Technology Trends

Strategi Spotify Mengkoneksikan Iklan dengan Audiens yang Tepat

Strategi Spotify Mengkoneksikan Iklan dengan Audiens yang Tepat

Laporan dari World Federation of Advertisers2 memperkirakan bahwa iklan yang bernilai hingga US$50 miliar dapat hilang akibat kecurangan periklanan pada 2025. Singkatnya, iklan tersebut tak pernah benar-benar sampai ke audiens. Jika terus diabaikan, pengiklan bisa mengalami kerugian sebesar US$150 miliar di tahun itu. Meskipun fakta mengatakan bahwa ini adalah ancaman serius bagi industri iklan, namun masalah ini masih belum banyak disadari oleh para pengiklan.

Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai isu mendasar tentang pengukuran viewability (kemampuan untuk dilihat)- terkait definisi dan bagaimana pengiklan harus mengukur dan membayar iklan tersebut. Viewability pada iklan merupakan teknologi yang sangat menantang khususnya bagi iklan video online dan sebagian besar pengiklan tidak begitu memahami bagaimana iklan berbayar mereka telah membuahkan hasil. Misalnya, banyak pemain digital di pasar yang dikenakan biaya dari jumlah tayang; di mana begitu video dimulai, pengiklan langsung membayar. Hal ini terkait dengan beberapa faktor yang memengaruhi pengguna dalam pengalamannya menonton iklan tersebut. Apakah Anda tahu ketika audio menyala? Apakah Anda tahu jika pengguna sudah login? Seberapa yakinkah Anda bahwa pesan telah diterima penonton? Begitu banyak pertanyaan, namun begitu sedikit metrik yang ditawarkan.

Spotify sebagai salah satu perusahaan musik streaming menawarkan sebuah konsep periklanan yang terukur. Perusahaan tersebut mempunyai pengukuran viewability seperti MOAT dan IAS (Integral Ad Science) yang menawarkan standar terukur untuk digunakan dalam sebuah kampanye. Tak hanya itu, Joanna Wong, Head of Business Marketing untuk Spotify APAC mengatakan karakteristik platform spotify yang dipenuhi dengan playlist on demand membuat spotify sangat efektif dalam melakukan iklan digital. “Kuncinya kami mengkoneksikan agar iklan bisa terhubung dengan audiens yang tepat, dan pada waktu yang tepat lewat sponsored Playlists (Playlist Bersponsor).,” ungkapnya.

Cara kerjanya cukup sederhana, seperti diketahui audiens Spotify biasanya memainkan playlist sesuai suasana hatinya, misalnya memainkan playlist Generasi Galau, top music Indonesia, Kopikustik, Korean Osts, dan lain-lain. Dengan Sponsored Playlists, pengiklan bisa mencocokkan playlist dengan tujuan marketing. Misalnya brand sepatu bisa beriklan di playlist cardio atau power workout. Dengan begitu, Joanna mengatakan situasi tersebut seperti mempertemukan konten dengan konteks. Spotify menargetkan sebuah momen tertentu agar iklan bisa lebih bersifat personalized. Setiap pendengar yang memutar Sponsored Playlist akan meresapi pesan brand pengiklan yang tersebar di audio, video, dan tampilan.

“Kita hidup dalam ruang dan waktu yang bising. Banyak iklan disodorkan kepada kita dari segala arah, tapi apakah itu benar-benar efektif? Ketika Anda menargetkan momen tertentu, Anda membangun jembatan antara brand dan pengguna. Dengan Sponsored Playlists, kami berharap untuk membantu brands terhubung dengan target audiens mereka di waktu yang tepat,” ungkapnya.

Ia mencontohkan bagaimana Spotify membantu AXE indonesia meningkatkan awareness audiensnya terhadap produk deodoran brand tersebut hingga mencapai anka CTR (click through rate) rata-rata sebesar 0,75% dengan best performing ad unit – mobile audio sebesar 1.54%.

Sayang Joanna enggan membeberkan seperti apa perhitungan tarifnya, berapa tarif iklan yang dipatok, serta jumlah pastinya user spotify di Indonesia. “Kami hanya bisa mengeluarkan angka global, Spotify saat ini tersedia di 60 negara di seluruh dunia dengan lebih dari 100 juta pengguna aktif dan lebih dari 50 juta pengguna berbayar,” ungkapnya.

Namun demikian ia menegaskan bahwa pasar Indonesia merupakan pasar yang pertumbuhannya tercepat di Asia, dengan jumnlah user generasi milnenial sebesar 84 %. “Mayoritas pengguna kami berumur 15-34 tahun,” dia menjelaskan.

Sejak Januari 2017, lagu yang paling populer di Spotify Indonesia adalah Shape of You, yang dinyanyikan oleh Ed Sheeran, penyanyi paling populer di Spotify Indonesia. Sementara itu, playlist Top Hits Indonesia adalah salah satu playlist lokal yang paling sering diputar, diikuti dengan Hits Banget dan Kopikustik. Lebih dari 30 juta lagu dapat didengarkan secara gratis di Spotify lewat perangkat mobile, PC, dan tablet. Anda hanya perlu mengunduh aplikasinya di Spotify.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved