Technology Strategy Trends zkumparan

Talent Search Recruitment Siapkan Kecerdasan Buatan

Talent Search Recruitment Siapkan Kecerdasan Buatan

Menemukan SDM yang tepat untuk sebuah posisi pekerjaan ibarat mencari jarum dalam jerami. Di Indonesia, dikarenakan ketersediaan SDM semakin fluktuatif dan kompetisi mencari pekerjaan semakin ketat, maka layanan rekrutmen yang profesional dan intuitif merupakan sesuatu yang esensial bagi perusahaan manapun.

Talent Search Recruitment (Talent Search) hadir untuk menghubungkan SDM berkualitas di Indonesia dengan perusahaan yang tepat. Dalam sekejap, perusahaan ini menjadi andalan bagi bisnis dari berbagai industri untuk merekrut staf manajemen yang berkualitas tinggi di Indonesia.

Talent Search digagas oleh pemuda berusia 26 tahun, Nitesh Chellaram, dan ibunya, Rachna Chellaram. Duo ibu dan anak ini berambisi untuk mengisi celah dalam industri rekrutmen karyawan di Indonesia, lima tahun yang lalu. Menggabungkan pengalaman panjang Rachna dan kejelian Nitesh terhadap peluang bisnis, Talent Search Recruitment resmi berdiri pada tahun 2013, di Sunter, Jakarta Utara.

Bermula dari hanya tiga orang karyawan, kini startup ini bertumbuh dengan pesat dan telah merelokasi bisnisnya ke pusat kota Jakarta, Thamrin, hanya dalam waktu dua tahun. “Perpindahan ke Thamrin memungkinkan kami untuk membangun tim yang lebih baik dan bertemu dengan lebih banyak orang, sehingga menghasilkan peningkatan bisnis pula,” jelas Nitesh. Saat ini, Talent Search memiliki 18 karyawan tetap dan beberapa pekerja lepas di berbagai kota di berbagai belahan dunia. “Kami membantu proses rekrutmen untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia, Malaysia, Singapura, India, bahkan hingga Kepulauan Karibia,” ujar dia.

Beberapa klien di portofolio Talent Search merupakan pemain bisnis raksasa seperti Go-Jek, Asian Paints, Best Western Hotels, Oyo Rooms, INDOCRP (Indofood Group), TATA Motors, BookMyShow, Larsen & Toubro, Raymond Group, TVS Motors, Adani Global, dan masih banyak lagi.

Sejak tahun 2017, Talent Search berhasil membukukan angka pertumbuhan tahunan hingga 400% dan melayani lebih dari 200 perusahaan dalam kurun waktu empat tahun. Tidak seperti layanan biro tenaga kerja online lain, Talent Search terutama digunakan untuk mencari kandidat manajerial dalam posisi menengah hingga senior. Ini artinya, tim dari Talent Search pun harus menyaring dan menganalisa banyak resume dengan tingkat kejelian lebih tinggi.

Untuk mengefisiensikan proses tersebut, Talent Search sedang membangun kecerdasan buatan (AI) ke dalam sistemnya, yang dapat meningkatkan efisiensi dan memudahkan rekruter untuk menemukan kandidat sesuai dengan kebutuhan spesifik setiap perusahaan.

Sistem kecerdasan buatan ini dapat menyaring kandidat sesuai dengan kriteria perekrut, dengan mengandalkan kecerdasan buatan yang mirip dengan cara kerja intelejensi manusia, seperti intuisi dan pengetahuan tentang tingkat kecocokan seorang kandidat dalam sebuah perusahaan. Nitesh percaya bahwa sistem AI yang sedang dikembangkan dapat meningkatkan personal touch dan pendekatan komprehensif yang ditawarkan Talent Search untuk para kliennya. Saat ini, Talent Search telah mendapatkan suntikan pendanaan baru dari investor untuk mengembangkan teknologi yang dapat mendorong Talent Search menjadi perusahaan perekrutan berbasis AI (Artificial Intelligence). Menurut Nitesh, fitur AI ini akan memperpendek proses perekrutan yang memakan waktu berbulan-bulan menjadi menjadi hanya beberapa menit.

“Kami selalu memberikan upaya terbaik untuk bertemu dengan setiap kandidat, baik secara langsung maupun lewat interview video, untuk memastikan bahwa kualifikasi dan kepribadian mereka cocok dengan perusahaan perekrut. Jika dirasa cocok, maka kami akan mengirimkan profil dan resume kepada klien,”jelas Nitesh.

Dari semua resume yang dikirim, biasanya sekitar 88% tidak memenuhi syarat. Ini membuat proses penyaringan dan pemilihan kandidat bisa memakan waktu hingga rata-rata 23 jam untuk setiap perekrutan yang sukses. Berdasarkan hasil riset, kehadiran AI pada software rekrutmen dapat mengurangi biaya per rekrutmen hingga 75% dan menurunkan turnover karyawan sebanyak 35%. Sistem kecerdasan buatan juga akan sangat membantu untuk mengurangi waktu antara proses penyaringan dan pemilihan kandidat, sehingga perusahaan bisa dengan segera mengajukan penawaran pekerjaan pada kandidat yang diinginkan.

Saat ini, Talent Search juga sedang berupaya untuk mendatangkan karyawan profesional asing yang bisa memberikan pelatihan pada SDM lokal dan berperan sebagai mentor di tempat kerja. Nitesh berharap cara ini dapat mengatasi permasalahan ‘brain drain’ di Indonesia (brain drain merupakan fenomena dimana pelajar yang bersekolah di luar negeri melanjutkan kerja di luar setelah lulus).

“Permasalahan yang ada saat ini adalah tenaga kerja dengan pendidikan tinggi akhirnya pergi ke negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Australia, AS, dan Inggris. Mereka bekerja di sana dan sangat sedikit yang kembali ke Indonesia. Ini berarti perusahaan-perusahaan lokal memiliki pilihan tenaga kerja yang terbatas,” ungkap Nitesh.

Ia menambahkan, “Indonesia merupakan negara berkembang yang penuh dengan potensi ekonomi, namun menghadapi permasalahan dalam menemukan SDM yang tepat. Ini merupakan tantangan tersendiri, itulah mengapa banyak perusahaan yang mendatangi kami untuk membantu perekrutan. Kami percaya bahwa harus ada sebuah perubahan fundamental agar pelajar-pelajar Indonesia bisa menetap dan bekerja di dalam negeri.”

Nitesh percaya bahwa sumber daya manusia di Indonesia memiliki potensi dan kualitas yang tinggi – hanya diperlukan sebuah pedoman yang tepat untuk mengarahkannya. Atas dasar kepercayaan itulah, ia punya impian untuk menjadikan Talent Search sebagai kontributor penting dalam mengembangkan gairah usaha di Indonesia.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved