Business Research Technology zkumparan

Accenture: Bentuk E-commerce Akan Berubah Tahun 2020

Ilustrasi belanja digital. (sumber: The Myanmar Times)

Di tahun 2020, digital commerce kawasan ASEAN diperkirakan tumbuh secara eksponensial mencapai US$ 32 miliar dalam 3 tahun ke depan.

Ekspansi eksponensial ini didorong oleh faktor demografi dengan 50% dari populasi ASEAN berusia di bawah 30 tahun, dan memasuki masa potensi kemampuan belanja tertinggi mereka.

Penggunaan perangkat seluler dan internet semakin meningkat tanpa henti, dengan 800 juta koneksi mobile dan 480 juta pengguna internet diperkirakan akan dicapai pada tahun 2020. Kemakmuran yang meningkat, didukung oleh pertumbuhan PDB yang pesat melebihi 5%, akan menghasilkan 70 juta rumah tangga menjadi konsumen baru.

Pemerintah di seluruh kawasan ASEAN diproyeksikan akan berinvestasi sebesar US$ 200 miliar antara periode 2015 hingga 2020 di bidang infrastruktur digital. Hal ini menekan sektor swasta untuk meningkatkan kemampuan digital mereka. Antara 2014 dan 2016, perusahaan-perusahaan di ASEAN menginvestasikan US$ 3 miliar dalam digital commerce untuk empat tahun ke depan, jumlah ini diperkirakan meningkat lebih dari tiga kali lipat, menjadi US$ 10 miliar.

Marketing & Communication Director Accenture, Nia Sarinastiti, mengungkapkan ,faktor pendorong di balik semua perubahan ini terletak pada konsumen. “Pola hidup di kawasan Asia semakin sibuk, konsumen ingin terbebas dari aktivitas yang memakan waktu sehingga bisa lebih meluangkan waktu untuk sesuatu yang berharga bagi mereka, misalnya, waktu bersama keluarga,” kata Nia dalam keterangan tertulis, (6/3/2018).

Hampir satu dari empat pembelian daring sekarang dilakukan menggunakan ponsel pintar dan pada tahun 2020 sekitar 65% dari semua transaksi akan dilakukan secara daring. Jatuhnya penjualan perusahaan dengan sistem bisnis konvensional merupakan bukti bahwa pembeli sudah mulai beralih ke perangkat pintar. Konsumen mencari informasi dan membuat keputusan berdasarkan ulasan dari banyak sumber dan membandingkan harga melalui aplikasi dan situs web untuk menemukan penawaran terbaik.

Bentuk e-commerce ini diprediksi akan berubah pada tahun 2020, seiring perkembangan teknologi untuk mempersiapkan kita menghadapi tahap berikutnya, di mana konsumen bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, bahkan sebelum mereka menginginkannya.

Pada saat itu, perpaduan Internet of Things dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) akhirnya akan membuat perangkat rumah tangga lebih cerdas dengan mengotomatisasi seluruh proses belanja dan di saat yang bersamaan mengantisipasi dan mengingatkan saat persediaan makanan sudah mulai habis.

Tren Digital Commerce di Indonesia

Adapun Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang mengalami keterlambatan dalam adopsi digital dengan penetrasi internet yang relatif rendah oleh 264 juta penduduknya. Namun, dengan jumlah populasi Indonesia yang diprediksi akan bertambah sebanyak 13,4 juta pada tahun 2022, Indeks Konsumen Digital diprediksi akan meningkat cepat dengan setengah dari populasi Indonesia memiliki akses ke internet.

Dari total populasi yang sudah memiliki akses internet, 43,5% merupakan pembeli digital. Jumlah tersebut diprediksi akan melonjak hingga 65,4% pada tahun 2022. Pengeluaran belanja digital per kapita masih relatif rendah sebesar US$ 31,70 per pembeli. Namun, jumlah tersebut diprediksi akan bertambah lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun ke depan.

Sebanyak 72% konsumen Indonesia berbelanja daring untuk menghemat waktu dibandingkan untuk menghemat uang. Kenaikan signifikan ekonomi digital diperkirakan akan didukung oleh ekspansi ekonomi Indonesia. Pertumbuhan PDB diprediksi berada di rata-rata 5% tiap tahun, memberikan dasar yang kuat untuk investasi baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat kelas menengah.

Faktor pendukung lainnya adalah generasi muda dimana 50% diantaranya termasuk generasi millennial. Dengan pengguna ponsel pintar yang menghabiskan rata-rata 181 menit per harinya (jumlah waktu tertinggi di dunia), peluang bisnis perdagangan ponsel semakin terbuka lebar.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved