Technology Trends zkumparan

Strategi PT PP Tunggangi Era Disrupsi

Strategi PT PP Tunggangi Era Disrupsi

Berinovasi atau tertinggal, mungkin kalimat tersebut relevan di era disrupsi saat ini. Ini ditandai dengan hadirnya berbagai inovasi, teknologi, platform, dan model bisnis yang baru.

Kita telah melihat bagaimana WhatsApp dan Skype telah menjadi penantang operator telekomunikasi dengan meluncurkan layanan pesan dan teleponi gratis. Kehadiran Fintech secara perlahan mulai menggerus bisnis perbankan konvensional. Sementara itu, di lain sisi, perusahaan Uber, Gojek, Grab, juga telah ‘menghisap darah’ operator layanan taksi dengan menawarkan model bisnis berbagi atau (sharing business model).

Tak cuma perusahaan yang bergerak di bidang transportasi, perbankan maupun ritel yang saat ini sedang berjibaku dengan isu disruptif teknologi. Hampir semua perusahaan cepat atau lambat harus mulai memikirkan cara-cara baru agar bisa menunggangi era disruptif, tak terkecuali perusahaan konstruksi .

Sadar akan adanya ancaman dari disrupsi digital, salah satu perusahaan konstruksi ternama tanah air, PT PP Tbk, telah melakukan langkah awal untuk menunggangi era disrupsi. Perusahaan yang didirikan sejal 64 tahun lalu itu telah mendorong penerapan sistem digital di sektor konstruksi.

Terbaru, PP mulai mengambil inisiatif untuk menghadirkan inovasi 3D digital printing dalam operasional bisnisnya. Seperti diketahui 3D Printing akan merevolusi jagat manufacturing dan konstruksi dengan menciptakan model operasi baru yang dikenal sebagai “distributed fabrication” atau “DIY (do it yourself) manufacturing”.

Telah banyak contoh kasus di mana sebuah bus, mobil, jembatan dan rumah dibuat atau dibangun dengan menggunakan teknologi tersebut. Dengan 3D printing sebuah mobil atau bus, bahkan bisa dibuat hanya dengan hitungan jam dan hari.

Direktur Utama PT PP Tbk, Tumiyana, mengatakan, perusahaan telah mendatangkan mesin 3D printing yang rencananya akan datang pada akhir tahun ini. Nantinya sebagai proyek percobaan PP akan mengujicobakan teknologi tersebut untuk pembangunan landed house. “Nanti 2018 atau awal tahun akan mulai dicoba,” ungkapnya. Ia mengatakan, dengan teknologi tersebut, PP akan mampu membangun sekitar 5 unit rumah hanya dalam waktu 4 hari. “Tahap awal memang untuk landed house terlebih dahulu,” ungkapnya.

Selain akan menghadirkan mesin 3D printing, PP juga telah diketahui mengembangkan Building Information Modeling (BIM) sejak tahun 2015. BIM adalah seperangkat teknologi, proses, kebijakan yang seluruh prosesnya berjalan secara kolaborasi dan terintegrasi dalam sebuah model digital. Dengan adanya BIM seluruh pelaku yang terlibat dalam suatu proyek bekerja secara kolaborasi, mengoptimalkan produktivitas SDM dan kegiatan proyek secara cepat, tepat, akurat, efektif dan efisien selama proses umur siklus bangunan (building lifecycle). Penerapan BIM ini akan membuat efisiensi yang signifikan dari sisi biaya dan waktu pelaksanaan proyek, karena data desain pra-konstruksi menjadi sangat detail dan akurat.

Ada sejumlah proyek yang dikerjakan dengan menerapkan konsep BIM di antaranya proyek Menara BNI Pejompongan, Apartemen Springwood Serpong, Apartemen Pertamina RU V Balikpapan dan Kantor Perwakilan BI Gorontalo. Sedangkan, untuk proyek infrastruktur antara lain proyek Pengembangan Pelabuhan Sibolga, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Tol Pandaan Malang dan Jembatan Teluk Kendari.”Dengan konsep ini, ada efisiensi, terutama soal waktu,” tuturnya.

Saat ini, PP terus mengembangkan teknologi BIM untuk berkolaborasi dengan teknologi 3D printing. Khususnya dalam memproduksi bangunan di ukuran sesungguhnya. Hal itu diyakini sebagai awal disrupsi bagi dunia konstruksi. “Dari sisi SDM kami juga menyiapkan agar SDM yang ada siap dengan era disrupsi,” kata dia.

Hampir setiap tahun, jumlah karyawan Millenial PP kurang lebih 15%, dan memberi keleluasaan untuk para generasi muda untuk tampil dan memberikan ide-ide segar ke dalam perusahaan lewat berbagai inovasi.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved