Technology

Bangkitnya Industri E-commerce Indonesia Harus Didukung

Bangkitnya Industri E-commerce Indonesia Harus Didukung

Tren berbelanja daring, tampaknya terus meningkat di Indonesia, Pada tahun 2030 proyeksi pertumbuhannya akan menjadi $130 miliar. Oleh karena itu, perlu langkah-langkah strategis agar pertumbuhan ini tercapai. Perlu diadakan berbagai kegiatan yang mendukung kegiatan e-commerce, salah satunya adalah Indonesia E-Commerce Summit & Expo (IESE).

Rudiantara (kedua dari kiri) Mentri Kominfo RI

Rudiantara (kedua dari kiri) Mentri Kominfo RI

Kegiatan ini akan dilakukan di Indonesia Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, pada tanggal 27-29 April 2016. Rencananya, forum ini akan menghadirkan 72 pembicara dari dalam dan luar negri, serta lebih dari 150 eksibitor. Acara ini dihrapkan mampu mendorong para UMKM untuk masuk ke industri e-commerce.

“Kontribusi UMKM ke GDP itu sekitar 56%. Di Amerika sudah 60% tapi mereka sudah digital, kita belum, harapannya setelah UMKM masuk ke e-commerce jumlah ini bisa bertambah,” ujar Rudiantara, Menteri Kominfo RI. Di tahun 2016 sendiri pemerintah sudah mencanangkan proyeksi pertumbuhan e-commerce diatas 5%.

Pemerintah sudah membuat berbagai road map untuk mendukung e-commerce yang meliputi, logistic, pendanaan, perlindungn konsumen, infrastruktur komunikasi, perpajakan, pengembangan SDM, dan cyber security.

Menurut Daniel Tumiwa, Ketua Umum Indonesia E-commerce Association (IdEA), logistik dan pembayaran masih menjadi isu utama dalam dunia e-commerce.

Ia mengharapkan adanya proses pembayaran yang lebih cepat sehingga mayarakat tak perlu memiliki rekening untuk membayar. Ia mencontohkan bagaimana e-cash bisa menjadi salah satu cara pembayaran tanpa sesorang harus menjadi nasabah.

Proses pembayaran ini bisa memudahkan masyarakat dalam berbagai hal bahkan isi ulang pun bisa dilakukan di minimarket. Baginya hal ini bisa menjadi salah satu solusi bagi masyarakat yang tak memiliki rekening. Kebjakan-kebijakan seperti ini amat dinanti di dunia e-commerce.

Selain itu, perkembangan internet yang cepat, nyatanya tidak didukung dengan logistic yang cepat pula. PT Pos Indonesia, nampakanya sangat diharapkan untuk mampu bisa berkembang dengan dunia e-commerce.

“PT Pos Indonesia memiliki jaringan yang luas, kami tentu mengharapkan mereka bangkit, kemunculan non pos itu kan sebenarnya untuk mengisi kekosongan yang tidak pos isi,” ujarnya menambahkan. Selain memiliki jangkauan paling luas, pos juga juga memiliki berbagai aturan yang sengaja dibuatkan pemerintah.

Namun, pada akhirnya aturan tersebut justru digunakan oleh pihak swasta karena tidak bisa menjangkau PT Pos sendiri. Berbeda dengan di Indonesia, perusahaan logistik nasional China justru menjadi salah satu hub terbesar perusahaan e-commerce, Ali Baba. Jangkauan yang luas dan aturan yang ketat, membuat perusahaan logistic pemerintah semakin berkembang dengan adanya e-commerce.

Ia berharap hal yang sama terjadi di Indonesia, sehingga industri e-commerce Indonesia bisa naik secara signifikan. Berbeda dengan Rudiantara, Daniel justru melihat bahwa pertumbuhan e-commerce di Indonesia hanya bisa naik 4% pada tahun ini. Hal ini dikarenakan tidak adanya ukuran baku mengenai e-commerce.

Namun, untuk pelakunya sendiri, sudah mulai naik dalam 2-3 tahun terakhir. Ia pun berharap agar banyak industri retail yang masuk ke e-commerce. Menurutnya, sudah ada penurunan 8 hingga 10% di retail karena mereka sudah mulai masuk ke e-commerce. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved