Trends zkumparan

TASPEN Bukukan Laba Rp388 Miliar Tahun 2019

PT TASPEN mencetak laba bersih sebesar Rp388 miliar pada kinerja tahun 2019 lalu. Angka ini melonjak sebesar 42,9% (YoY) dari tahun sebelumnya Rp271 miliar. Kenaikan ini berasal dari kontribusi premi dan pendapatan investasi yang masing-masing sebesar Rp977 miliar dan Rp1,46 triliun.

Direktur Utama TASPEN, A.N.S. Kosasih, mengatakan, lonjakan laba sebesar 43% menunjukkan adanya efisiensi biaya yang lebih rendah dari expanse ratio industri asuransi di Indonesia.

“Lonjakan kinerja tersebut adalah hasil dari implementasi strategi dan kebijakan TASPEN dalam melakukan investasi secara prudent, hati-hati dengan memperhitungkan tingkat risiko yang diterima, kondisi pasar, likuiditas, imbal hasil yang optimal, serta pencadangan yang konservatif untuk menjamin kesejahteraan peserta,” kata dia.

Tahun 2019, perseroan juga mencatatkan total revenue sebesar Rp19,28 triliun atau naik sebesar 16,63% (YoY) dari tahun lalu yang hanya sebesar Rp16,53 triliun.

Adapun dari sisi beban klaim, mengalami kenaikan sebesar 12,27% atau dari Rp11 triliun pada tahun lalu menjadi Rp12,35 triliun. “Di tahun ini, kami juga mengalami pertumbuhan dari sisi aset sebesar 13,53%, dari Rp231 triliun menjadi Rp263 triliun,” kata dia menambahkan. Dari sisi liabilitas, sepanjang tahun 2019, perseroan mencatat pembukuan sebesar Rp251,84 triliun. Dana tersebut berasal dari Akumulasi Iuran Pensiun PNS sebesar Rp151,40 triliun serta Liabilitas kepada Peserta dan Cadangan Teknis sebesar Rp99,48 triliun.

“Mayoritas investasi ditempatkan pada instrumen yang memberikan hasil tetap (fixed income), yaitu surat utang maupun deposito sebesar 86,2% dari total portofolio,” ujarnya. Porsi investasi di surat utang atau obligasi sebesar 67,5% dimana sebagian besar merupakan obligasi pemerintah dan deposito.

Adapun sisanya berupa investasi langsung, saham, dan reksa dana, dimana masing-masing memiliki porsi 2,2%, 4,9%, dan 6,7%. “Mayoritas investasi Taspen ditempatkan pada surat utang negara maupun obligasi korporasi dengan fundamental yang kuat, dengan tingkat risiko yang sangat rendah namun tetap memberikan imbal hasil yang baik,” tutur Kosasih

Untuk menjaga likuiditas perusahaan dan keamanan dana, TASPEN menempatkan hampir 80% deposito di bank BUMN, 18% di Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan hanya 2% pada bank umum yang merupakan anak usaha dari Bank Mandiri dan TASPEN yaitu Bank Mandiri Taspen.

Untuk investasi di saham, TASPEN memilih saham-saham emiten yang sebagian sangat besar terdaftar pada Indeks LQ-45 dan didominasioleh saham-saham BUMN yang tergolong saham-saham blue chip.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved