Program Tol Laut yang dijalankan oleh pemerintah sejak 5 tahun lalu tetap berjalan meski di tengah pandemi Covid-19. Kementerian Perhubungan juga telah memastikan bahwa arus pengiriman barang melalui tol laut akan tetap berjalan di tengah masa adaptasi pandemi corona.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Capt. Wisnu Handoko, menjelaskan bahwa di situasi ini pihaknya akan tetap mendistribusikan logistik dan mencoba menggerakan perekonomian dengan penerapan protokol kesehatan.

“Roda ekonomi harus bergerak dan perusahaan tetap bisa menjalankan bisnisnya sehingga pemerintah harus hadir untuk memfasilitasi hal tersebut,” ujar Capt. Wisnu. Salah satu strategi yang akan diterapkan adalah mengoptimalkan Logistic Communication System (LCS).

LCS merupakan sistem yang dikembangkan oleh Telkom. Sistem ini dapat memuat informasi mengenai jadwal kapal, posisi tracking kapal, ketersediaan kontainer, shipping order, manifest dan biaya pengiriman, data statistik pengiriman muatan berangkat dan balik, sampai dengan harga jual barang kebutuhan pokok dan penting (bapokting).

“Nantinya, tidak hanya menghilangkan kontak fisik, tetapi juga bisa merangsang persaingan sehat karena pelaku usaha bakal saling memantau harga yang diterapkan masing-masing,” kata dia.

Kemenhub berharap proyek Tol Laut dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha perdagangan bapokting antar pulau untuk semakin meningkatkan volume pengiriman barang dalam memenuhi kebutuhan daerah.

Saat ini, telah ada daerah yang siap mengirimkan muatan balik produksi daerahnya seperti Morotai, Bitung, Tahuna, Saumlaki, bahkan ada yang sampai mengirimkan muatan baliknya hingga 54 Teus. Mayoritas muatan adalah berisi ikan, kayu, kopra, dll. Proyek ini juga akan mendukung distribusi pasokan logistik nasional seperti pengiriman beras, gula, minyak goreng, tepung dan bapokting ke pelosok wilayah Indonesia.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id