Technology Trends

Strategi Komunikasi Kominfo Tahun 2022 Tekankan Pemulihan Ekonomi

Strategi Komunikasi Kominfo Tahun 2022 Tekankan Pemulihan Ekonomi

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Usman Kansong menjegaskan adanya transformasi besar dalam komunikasi publik di era reformasi sekarang ini, dibandingkan pada masa orde baru.

“Sebelumnya, tersentralisasi di Departemen Penerangan. Sekarang, di era reformasi yang lebih demokratis, komunikasi publik terdesentralisasi, terdistribusi atau terbagi-bagi, terserap di semua kementerian, lembaga, pemerintah pusat hingga pemerintah daerah,” tutur Usman melalui keterangan pers Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN di Jakarta (27/12/2021), tentang Strategi Komunikasi Publik untuk Cegah Disinformasi.

Hal tersebut, dikatakannya kemudian menciptakan tantangan tersendiri dalam komunikasi publik. Karena itu, Presiden Joko Widodo tahun 2015 mengeluarkan instruksi yang menyebutkan perlunya narasi tunggal dari komunikasi publik pemerintah. “Yang Kominfo khususnya Dirjen IKP menjadi orkestrator dalam komunikasi publik pemerintah,” lanjutnya.

Tantangan tersebut menurut Usman, juga yang dihadapi dalam mengomunikasikan kepada public program-program penanggulangan COVID-19, melalui upaya pemulihan kesehatan dan ekonomi. “Disinformasi marak di media sosial dan Kominfo dalam hal ini bertugas sebagai leading sector untuk menanggulangi berbagai disinformasi,” tutur Usman.

Menurutnya, Kominfo melakukan beberapa langkah untuk mengurangi atau mencegahnya. Pertama, edukasi atau literasi media. Literasi digital, papar Usman, untuk mencegah disinformasi sekaligus mengajak masyarakat mengisi ruang digital dan media dengan informasi yang baik. “Kami mengajak masyarakat untuk beretika dalam menggunakan media sosial,” ujarnya.

Usman juga menyampaikan digital skill untuk mengoperasikan teknologi dengan baik. Kominfo memiliki materi dalam literasi digital terkait budaya berdigital yang

sesuai dengan Pancasila, norma-norma, adat istiadat, juga kearifan lokal yang tumbuh di berbagai tempat di Indonesia. Termasuk unsur kebangsaan dan keberagaman yang menjadi budaya Indonesia.

“Kami juga menyampaikan bagaimana bermedia sosial yang aman agar tidak ada tuntutan hukum di belakang hari. Di Indonesia ada beberapa undang-undang yang mengatur konten media sosial atau digital, antara lain UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik),” jelas Usman.

Langkah kedua, crawling informasi-informasi negatif di media sosial atau platfrom digital melalui perangkat Kominfo AIS untuk mengidentifikasi konten negatif. Apakah itu konten pornografi, radikalisme, perjudian, ujaran kebencian, termasuk hoaks ataupun disinformasi.

Kemudian, tutur Usman, juga ada tim yang terus memantau media sosial, apakah ada konten negatif atau disinformasi, serta menerima laporan dari masyarakat apabila menemukan konten yang semacamnya. “Kami biasanya kemudian meminta platform digital untuk men-take down disinformasi maupun informasi hoaks itu. Kami punya kerja sama yang baik dengan Facebook, Google, Twitter, Tiktok, Instagram, dan platform media digital lainnya,” Usman menegaskan.

Usman menilai, pada 2021 pihaknya cukup berhasil mengomunikasikan kepada publik tentang berbagai hal, misal bagaimana menangkal misinformasi. “Di masa COVID-19 memang banyak misinformasi, disinformasi, malinformasi, dan hoaks yang terkait COVID,” lanjutnya.

Berdasarkan identifikasi yang dilakukan, Usman menyebutkan bahwa disinformasi atau hoaks terbanyak adalah tentang kesehatan sehingga harus ditangkal. Namun demikian, bila dilihat statistiknya, disinformasi atau hoaks tersebut sudah menurun drastis terutama yang terkait COVID19 atau lebih khususnya, tentang vaksinasi COVID-19.

“Tahun 2022 nanti, dalam upaya percepatan penyebaran atau diseminasi komunikasi publik, kami sudah merumuskan berbagai langkah dan supaya komunikasi publik yang dilakukan pemerintah lebih efektif. Misal kampanye mengajak masyarakat untuk divaksinasi, teruma lansia dan anak-anak. Ini adalah satu perubahan juga dalam komunikasi publik, dalam arti penekanannya,” ujar Usman.

Selain itu harus menekankan sisi pemulihan ekonomi lebih besar daripada pemulihan kesehatan. “Karena mudah-mudahan sejauh ini pemulihan kesehatan sudah berlangsung baik,” tutur Usman. Dia menegaskan, memasuki 2022, memang harus dilakukan perubahan komunikasi publik serta strategi komunikasi publik yang selama ini dijalankan.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved