Trends zkumparan

Strategi Sukses Valuklik di Bisnis Digital Marketing

Cleosent Randing

Cleosent Randing, Pendiri Valuklik

Desember 2017 menjadi waktu yang istimewa bagi startup agensi pemasaran dan periklanan digital, Valuklik. Saat itu, perusahaan yang didirikan oleh Cleosent Randing ini diakuisisi oleh grup perusahaan media dan komunikasi digital ternama di dunia, Dentsu Aegis Network. Setelah dimerger dengan iProspect, namanya pun berubah menjadi i iProspect Valuklik.

Wajar memang bila Dentsu terpikat. Sebelum kesepakatan akuisisi tersebut, perkembangan Valuklik memang tergolong ciamik. Valuklik merupakan pemenang Independent Agency of the Year di Asia Tenggara selama dua tahun berturut-turut, 2016 dan 2017. Valuklik juga telah memiliki sejumlah klien besar; salah satunya, Unilever Indonesia. “Dengan demikian, kami telah mencapai satu titik tertinggi di Indonesia, walaupun persaingan makin ketat. Untuk naik kelas, kami harus bergabung dengan perusahaan kelas dunia,” ujar Cleo.

Didirikan pada pertengahan 2012, Valuklik fokus memberikan sejumlah solusi digital. Mulai dari solusi data-driven marketing, solusi SEO (search engine optimization) untuk perusahaan skala besar, transformasi digital, dan data analytics. Cleo menginginkan perusahaan yang dibangunnya ini dapat memberikan nilai kepada kliennya, sehingga diberi nama Valuklik. “Artinya, value for click, value for money. Kami sangat memperhatikan performance driven marketing, dan dibantu para data scientist. Bukan diukur dengan perkiraan semata, tapi dengan tools analitik,” kata Cleo.

Sebelum mendirikan Valuklik, Cleo melakukan banyak riset untuk mencari tahu di mana blue ocean di bisnis yang terkait teknologi. Terutama, untuk mengetahui apa yang paling dibutuhkan e-commerce. Kebutuhan akan pemasaran digital membuatnya yakin bahwa model bisnis yang dibangunnya bisa berkesinambungan.

Cleosent Randing dan tim

Cleo mengaku beruntung bahwa Valuklik menjalankan bisnis yang memang masih blue ocean. Ia mengaku dirinya tidaklah memiliki kemampuan luar biasa. Namun dengan eksekusi proyek yang cepat dan terukur, Valuklik bisa sukses.

Cleo mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi pendorong kesuksesan Valuklik. Salah satunya, kemauan untuk menjalin kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan. Ia ingat betul momen pertemuan dengan Willson Cuaca, Mitra Pengelola East Ventures, di Singapura pada 2014. Saat itu, Cleo minta dikenalkan dengan para pelaku startup yang ada dalam portofolio East Ventures, yang mungkin membutuhkan jasa digital marketing dari Valuklik. Menurut Willson, hal tersebut bisa dengan mudah ia berikan apabila Valuklik mau masuk dalam portofolio East Ventures. “Saya pun setuju dengan hal tersebut dan menerima pendanaan. Namun yang terpenting adalah saya akhirnya bisa berhubungan langsung dengan anggota portofolio East Ventures,” Cleo menerangkan.

Hal yang sama pun ia rasakan ketika tawaran dari Dentsu menghampirinya. Menurut Cleo, ia sebenarnya mempunyai beberapa pilihan masa depan untuk Valuklik. Namun, ia akhirnya memilih Dentsu karena posisi mereka sebagai pemain besar di industri periklanan dunia. “Ini merupakan perpaduan yang baik dengan kami. Dengan begitu, tim saya bisa belajar ke berbagai negara di mana pun Dentsu berada di dunia, “ ungkapnya.

Dick van Motman, CEO Dentsu Aegis Network Asia Tenggara, mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat di dunia dan nomor satu penggerak pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Karena itu, menurut Dick, merupakan prioritas bagi Dentsu untuk mengambil pemain penting di bidang pemasaran digital dari Indonesia, yang dalam hal ini adalah Valuklik. “Valuklik membawa kemampuan yang kuat dalam hal kinerja pemasaran digital, layanan search, dan skala yang dibutuhkan, yang merupakan hal sangat penting untuk mempercepat bisnis kami, “ kata Dick. (*)

Reportase: Herning Banirestu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved