Management Trends zkumparan

Taka Fokuskan Bisnis Turbo Machinery Repair

Presiden Direktur Taka Turbomachinery Indonesia, Andi Purnomo.

Tahun 1998 di sebuah ruangan kecil ukuran 3×4 m2 dengan satu operator, PT Taka Turbomachinery Indonesia memulai sepak terjang bisnisnya. Lima tahun kemudian, perusahaan yang didirikan oleh Denny Andri—kini menjabat Presiden Komisaris Taka— memiliki workshop pertamanya.

Di tahun yang sama, Taka berhasil meraih ISO: 9001 perdana. Taka sengaja mengincar pasar oil & gas company dan fokus untuk power generation dalam memperbaiki mesin turbo. Kinerja bisnis perusahaan terus bertumbuh rata-rata 10-20% per tahun dengan jumlah pelanggan yang semakin banyak, antara lain PLN, Indonesia Power, Pertamina, Menco, PJB, Independent Power Procedur dan perusahaan minyak & gas.

Dijelaskan Presiden Direktur Taka Turbomachinery Indonesia, Andi Purnomo, sejak 2014, Taka mempunyai transportable balancing machine yang dapat menampung mesin seberat 125 ton dan fokus untuk on-site repair. Dengan fasilitas tersebut, Taka dapat memperbaiki mesin rusak langsung di tempat. Secara teknologi, Taka hadir dengan mesin baru asal Jerman. “Untuk menjaga kesinambungan perusahaan, setap tahun kami merekrut 10 management trainee (MT). MT yang dibutuhkan berasal dari lulusan S1 Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Industri,” ungkap Andi.

Dalam memberikan training pada SDM-nya, Taka memberikan keahlian mulai dari produksi, keuangan, Human Resources Development dan sebagainya, sebelum mereka ditempatkan sesuai dengan keahliannya. Taka sadar akan pentingnya menjaga dan melestarikan SDM yang ahli dalam teknisi turbin dan power plan dikarenakan ilmu spesifik yang mepelajari hal itu tidak ada. Untuk operator dapat melalui program Operator Development Program dan biasanya dari lulusan SMK.

Saat ini jumlah karyawan Taka sebanyak 125 orang dan menangani klien yang beragam. Spesifik bisnis yang dijalankannya sebagai turbo machinery equipment repair menjadi keahlian yang dimiliki. Tidak terlalu banyak pesaing dan rata-rata kompetitornya berasal dari asing. “Untuk equipment yang dimiliki hingga memiliki mesin balancing 125 ton, mungkin hanya kami yang leading,” klaimnya.

Bisnis jasa yang dijalankan berusaha memberikan yang terbaik. Kecepatan perbaikan menjadi tuntutan konsumen. Taka berusaha memberikan kecepatan, namun juga menjaga kualitas dan pricing. “Jadi kuncinya di kecepatan dan menjaga kualitas,” ujar Andi.

Melihat pertumbuhan bisnis kelistrikan yang semakin meningkat membuat bisnis power generation yang dijalankannya juga akan mengalami pertumbuhan. Kompetisi dengan perusahaan sejenis tak hanya dilakukan dengan perusahaan dalam negeri, tetapi dengan kompetitor luar negeri yang masuk ke Indonesia. “Kami harus melakukan inovasi, menjaga dan meningkatkan kualitas SDM. Inovasi pada workshop, meningkatkan kecepatan dan efisiensi,” jelasnya.

Reportase: Sri Niken Handayani

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved