Technology

Bank Mandiri, Menjadikan Livin' sebagai Super App Digital Retail Bank Canggih

Bank Mandiri, Menjadikan Livin' sebagai Super App Digital Retail Bank Canggih
Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri.

Salah satu aspirasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. adalah menjadi the best modern digital retail bank di Indonesia yang menghadirkan solusi dan pilihan terbaik, terutama dalam layanan perbankan digital. Terkait hal ini, Bank Mandiri terus berinovasi dan mengembangkan produk-produk perbankan digital yang andal dan mampu menjawab semua kebutuhan transaksi nasabah.

Bank ini memiliki aplikasi Livin’ by Mandiri, layanan bagi nasabah untuk pemenuhan kegiatan transaksional sehari-hari. Misalnya, pembayaran melalui scan QR di merchant QRIS, transfer antar-rekening Mandiri, transfer online antarbank, bayar tagihan, top-up uang elektronik, top-up saldo Mandiri e-money, dukungan lengkap untuk kartu kredit (informasi tagihan/limit, pengubahan transaksi menjadi cicilan, serta pengajuan produk deposito dan pembukaan Mandiri Tabungan Rencana, yang tentunya memberikan kemudahan kepada nasabah.

Bank Mandiri pun terus menambah kerjasama pembayaran menggunakan Livin’ untuk semakin memperluas ekosistem pembayaran nontunai bagi masyarakat, termasuk dalam layanan pembayaran menggunakan scan QRIS. Ke depan, Livin menjadi salah satu layanan digital yang diandalkan Bank Mandiri dalam memenuhi seluruh kebutuhan finansial nasabah. Tidak hanya sebatas transaksi dan investasi, tetapi juga mempermudah nasabah dalam mengakses produk keuangan Grup Mandiri ataupun ekosistem digital lainnya.

Livin’ diluncurkan ke publik sejak 2017 sebagai Mandiri Online. Diperkenalkan kembali sebagai super app Livin’ pada kuartal I/2021, dan rencananya akan semakin dilengkapi dengan berbagai fitur terkini pada kuartal IV/2021.

Bank Mandiri merancang Livin’ sebagai super app bagi nasabah dalam pengelolaan keuangan dengan tiga keunggulan layanan. Yaitu, pengalaman berbank yang komprehensif seperti memiliki cabang dalam genggaman, layanan keuangan yang lengkap melalui integrasi seluruh kebutuhan finansial dalam satu aplikasi, dan solusi open ecosystem sebagai sarana integrasi dengan ekosistem digital favorit nasabah.

“Saat ini, Bank Mandiri terus mengembangkan Livin’ untuk menjadi super apps, sejalan dengan visi Bank Mandiri menjadi beyond digital bank,” kata Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri. Dalam waktu dekat, Livin’ akan terus ditingkatkan dan disempurnakan fitur-fiturnya, agar menjadi super app yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan transaksi finansial nasabah ritel, terutama dari Grup Mandiri.

Apa alasan Bank Mandiri memilih membesarkan Livin’ ketimbang membuat bank digital? Darmawan mengatakan, sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia dan paling progresif dalam pengembangan inovasi digital, Bank Mandiri terus melakukan inovasi dan transformasi agar bisa tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan bisnis perbankan digital dewasa ini.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, menjadi digital adalah tuntutan yang harus diikuti. Semua lini kehidupan mulai mengadaptasi teknologi dan menjadi digital, apalagi dunia perbankan. Kehadiran layanan digital membantu nasabah Bank Mandiri untuk dapat mengakses produk finansialnya dengan lebih cepat, di mana pun dan kapan pun. “Hingga saat ini, tercatat 96% transaksi yang dilakukan oleh nasabah sudah dilakukan melalui channel digital yang dimiliki Bank Mandiri,” kata Darmawan.

Hingga Agustus 2021 total ada 8,2 juta pengguna Livin’ yang terdaftar. Jumlah ini meningkat 43% dari periode yang sama di 2020. Ada 600 juta transaksi finansial yang dilakukan melalui aplikasi ini hingga Agustus 2021. Jumlah tersebut meningkat 63% dibandingkan periode yang sama pada Agustus 2020. Secara bulanan, frekuensi keseluruhan transaksi Livin’ di Agustus 2021 menembus 105 juta, angka yang cukup fantastis dengan tren yang terus meningkat.

Makin meningkatnya peran Livin’ ini apakah akan diikuti dengan pengurangan kantor cabang Bank Mandiri serta mesin ATM? “Sejalan dengan upaya optimalisasi kantor cabang dan pemanfaatan digitalisasi perbankan sesuai dengan rencana bisnis bank, Bank Mandiri berencana mengalihkan operasional beberapa kantor cabang tahun ini, termasuk merelokasi beberapa kantor cabang,” ungkap Darmawan.

Hal itu juga merupakan bagian dari roadmap digitalisasi cabang yang dilakukan, antara lain dengan mempertimbangkan densitas (kerapatan) cabang. Atas dasar densitas, penutupan dilakukan dengan penggabungan cabang-cabang yang berdekatan. Sehingga, secara bisnis, baik portofolio maupun layanan kepada nasabah tetap terjaga dengan baik di wilayah tersebut.

Seluruh portofolio hingga pegawai cabang yang dialihkan operasionalnya dipindahkan ke cabang terdekat atau unit kerja lain yang memiliki kebutuhan lebih mendesak, seperti sales ataupun unit lain. Tujuannya, untuk pengembangan potensi karyawan.

Sebagai catatan, sampai dengan akhir Juni 2021, Bank Mandiri memiliki lebih dari 74 ribu karyawan, baik organik maupun tenaga alih daya. Jaringan kantornya, ada 2.426 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari 140 kantor cabang (KC), 2.220 kantor cabang pembantu (KCP), dan 66 kantor kas (KK). Ke depan, Bank Mandiri tetap akan mengkaji potensi pembukaan dan relokasi kantor cabang di area potensial sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Strateginya dalam pengembangan layanan ATM di 2021 adalah dengan mengoptimalisasi layanan. Salah satunya, merelokasi beberapa unit ATM ke lokasi yang lebih dapat menjangkau nasabah dan masyarakat. Hingga akhir Juni 2021, Bank Mandiri mengelola 13.102 unit ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam mengembangkan layanan finansial, Bank Mandiri tentu tidak dapat bergerak sendiri. Untuk itu, bank ini aktif menjalin kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan teknologi finansial (fintech)untuk memperluas cakupan layanan. Hal ini juga merupakan bagian dari strategi pengembangan digitalnya secara jangka panjang.

Untuk pengembangan digitalnya, ada lima pronged strategy. Pertama, Levelled up digital readiness: memperkuat fondasi infrastruktur transaksi digital dan penyempurnaan proses bisnis untuk mendukung perkembangan transaksi digital ke depannya. Ini menjadi fokus Bank Mandiri sekarang.

Kedua, Data-driven decision making: menggunakan data analytics dan artificial intelligence dalam mengambil keputusan bisnis dan campaign yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Ketiga, Develop digital-native products: mengembangkan produk-produk yang bisa menyajikan layanan perbankan digital secara end to end.

Keempat, Modernize distribution channels: memberikan customer digital-experience terbaik dari channel Bank Mandiri yang ada saat ini untuk dapat mendukung gaya hidup digital nasabah. Kelima, Widen digital ecosystem, bentuk partisipasi Bank Mandiri dalam inisiatif open banking demi memperluas akses nasabah terhadap produk bank melalui ekosistem eksternal (third party platform), bekerjasama dengan fintech dan e-commerce. (*)

Dede Suryadi dan Sri Niken Handayani

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved