Management Trends

Strategi Darrel Bersaing di Belantara Hotel Jakarta

Strategi Darrel Bersaing di Belantara Hotel Jakarta

Di tengah ketatnya persaingan hotel di Jakarta, Darrel Cartwright berupaya menciptakan terobosan di hotel bintang 5 yang dikelolanya, The Park Lane Jakarta. Hasilnya, Darrel mengklaim pendapatan TPL melesat puluhan persen berkat berbagai inovasi yang diluncurkannya.

TPL yang beralamat di Jalan Casablanca Kav. 18, Jakarta Selatan, memiliki keunggulan sebagai hotel yang berlokasi di kawasan strategis Segi Tiga Emas Jakarta (Kuningan-Thamrin-Sudirman). Tentu saja, lokasi itu banyak diburu untuk menjadi tempat tinggal sementara oleh para pelancong bisnis. Tak ketinggalan juga, wisatawan dalam dan luar negeri yang ingin tinggal berdekatan dengan pusat perbelanjaan papan atas dan aneka objek wisata di Jakarta.

Meski demikian, Darrel sebagai GM hotel yang berdiri tahun 1998 dan terakhir direnovasi empat tahun silam tersebut, mengaku banyak kesamaan yang diberikan oleh berbagai hotel lainnya di Jakarta. Termasuk, fasilitas. “Kami menawarkan amenities, TV, kamar, yang relatif sama. Karena itu, kami harus mencari sesuatu yang berbeda,” ujar Darrel, warga negara Amerika Serikat yang bergabung dengan TPL sejak Juli 2015.

Master Hospitality Management dari Cornell University, AS, yang berpengalaman selama 24 tahun di industri perhotelan dari Amerika Utara hingga Asia itu pun menggebrak dengan meluncurkan berbagai terobosan di hotelnya. “Kami ingin fokus menciptakan pengalaman playfull, business like resort di jantung Kota Jakarta. Tujuannya, agar orang mengingat pengalaman menyenangkan yang dirasakan di The Park Lane Jakarta dalam waktu lama,” katanya.

Berbagai acara pun digelar untuk meningkatkan tingkat kunjungan hotelnya. Pada Sabtu-Minggu, contohnya. Menurut Darrel, pada akhir pekan TPL yang berisi 280 kamar berubah menjadi hotel keluarga. Karena itu, dia pun membuat program yang menyasar pengunjung keluarga. Seperti, Weekend in The Pool. “Bisa dibilang, hanya dengan setengah dari biaya liburan ke luar kota, pengunjung sudah mendapatkan pengalaman menginap di hotel bintang lima, pelayanan yang hebat, anak-anak mereka pun bisa berenang di kolam renang yang bagus. Menikmati makanan di restoran dengan makanan yang lezat, dan setelahnya bisa berbelanja di pusat perbelanjaan di sekitar Kuningan dan Sudirman,” Darrel menjelaskan.

Selain itu, dua restoran yang berlokasi di TPL, Riva Grill Bar & Terrace serta Café One, pun dipermak Darrel. TPL menggelar aneka acara kuliner yang menjangkau berbagai segmen dengan berbagai variasi sajian hidangan.

Darrel memaparkan, salah satu kunci suksesnya dalam meningkatkan jumlah pengunjung terletak di lini pemasarannya. Dia memindahkan kanal pemasarannya dari cara konvensional ke digital. “Kami telah identifikasi beberapa segmen demografi yang kami yakini memberikan higher yield and higher turn over guest per night. Kami sesuaikan harga dan program untuk segmen tersebut, sehingga memiliki higher convertion jadi higher room rate,” ujarnya.

Darrel pun mengaku mengubah gaya manajemen di TPL. Dia yang berasal dari San Jose, California, mengaku terinspirasi pola manajemen ala perusahaan teknologi di California. Di sana, perusahaan teknologi papan atas menerapkan sistem manajemen sarang lebah yang mendorong individu untuk berinisiatif dan berinovasi. “Kami tetapkan tujuan bersama, lalu orang didorong untuk mencari caranya sendiri, menciptakan key performance indicators masing-masing untuk mencapai tujuan bersama,” katanya.

Park Lane

Darrel Cartwright, GM The Park Lane Jakarta

Hasilnya, dia mampu mendorong 289 kru TPL untuk berinovasi dan meningkatkan efisiensi kerjanya. Salah satunya, dalam aspek pengurangan biaya dan limbah. Dia mengklaim dengan pola tersebut, TPL berhasil mengurangi penggunaan utilities, yakni listrik, air, dll. hingga senilai Rp 1,3 miliar dalam setahun pada 2016.

Salah satu cara penghematannya ternyata cukup sederhana. Pihak TPL berusaha mengisi sebanyak mungkin tamu dalam satu lantai. Bahkan, orang yang memesan kelas tertentu dinaikkan kelasnya oleh TPL asalkan mereka bersedia pindah ke lantai tertentu yang dihuni lebih banyak tamu. Dengan cara itu, berbagai aspek bisa dihemat. Di antaranya, penggunaan listrik untuk menyalakan AC di koridor, lift yang lebih sedikit berhenti, serta petugas kebersihan yang lebih efisien bekerjanya karena membersihkan lebih sedikit lantai. “Hasil akhirnya, kami bisa mengefisiensikan staf dari 320 kini jadi 289 orang. SDM lebih sedikit tetapi efisiensi dan efektivitas meningkat,” kata Darrel.

Begitu pula dalam aspek teknologi. Salah satu kontributor tamu hotel kini datang dari online travel agent (OTA). Dulu, TPL harus menyesuaikan satu per satu harga di OTA jika hendak mengubah penawaran harga hotelnya. Namun kini, dengan peranti lunak anyar yang baru diterapkan Oktober 2016, pihaknya hanya perlu melakukan satu tindakan, dan harga di seluruh OTA akan langsung berubah.

Situs www.theparklanejakarta.com pun disusun ulang dari nol. Kini situsnya dilengkapi dengan booking engine tersendiri serta aplikasi red checker yang mampu memberikan harga termurah dari berbagai penawaran online lainnya. Dengan inovasi tersebut, kini 8% dari total pemesanan online mampu didatangkan dari situs TPL.

Selain itu, pendapatan perusahaan pun melesat dengan berbagai terobosannya. Darrel mengklaim pendapatan operasional TPL meningkat 25%-30% dibandingkan tahun sebelumnya. Lalu, pendapatan sektor F&B meningkat 45%. Bahkan, pendapatan operasional resto Riva melesat 500%, yang dilakukannya tanpa menarik chef baru. “Yang saya lakukan hanya memberi lingkungan kerja yang menyenangkan. Kalau karyawan senang, mereka akan mampu membuat tamu bahagia,” ujar Darrel.

Eddy Dwinanto Iskandar


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved