Astra Life, Beri Pengalaman Digital End-to-End yang Prima
Suka ataupun tidak, pandemi Covid-19 adalah accelerator driver bagi lahirnya perubahan yang cepat di dunia bisnis. Terutama, dalam hal transformasi digital. Karena Covid-19, perusahaan dipaksa melakukan banyak digitalisasi dalam proses serta transaksi bisnisnya seiring minimnya aktivitas fisik manusia.
Itu pula yang dirasakan manajemen Astra Life. Bahkan, bagi anak usaha Astra International ini, pandemi adalah momentum yang tepat untuk mengakselerasi pemanfaatan teknologi dalam urusan mendukung proses bisnis demi melahirkan pelayanan yang excellent.
Namun, jangan keliru. Astra Life tidak membangun digital readiness itu dalam semalam, atau setelah pandemi datang. Dikatakan Windawati Tjahjadi, CEO Astra Life, sejak berdiri tahun 2014, Astra Life sudah fokus pada digitalisasi sehingga dengan cepat mampu beradaptasi ketika pandemi datang. Alhasil, bisnis tetap tumbuh di tengah situasi yang sulit.
Hal itu terlihat dari pendapatan premi Gross Written Premium (GWP) yang mencapai Rp 3,8 triliun di tahun 2020, naik 11% dibandingkan pada 2019 (Rp 3,4 triliun), sementara jumlah tertanggung melampaui 2,9 juta, naik 32% dibandingkan pada 2019. Kinerja positif tersebut bahkan terus berlanjut hingga pertengahan 2021. Angka GWP Astra Life per Juni 2021 meningkat 78% dari periode yang sama di tahun 2020. “Bahkan sejak berdiri hingga saat ini, Astra Life mencatatkan pertumbuhan di atas rata-rata industri,” ujar Windawati bangga.
Dia mengakui kinerja ini tak terlepas dari fenomena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk membeli polis asuransi karena pandemi. Namun di sisi lain, dia mengungkapkan, kesigapan Astra Life menangkap peluang tak bisa terjadi tanpa transformasi digital yang telah dijalankan sebelumnya secara konsisten.
Sejak berdiri, Astra Life memang terus memperkuat infrastruktur, produk, dan jalur distribusi berbasis digital dengan memberikan pengalaman (experience) berasuransi digital end-to-end yang prima kepada nasabahnya. “Dengan produk yang fleksibel, proses pembelian online tanpa tatap muka, polis elektronik, dan klaim online, dalam waktu kurang dari lima menit nasabah sudah langsung terproteksi,” papar Windawati.
Yang menarik, dia menambahkan, layanan digital end-to-end ini tidak hanya bisa dinikmati di kanal distribusi digital milik Astra Life, tetapi juga menjangkau nasabah mitra bisnis dengan sistem konektivitas API (Application Programming Interface). “Ini yang membuat di Astra Life, pengalaman berasuransi menjadi semakin mudah dan cepat. Ini pula yang menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat di saat pandemi.”
Dengan kekuatan infrastruktur berbasis digital itu, Astra Life pun relatif mudah bermanuver dalam konteks mendistribusikan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat. Sejumlah jalur distribusi dan layanan berbasis digital yang fokus pada kemudahan nasabah, baik untuk saat ini maupun era pasca-Covid nanti, telah diluncurkannya.
Di antaranya, Ilovelife.co.id. Ini adalah e-commerce Astra Life yang memberikan pengalaman pembelian produk asuransi jiwa layaknya belanja online. Di sini, nasabah mudah bertransaksi dan memilih produk yang lengkap, mulai dari asuransi jiwa, asuransi penyakit kritis, hingga asuransi kesehatan.
Astra Life juga memiliki e-bancassurance bersama PermataBank. Ini adalah penjualan produk asuransi jiwa dan kesehatan di aplikasi PermataMobileX. Di sini, lima produk unggulan hadir untuk memberikan solusi perlindungan yang terjangkau dan lengkap.
Mereka pun berkolaborasi dengan Traveloka menghadirkan produk asuransi jiwa dan kesehatan di aplikasi tersebut untuk menjangkau masyarakat Indonesia lebih luas. Ada pula sederet mitra dari perusahaan ternama yang menjadi kanal distribusi, termasuk layanan teleconsultation dengan Halodoc untuk nasabah kumpulan.
Langkah-langkah ini, Windawati menegaskan, merupakan wujud visi Astra Life, yakni “Hadir di setiap rumah masyarakat Indonesia”, juga komitmen dari misi “Untuk membawa ketenangan pikiran dan membangun masa depan yang sejahtera ke jutaan masyarakat Indonesia.” Astra Life kini melayani nasabah perorangan —lewat asuransi perlindungan jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi (unit link), asuransi jiwa syariah— dan nasabah kumpulan, berupa program kesejahteraan karyawan (employee benefit group business) serta dana pensiun (DPLK).
Berbekal infrastruktur digital yang dimiliki berikut SDM yang mumpuni, Windawati meyakini ke depan Astra Life semakin berkembang. “Kami optimistis akan terus mencapai ketinggian baru di tahun-tahun mendatang melalui digitalisasi yang menjadi strategi utama untuk akselerasi pertumbuhan bisnis. Terlebih, saat ini Astra Life berada di bawah naungan penuh Grup Astra yang juga fokus mengembangkan digitalisasi di setiap lini bisnisnya,” katanya tandas.§