Marketing Trends

Strategi Rebranding Gaya Michel’s Patisserie

Strategi Rebranding Gaya Michel’s Patisserie

Bisnis kuliner di Indonesia semakin berkembang pesat dan menjadi salah satu sektor yang selalu bertumbuh. Menurut Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI, tahun 2015 ini diperkirakan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 10 juta wisman dengan perolehan devisa sekitar US$ 10 miliar. Dari perolehan devisa ini sekitar 30 persen berasal dari kuliner atau sekitar US$ 30 miliar.

analogy-pastry-bistro

Hal ini didukung dengan lifestyle masyarakat Indonesia yang konsumtif dalam bidang kuliner. Di kota-kota besar, peluang-peluang positif sangat terbuka untuk mengenalkan bisnis kulinernya , mulai pemasaran melalui media sosial, hingga rebranding.

Seperti yang dilakukan oleh PT Pangansari Utama Patisserie. Pada tahun 2011, perusahaan membeli franchise asal Australia dengan merek Michel’s Patisserie. Setelah 5 tahun, perusahaan memutuskan untuk mengganti nama Michel’s Patisserie menjadi Analogy. “Analogy Pastry & Bistro ditujukan untuk segmen anak muda dan keluarga. Konsep yang diusung oleh Analogy adalah kasual dan modern,” ujar Leonard D Putra, Marketing Communication PT Pangansari Utama.

Melalui rebranding, perusahaan ingin menciptakan tampilan baru dari produk yang sudah ada dengan tujuan untuk mendiferensiasikan produk dari kompetitornya. Upaya-upaya dari re-branding meliputi perubahan nama, logo baru atau kemasan dan materi pemasaran yang diperbaharui yang mencakup istilah-istilah industri terbaru. Rebranding juga memengaruhi persepsi konsumen tentang sebuah produk atau jasa dengan merevitalisasi merek dan membuatnya lebih modern sekaligus lebih relevan untuk kebutuhan konsumen.

Di sisi sajian, Analogy menawarkan menu yang beragam, mulai dari pastry, kuliner barat dan kuliner Asia. Adapula beragam jenis minuman mulai dari kopi, milkshake, teh, dan minuman yang diracik sendiri oleh para barista. Beberapa menu baru yang diharapkan menjadi andalan yaitu roast chicken dan double black burger.

Hingga saat ini, Analogy berada di empat lokasi, yaitu Pondok Indah Plaza II (Jakarta Selatan), Kantor Metro TV (Jakarta Selatan), Pentacity (Balikpapan), dan Makassar. Di antara keempat tersebut, outlet di Pondok Indah Plaza diklaim menjadi lokasi yang strategis dan tepat dengan segmentasi pasar Analogy.

Manajemen terus melakukan promosi melalui social media dan radio. Untuk semakin dekat dengan konsumen, juga melakukan loyalty program dengan member card. “Secara target, manajemen akan menambah 2 outlet lagi pada akhir tahun 2017 di Jabodetabek,” tambahnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved