Technology

Abe's Market, Sang Story-Teller Jempolan

Abe's Market, Sang Story-Teller Jempolan

Usia online marketplace khusus produk alami dan organik ini masih amat muda. Toh, dengan platform teknologinya yang interaktif dan pesona story-telling dari produk yang dijajakan, situs e-commerce ini dicintai tak hanya oleh mitra penjualnya, tetapi juga para konsumen.

Produk alami dan organik kini makin ngetren di berbagai belahan dunia. Penggemarnya makin banyak, seiring kesadaran orang untuk lebih sehat dan peduli lingkungan. Produsen dan pemasar produknya pun makin populer di mata media.

Nah, pemain yang sekarang dinilai “paling seksi” di bidang ini adalah Abe’s Market. Padahal, usianya masih tergolong belia, baru sekitar dua tahun. Apa pasalnya? Tak lain karena sejumlah keunikan yang dimilikinya.

Dari segi konsep bisnisnya, Abe’s Market merupakan online marketplace yang hanya menjual produk konsumer alami dan organik. Memang, konsep online marketplace bukan hal baru, tetapi dari segi produk yang dijualnya, Abe’s Market merupakan yang pertama mengambil positioning seperti ini.

Ada yang bilang, Abe’s Market (dengan alamatsitus: www.abesmarket.com) merupakan versi Web dari pasar produk alami dan organik tradisional. Sebab, kategori produk konsumer yang dijualnya pun cukup beragam, mulai dari kategori personal care, household product, baby and kid, hingga food & drink. Sebagai marketplace, jumlah produsen/penjual (merchant/seller) yang diakomodasi sudah mencapai 275 usaha kecil (dengan keunikan masing-masing). Mulai dari sebuah perusahaan kecil asal Selandia Baru yang menjual produk pengilap kuku organik, mantan eksekutif Google yang membuat biskuit untuk bayi, seorang dokter yang bikin camilan sehat, hingga perempuan mantan detektif swasta yang menjual selai buatan rumah.

Namun, masih ada keistimewaan lain dari perusahaan online marketplace yang bermarkas fisik di Buffalo Grove, Illinois, AS ini. Di situsnya, pelanggan bisa mempelajari produk yang dijual, misalnya siapa dan bagaimana membuatnya dan apa bahan pembuatannya. Pelanggan juga bisa mengenal produsen produk tersebut. Ada yang bilang, Abe’s Market merupakan perpaduan Etsy dan Whole Foods Market. Ada pula yang menilai, Abe’s Market menampilkan sebagain fitur Amazon, Groupon, dan Home Shopping Network.

Tak seperti situs e-commerce kebanyakan, Abe’s Market memang memfasilitasi interaksi yang lebih dalam antara produsen/penjual dan pembeli/pelanggannya. Di situs Abe’s Market, ada fasilitas bagi pelanggan untuk berhubungan langsung dengan produsen, untuk bertanya ataupun mengenal mereka dan produknya, sebelum pelanggan memutuskan membeli. Bahkan, ada fasilitas chatting secara langsung dengan produsen, agar pembeli bisa menanyakan hal yang spesifik sehingga bisa muncul kepercayaan dan kenyamanan (trust & comfort) dengan produk yang dibeli.

Di situs itu, produsen juga bisa melakukan story-telling, dengan mengungkapkan cerita menarik di balik produk yang dibuatnya (the story behind the product). Jelas, ini lebih memberikan informasi latar belakang yang lebih menarik dan berharga ketimbang sekadar sebuah label/nama merek. “Our concept is small businesses with great stories,” ujar Richard Demb.

Soft opening Abe’s Market dilakukan pada Oktober 2009, sedangkan peluncuran resminya ke publik baru pada April 2010. Jadi, dari segi usia bisnis, diibaratkan memang masih bau kencur. Pendirinya adalah dua sekawan Richard Demb dan Jon Polin, yang punya passion kuat untuk menyediakan produk yang aman dan alami, buat manusia dan lingkungan. “Kami sudah bertahun-tahun berteman. Istri dan anak-anak kami juga berteman. Main basket, hiking, bersepeda, hingga camping, sering kami lakukan bersama-sama,” ungkap Jon Polin. “Masing-masing dari kami juga sering melempar ide bisnis.”

Di situs Abe’s Market, Polin menceritakan sudah lama mereka membicarakan akan memulai bisnis yang tidak hanya menguntungkan mereka tetapi juga konsumen, serta memberikan dampak positif bagi lingkungan. “Sebagai peminat produk alami, kami membayangkan suatu tempat yang memungkinkan pembeli seperti kami bisa menemukan produk yang fantastis dan bisa berhubungan langsung dengan pencipta produk tersebut,” ungkap Polin.

Latar belakang dua sekawan ini memang mendukung. Richard Demb sebelumnya adalah seorang serial entrepreneur – mendirikan Dale dan Thomas Popcorn– yang tahu susahnya pebisnis kecil seperti mereka bisa mengembangkan bisnisnya. Sementara Jon Polin sebelumnya adalah manajer merek beberapa perusahaan Fortune 500. Dia punya pengalaman bagaimana membantu perusahaan tersebut mengomunikasikan kisah menarik produk mereka dan membangun awareness konsumen terhadap produk tersebut. Dari kolaborasi ini, lahirlah Abe’s Market. “Tujuan kami, bagaimana bisa menyediakan produk alami terbaik, yang baik buat Anda, keluarga Anda, juga lingkungan,” kata Polin lagi.

Adapun nama Abe yang dipakai untuk merek perusahaan mereka itu diambil dari nama kakek Polin. Meski sang kakek sudah wafat sebelum Polin lahir, karakter dan dedikasinya ikut menginspirasi lahirnya Abe’s Market. Menurut Polin, kakeknya itu adalah seorang ahli farmasi yang selama 50 tahun memiliki dan mengelola apotek bernama Polin Drugs. Di era Depresi Besar dan Perang Dunia II, di mana tenaga dokter dan medis amat terbatas, Kakek Abe ini rela memberikan saran medis gratis bagi pelanggan tokonya. “Abe’s Market ini mengombinasikan hal terbaik yang direpresentasikan Grandpa Abe, yang membangun hubungan komunitas dan personal antara pemilik usaha dan pelanggannya,” ujar Polin.

Boleh dibilang Abe’s Market mampu menyediakan platform yang cukup ideal, baik bagi produsen yang umumnya perusahaan kecil berskala industri rumah tangga maupun bagi konsumen yang mencari produk bagus yang sehat dan ramah lingkungan. Di samping itu, Abe’s Market membantu kalangan usaha kecil itu untuk tumbuh dan meningkatkan profesionalisme mereka dengan menyediakan fasilitas pelatihan di bidang pemasaran, pengemasan produk, dan ekspansi produk. Juga, memfasilitasi pertukaran ide dan best practice di antara para produsen.

Pasar yang dimasuki Abe’s Market cukup potensial dan prospektif. Survei The Organic Trade Association pada 2010 memperlihatkan, nilai penjualan produk food dan non-food organik di AS mencapai US$ 26,6 miliar – naik 5,3% dibandingkan tahun sebelumnya (khusus produk non-food organik kenaikannya di atas 9%). Adapun order yang diterima Abe’s Market sendiri dalam beberapa bulan terakhir tumbuh hingga 900%. Sayangnya, konsumen yang sudah bisa dilayani Abe’s Market baru dari AS.

Di masa awalnya sebagai start-up, Abe’s Market telah memperoleh pendanaan dari sejumlah angel investor ternama seperti Saul Klein (Index Ventures), Toby Coppel (mantan Kepala Yahoo Eropa), David Honig (Vison Ventures) dan Mark Asiri (Venrex UK). Pada Februari 2011, Abe’s Market memperoleh guyuran dana investasi cukup besar, yakni senilai US$ 3,4 juta dari putaran pendanaan yang dipimpin oleh Accel Partners (perusahaan VC top yang ikut mendanai Facebook, Groupon, Etcy, dll.) bekerja sama dengan Index Ventures dan didukung beberapa angel investor. Abe’s Market yang sebelum putaran pendanaan ini hanya mampu mengumpulkan dana investasi US$ 1 juta, berniat akan meningkatkan jumlah merchant/seller yang diakomodasi. Kedua pendirinya menargetkan jumlah produsen mitra (seller) bisa ditingkatkan menjadi dua kalinya jumlah saat ini.

“Kami telah melihat pertumbuhan luar biasa pada bidang e-commerce khusus. Dengan basis yang jelas dari para penjual yang punya passion kuat dan populasi motivated buyer yang tumbuh cepat, kami melihat produk alami akan menjadi kategori yang paling menarik,” ujar Adam Valkin, eksekutif dari Accel Partners.

Abe’s Market memang menawarkan keunggulan pada platform teknologinya yang punya visibilitas tinggi, fitur interaktifnya yang menarik, dan sistem pengiriman barang yang sederhana (bekerja sama dengan jasa kurir ternama). Banyak mitra penjual di Abe’s Market yang mengaku penjualan mereka naik 20%-30% begitu bergabung dengan situs Abe’s Market.

Abe’s Market sendiri akan mengutip komisi 30% dari setiap penjualan yang terjadi lewat situsnya. Namun, para mitra penjual itu tetap diperbolehkan menjual produknya di situs atau platform lainnya, asalkan harganya tidak di bawah harga yang diterapkan Abe’s Market. “Bergabung dengan Abe’s betul-betul bisa mendongkrak bisnis dan mendatangkan repeat customer,” ujar Erin Krug, mantan guru IPA yang mengembangkan produk sabun khusus Eco-Logic. “Saya cinta Abe’s karena mempromosikan para penjualnya,” katanya lagi.

Mengenai jumlah merek produk tiap kategorinya, manajemen Abe’s Market tidak punya batasan tegas. “Satu jenis sabun tidaklah cukup. Tapi, 100 jenis juga kebanyakan. Nah, 20-30 merek mungkin lebih pas. Kami hanya ingin keseimbangan, di mana konsumen punya pilihan dan tiap merek juga bisa punya panggungnya sendiri,” kata Richard Demb mencontohkan.

Toh, tak seperti situs e-commerce lainnya, yang beken sekalipun macam eBay atau Etsy, Abe’s Market meneliti khusus calon penjual di tempatnya. Jadi, tak sembarang produsen bisa join di sini. Selain ada inisiatif dari kalangan wirausaha, manajemen Abe’s Market sendiri punya kebijakan mengundang kalangan wirausaha yang mereka kagumi untuk bergabung. Namun, semua calon penjual ini mesti melewati proses aplikasi. Syaratnya, tidak cuma produknya mesti betul-betul alami, tetapi juga harus memenuhi standar kualitas tertentu, serta ada cerita menarik yang bisa dibagikan pada konsumen. Mereka pun harus punya passion menceritakan kisah menariknya.

Story-telling sebenarnya bukanlah satu-satunya alasan situs Abe’s Market mampu menarik pengunjung atau pelanggan. Di situs itu, tiap penjual disediakan halaman yang bersih dan berdesain bagus di mana mereka bisa menampilkan gambar produk, cerita dan kisahnya, hasil wawancara/tanya jawab dan foto. Lalu, apabila ada pelanggan yang berbagi info sebuah produk dengan tiga kawannya (misalnya dengan meng-email link-nya, yang bersangkutan akan memperoleh diskon 10%. Salah satu fitur terbaru, Abe’s Live, menyediakan para penjual itu wahana untuk berinteraksi langsung dengan pelanggan dan menjawab pertanyaan mereka. Transkrip tanya jawabnya, setelah diedit awak Abe’s Market, bisa ditampilkan di halaman penjual.

Kehadiran Abe’s Market dengan platform teknologinya memang seperti menyediakan terobosan bagi wirausaha baru yang umumnya berskala kecil. Ambil contoh pengalaman Cindy Devore, mantan pekerja komunikasi politik dari Virginia yang membuat sabun alami berbahan dasar tetumbuhan lokal. Cindy mulai mengembangkan bisnisnya yang berbendera Valley Green Natural pada 2009. Keluarga dan kawan-kawannya menyukai produk sabun yang dibuatnya. Dia pun mulai menjual sabun buatannya itu di situs pribadinya dan beberapa platform lainnya. Ternyata tak gampang dan hasilnya tak begitu signifikan. “Susah sekali untuk berada di puncak hasil pencarian Google tanpa keluar banyak uang,” kata Cindy mengungkap pengalamannya.

Nah, hasil yang berbeda sekali diperolehnya ketika join dengan situs e-commerce Abe’s Market. Platformnya memudahkan ia memasarkan produknya. Ia kini memperkirakan sekitar 30% dari penjualannya berasal dari situs Abe’s Market. “Satu hal penting yang membuat perusahaan kecil seperti kami bisa tampil adalah bagaimana cara kami mempresentasikan produk kami,” kata Cindy. “Fakta bahwa kami bisa mempresentasikannya di situs Abe’s betul-betul fantastis. Belum ada tempat yang sebagus ini,” ujarnya lagi.

Dengan segala keunggulan platform dan reputasi yang bagus selama 1-2 tahun ini, pentolan Abe’s Market meyakini nilai penjualan mereka akan meningkat pesat. Tahun ini, mereka mengestimasi revenue-nya bisa lebih dari US$ 1,5 juta. Dan, ada sisi lain yang tak kalah penting, yang diakui Jon Polin tak pernah dirasakannya ketika masih bekerja di perusahaan besar. “Saya merasa senang dengan tiap pernik bisnis ini,” kata Polin.

Riset: Sarah Ratna Herni

BOKS:

Jurus Istimewa Abe’s Market

Memelopori bisnis online marketplace khusus produk alami dan organik.

Menyeleksi ketat mereka yang ingin jadi mitra penjual.

Mengutamakan produk alami yang punya keunikan menonjol.

Menyediakan platform yang visibel dan sekaligus interaktif bagi mitra produsen/penjual dengan pelanggannya.

Memberi “panggung” (halaman) buat penjual itu menceritakan hal menarik seputar/di balik produknya (lewat penerapan konsep story-telling).

Memberikan fasilitas pelatihan/konsultasi (online) buat mitra penjual terutama dalam aspek pemasaran, pengemasan, dan ekspansi usaha.

Memberikan insentif diskon buat konsumen yang mau membagikan info tentang produk yang dijual kepada rekan-rekannya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved