tersebut adalah pendidikan, kesehatan, maritim, agrikultur, pariwisata dan logistik.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved