Technology

Bintang Proptech dari Negeri Samba

Bintang Proptech dari Negeri Samba

Kehadiran QuintoAndar telah mendisrupsi bisnis penyewaan properti di Amerika Latin. Kini, dengan dukungan dana ratusan juta dolar AS dari para investornya, perusahaan property technology asal Sao Paulo, Brasil, ini juga siap menyegarkan bisnis pembelian rumah dan jasa terkait lainnya di kawasan itu.

Buat Anda yang pernah punya pengalaman menyewa atau mengontrak properti —baik apartemen, rumah, kantor, gedung, maupun gudang— mungkin sudah paham dengan kerepotannya. Masalah utamanya adalah tidak tersedianya informasi online yang cukup memadai dan transparan tentang properti tersebut, termasuk harga sewanya.

Di beberapa lokasi atau negara, bahkan ada kelaziman bagi penyewa (tenant) untuk menyediakan pihak penjamin (guarantor) atau bersedia dikenai biaya tambahan sebagai jaminan ataupun harus membayar premi asuransi sewa (rent insurance). Kerepotan dalam urusan sewa-menyewa properti seperti ini tampaknya umum terjadi di banyak negara.

Hal itu juga pernah dirasakan Gabriel Braga, warga Brasil, ketika sedang mencari apartemen sewa di Sao Paulo, salah satu kota besar di Brasil. Ia mengingat, proses pencarian apartemen sewanya tidak mudah karena masih sedikit informasi yang tersedia secara online.

Selain itu, pihak penyewa pun harus menyediakan penjamin (guarantor) dari kota yang sama atau membayar asuransi sewa (rent insurance), yang disebutnya “sangat mahal”. “Secara keseluruhan, saya merasa itu adalah proses yang sangat tidak efisien dan terpisah-pisah, tanpa transparansi dan dukungan teknologi,” kata Braga.

Menurutnya, isu-isu seperti itu, termasuk biaya tinggi dalam proses sewa-menyewa properti, merupakan masalah nyata yang harus dipecahkan. Maka, selepas ia dan kawannya, Andre Penha, menerima gelar MBA dari Stanford University, diputuskanlah untuk mendirikan usaha startup yang menyediakan platform yang memudahkan pihak penyewa (tenant) ataupun pemilik properti (landlord) dalam urusan sewa-menyewa properti ini.

Dari situlah, pada 2013 lahir startup bernama QuintoAndar —yang berarti “Lantai Kelima” dalam bahasa Portugis. “Sedikit demi sedikit, kami menciptakan dan menyempurnakan platform yang bisa mengonsolidasikan sisi pasokan dan sisi inventori dengan cara yang seragam,” kata Braga, co-founder yang kemudian duduk sebagai CEO —sedangkan Penha sebagai CTO.

Perusahaan rintisan ini membawa inovasi dengan menyediakan fasilitas pencarian online yang relatif mudah. Juga, menghilangkan kebiasaan diharuskannya penyewa menyediakan penjamin, sehingga bisa menghemat biaya. Di sisi lain, justru QuintoAndar yang melindungi para pemilik properti dengan jaminan bahwa mereka akan mendapatkan hasil sewa secara on time setiap bulan.

Perlu diketahui, awalnya fokus bisnis QuintoAndar adalah mendigitalisasi proses penyewaan properti untuk penyewa dan pemilik properti. Melalui sebuah credit engine yang diperkuat dengan kemampuan data analytics canggih, perusahaan rintisan ini mampu memastikan apakah penyewa prospektif akan dapat membayar biaya sewa, sehingga menghilangkan kebutuhan akan garansi seperti dana deposit.

QuintoAndar menggambarkan perannya sebagai sebuah “end-to-end solution for long-term rental”, yang bermakna menghubungkan penyewa potensial (potential tenants) dengan pemilik properti (landlords), dan sebaliknya. Tahun lalu, QuintoAndar mengembangkan layanannya dengan menghubungkan pembeli rumah dengan penjual rumah.

Baru-baru ini, perusahaan property technology (proptech) yang markas pusatnya di Sao Paulo itu menghangatkan dunia bisnis startup di Amerika Latin. Tak lain, karena keberhasilannya meraih pendanaan senilai US$ 300 juta pada putaran pendanaan Seri E, yang membuat valuasinya menjadi US$ 4 miliar.

Perlu diketahui, di Amerika Latin, financial technology (fintech) dan proptech adalah dua sektor bisnis digital yang mengalami pertumbuhan pesat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan layanan finansial dan real estate/properti yang membutuhkan inovasi di kawasan ini. QuintoAndar termasuk yang mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Putaran pendanaan ini patut dicatat karena sejumlah alasan. Pertama, dari segi valuasi merupakan salah satu yang tertinggi, khususnya di kawasan Amerika Latin. Valuasi ini merupakan peningkatan empat kali dari momen ketika QuintoAndar meraih pendanaan US$ 250 juta pada putaran Seri D, September 2019.

Patut dicatat juga siapa yang mem-backup pendanaan perusahaan rintisan ini. Ribbit Capital yang berbasis di Silicon Valley memimpin putaran pendanaan Seri E; didukung partisipasi sejumlah investor, di antaranya Innovation Fund (anak usaha Softbank yang fokus di Amerika Latin), LTS, Maverik, Alta Park, Kaszek Ventures, Dragoneer, dan perwakilan Accel. Dengan putaran pendanaan terakhir itu, QuintoAndar yang berdiri pada 2013 telah menggaet dana total senilai US$ 635 juta.

Ribbit Capital, yang telah mendukung sejumlah the rising startup, seperti Coinbase, Robinhood, dan CreditKarma, secara historis fokus pada pendanaan early-stage di dunia fintech. Artinya, kali ini merupakan langkah tak biasa bagi Ribbit Capital. Pertaruhannya pada QuintoAndar menunjukkan kepercayaan yang jelas pada rencana perusahaan startup itu untuk mengembangkan bisnisnya saat ini menjadi one-stop real estate shop yang juga menawarkan fasilitas mortgage, asuransi, dan escrow services.

Menurut Nick Huber, Partner Ribbit Capital, QuintoAndar selama bertahun-tahun telah membangun merek yang unik dan terpercaya di Brasil, buat kalangan konsumen yang mencari rumah. “Apakah Anda mencari rumah untuk dibeli atau disewa, QuintoAndar dapat mendukung pelanggan melalui keseluruhan proses transaksi, dimulai dari proses menelusuri inventori yang terverifikasi hingga menandatangani kontrak final,” kata Huber. “Kemampuan melayani kebutuhan pelanggan dari awal sampai akhir adalah kemampuan unik, baik di Brasil maupun di seluruh dunia,” katanya lagi.

Gabriel Braga (Co-founder & CEO) dan Andre Penha (Co-founder & CTO) QuintoAndar.

Ada pertanyaan mengapa QuintoAndar perlu membuka putaran pendanaan Seri E ini. Perlu diketahui, pada putaran pendanaan Seri D, yang dipimpin oleh SoftBank dan diumumkan pada September 2019, QuintoAndar berhasil meraih valuasi di atas US$ 1 miliar, alias masuk ke level unicorn.

Tentang pertanyaan ini, Braga menyebutkan bahwa pihaknya melihat bisnis penyewaan properti berkembang dengan baik, dan QuintoAndar punya posisi kepemimpinan yang kuat di segmen ini. Adanya tantangan pandemi Covid-19 sejak 2020 juga telah membuat perusahaannya makin matang.

“Ketika kami membuka kembali rencana-rencana kami dan melihat apa sebaiknya langkah kami berikutnya, kami merasa ini merupakan momen bagus untuk mengumpulkan putaran pendanaan lagi,” Braga menjelaskan.

Ia juga menyebutkan, ada peluang yang jelas bagi pihaknya di Amerika Latin. Menurutnya, peningkatan valuasi luar biasa pada perusahaan ini menunjukkan adanya perkawinan antara substansi yang dikerjakan perusahaannya dan peluang yang tersedia di depan.

Braga membuka data bahwa sebetulnya putaran pendanaan Seri E ini oversubscribed hingga dua kali. Namun, pihaknya tidak ingin mendilusinya, sehingga mematok di angka US$ 300 juta.

Di bisnis penyewaan properti, QuintoAndar kini secara digital mengelola lebih dari 100 ribu kontrak sewa properti (total nilainya diperkirakan US$ 9,5 miliar), dan ada sekitar 10 ribu kontrak sewa properti baru per bulannya. Platform penyewaannya melayani 40 kota di seantero Brasil. Adapun fasilitas marketplace pembelian rumahnya tersedia untuk empat kota di Negeri Samba ini. Kini QuintoAndar menawarkan lebih dari 60 ribu properti untuk dijual di kota-kota Sao Paulo, Rio de Janeiro, Belho Horizonte, dan Porto Alegre.

Pertumbuhan bisnisnya cukup mengagumkan, Di tahun pertama operasinya, QuintoAndar mencatat (closing the deal) lebih dari 1.000 transaksi. Sekarang telah melebihi 8.000 transaksi setahun, dengan pertumbuhan 50%-100% dari satu kuartal ke kuartal berikutnya.

Karena fokus pada kinerja pertumbuhan, perusahaan rintisan ini memang belum profitable. Kendati begitu, menurut Braga, unit economics-nya di sejumlah pasar seperti Sao Paulo amat diminati, sehingga bisa “membiayai” pertumbuhan di kota lain.

Seperti kebanyakan perusahaan lainnya di seluruh dunia, QuintoAndar memperkuat dirinya untuk menghadapi kondisi terburuk ketika pandemi Covid-19 menerpa. Khususnya, mengingat salah satu poin penting bisnisnya adalah menggaransi adanya sewaan kepada pemilik properti melalui platformnya.

“Pada awalnya kami khawatir dengan implikasi krisis, namun kami tetap teguh dengan komitmen kami,” kata Braga. Menurutnya, pandemi ini merupakan ujian besar bagi model bisnis perusahaannya, serta untuk memvalidasi kekuatan dan daya tahan bisninya berikut proposisi nilainya di mata para penyewa dan pemilik properti. “Setelah melewati momen awal yang menakutkan, kami nyatanya merasa lebih percaya diri dengan bisnis yang kami bangun,” katanya.

Terkait reaksi pasar terhadap pandemi Covid-19, Braga mengakui bahwa pasar memang mengalami kendala juga dengan komplikasi akibat pandemi tersebut. Namun, menurutnya, secara struktural pasar real estate di Brasil telah mengarah secara positif menuju bisnis jangka panjang. Adapun pasar penyewaan masih punya potensi untuk dikembangkan.

Braga menjelaskan, dari sisi demand, akibat pandemi ini orang menginginkan fleksibilitas dalam urusan kehidupan mereka, termasuk mencari rumah. Dari sisi supply, ada tren profesionalisasi dari kalangan pemilik properti sehingga akan meningkatkan ketersediaan properti di pasar.

Hanya saja, dari sisi penjualan, perputaran bisnis perumahan tahunan di Brail baru sekitar 2%. Penyebabnya, sulit untuk membeli atau menjual. Di antaranya, karena sulit mencari pinjaman, transaksi sekundernya juga kompleks, dan tidak ada jaminan atau asuransi. “Jadi, kami pikir kami dapat membuka kunci banyak aktivitas di pasar secara keseluruhan,” kata Braga.

Startup yang diperkuat sekitar 2 ribu orang ini memulai ekspansi globalnya pada akhir tahun ini. “Karena itu, QuintoAndar mencari talenta-talenta top dari seluruh dunia,” ujar Braga. “Kami ingin berinvestasi lebih banyak pada produk dan infrastruktur teknologi kami. Karena itu, kami ingin mengajak lebih banyak orang senior dari mancanegara.”

Sumber daya baru, berupa hasil pendanaan, antara lain akan dipakai untuk mendukung upaya ekspansi pertama QuintoAndar ke luar wilayah Brasil, yang akan dimulai dengan Meksiko. Dikabarkan, seorang country manager telah ditunjuk dan perusahaan tengah menyusun tim awal untuk memulai operasional anak usaha di Meksiko ini, yang rencananya akan mengombinasikan sejumlah staf dari Brasil dan profesional lokal dari Meksiko.

Mengapa memilih Meksiko sebagai target pertama ekspansinya? Menurut Braga, karena Meksiko merupakan pasar real estate terbesar kedua di Amerika Latin. Selain itu, banyak kesamaan antara pasar Brasil dan Meksiko, dalam hal problem dan struktur pasarnya. “Itulah alasan kunci bagi kami dalam memilih pasar. Tapi, sekarang banyak hal yang harus dipelajari dan dikembangkan di sana,” katanya.

Selain ekspansi pasar, sebagian dana segar itu juga akan dipakai untuk mendukung pengembangan platform QuintoAndar. Menurut para pendirinya, tujuannya adalah membawa level disrupsi yang sama ke ranah bisnis penjualan rumah dan jasa profesional lainnya, sebagaimana telah dilakukannya di pasar penyewaan properti.

Ada pertanyaan menggelitik tentang kemungkinan masa depan bagi QuintoAndar untuk mengembangkan pasarnya, dengan pendekatan mengiriskan fungsi proptech dengan fintech. Menurut Braga, perusahaannya sebetulnya juga telah memainkan semacam layanan fintech itu.

Ia mencontohkan, di bisnis penyewaan properti pihaknya menyedian jaminan sewa ke pemilik properti di mana mereka akan menerima pembayaran, tak peduli apakah si penyewa telah membayar uang sewa bulanannya atau menundanya. “Ini pada dasarnya adalah solusi fintech,” ujarnya. QuintoAndar juga telah memiliki produk asuransi dan antisipasi sewa, di mana pemilik properti akan mendapatkan uang sewa di muka.

Di sisi penjualan (sale side), QuintoAndar juga telah menawarkan produk pinjaman hipotek (mortgage loan) tradisional, bekerjasama dengan institusi seperti perbankan. Namun, Braga mengatakan, karena telah tahu cukup banyak tentang properti dan para pemiliknya, pihaknya bisa pula menawarkan solusi yang kreatif.

Salah satunya, produk home equity. Menurutnya, produk home equity ini dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menyediakan likuiditas bagi para pemilik properti.

Jadi, Braga menegaskan, layanan fintech memang menjadi komponen inti dalam rencana pengembangan QuintoAndar, baik itu menempel pada transaksinya (seperti di bisnis sewa properti yang sudah berjalan) maupun melalui produk lain. Bahkan, menurutnya, bisa saja layanan fintech itu merupakan layanan yang berdiri sendiri, tidak selalu terkait dengan bisnis QuintoAndar. “Banyak berbagai kemungkinan yang bisa dikembangkan,” ujarnya. (*)

————————————————————————————

Sekilas Profil QuintoAndar

–Nama perusahaan : QuintoAndar

–Tahun berdiri : 2013

–Bidang bisnis : platform proptech untuk penyewaan properti dan penjualan rumah

–Pendiri dan personel penting : Gabriel Braga (co-founder & CEO) dan Andre Penha (co-founder & CTO)

–Kantor Pusat : Sao Paulo, Brasil

–Total nilai raihan pendanaan : US$ 635 juta (hingga putaran pendanaan Seri E)

–Nilai valuasi : US$ 4 miliar (berdasarkan putaran pendanaan Seri E)

–Investor penting : Ribbit Capital, Innovation Fund (anak usaha Softbank di Amerika Latin), LTS, Maverik, Alta Park, Kaszek Ventures, Dragoneer, dan Accel

–Volume transaksi : lebih dari 8.000 transaksi per tahun.

– Area layanan di Brasil : 40 kota untuk jasa penyewaan properti dan empat kota untukjasa pembelian rumah

————————————————————————————————————————

Dari berbagai sumber.

Joko Sugiarsono

Riset: Armiadi Murdiansah (dari berbagai sumber)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved