Technology

Bisnis Digital Talent Accelerator Makin Marak

Bisnis Digital Talent Accelerator Makin Marak

Tidak ada industri di Indonesia yang tumbuh secepat ekonomi digital. Diperkirakan pada 2025, ekonomi digital di Indonesia akan mencapai US$ 124 miliar, naik dari US$ 44 miliar pada 2020. Bahkan selama pandemi COVID-19, sektor digital negara ini diproyeksikan tumbuh 10%, naik dari US$ 40 miliar pada 2019.

Persaingan bisnis antar perusahaan pun meningkat dan untuk terus bisa bersaing, perusahaan dituntut untuk bertransformasi digital. Beberapa laporan mengemukakan bahwa sumber daya manusia (SDM) adalah hambatan nomor dua tertinggi untuk transformasi digital karena beberapa perusahaan masih memiliki SDM yang belum berorientasi digital.

Untuk memecahkan masalah tersebut, hadirlah berbagai startup edukasi untuk mencetak para talenta digital yang mampu memenuhi kebutuhan saat ini. Sebut saja ada Binar Academy dan Algoritma Data Science School.

Binar Academy

Binar Academy merupakan startup edtech yang fokus pada pengembangan skil dan talenta digital dengan meningkatkan pengalaman belajar melalui tahapan pembelajaran yang jelas dan metode pembelajaran yang beragam untuk mendukung pertumbuhan karier lulusan SMA, mahasiswa, dan orang-orang yang ingin berganti karier (career shifter).

Binar Academy menghadirkan Digital Talent Accelerator dan Job Connect. Digital Talent Accelerator difokuskan oleh Binar Academy untuk meningkatkan keterampilan digital karyawan internal sebuah perusahaan sedangkan Sedangkan Job Connect akan membantu perusahaan mencari talenta-talenta digital baru untuk kebutuhan bisnis mereka.

“Saat ini, beberapa perusahaan dihadapkan oleh beberapa masalah menyangkut SDM mereka. Untuk itulah kami hadir, membantu perusahaan-perusahaan bertransformasi secara digital dari sisi SDM karena kami percaya SDM adalah kunci utama untuk mendorong transformasi digital,” kata Alamanda Shantika, CEO Binar Academy.

Digital Talent Accelerator memiliki program pelatihan untuk menciptakan produk digital, yang terdiri dari pelatihan membangun aplikasi, desain aplikasi, pengelolaan aplikasi dan lain-lain. Dengan adanya talenta yang dilatih untuk memiliki keterampilan teknologi, perusahaan bisa menciptakan produk digital secara mandiri yang membantu proses bisnis mereka.

Selain itu, terdapat pula program workshop untuk menciptakan soft-skill yang sejalan dengan program pelatihan hard-skill sebelumnya. Hal ini diperlukan oleh sebuah perusahaan karena dengan adanya implementasi teknologi terbaru, maka pemikiran talenta-talentanya juga harus menyesuaikan dengan teknologi baru tersebut.

Beberapa workshop yang dihadirkan oleh Binar Academy melalui Digital Talent Accelerator antara lain menciptakan pola pikir dan budaya digital, analisis data digital, operasional hingga pemasaran. Durasi program pelatihan dan workshop Digital Talent Accelerator mulai dari 6 minggu hingga 4 bulan, tergantung tujuan bisnis perusahaan.

Terdapat dua skema rekrutmen Job Connect dari Binar Academy, yaitu menggunakan lulusan dari Binar Academy yang telah menjalani pelatihan keterampilan digital atau mencari talenta di luar lulusan Binar Academy yang telah dikurasi oleh tim khusus dari Binar Academy. Talenta-talenta dari Job Connect langsung siap untuk melakukan transformasi digital perusahaan tanpa perlu menjalani pelatihan internal.

Hingga saat ini, Binar Academy telah meluluskan lebih dari 4 ribu talenta dari Binar Academy Bootcamp. Binar Academy juga telah dipercaya oleh lebih dari 70 perusahaan untuk memberikan solusi serta membantu meningkatkan keterampilan karyawan internal mereka. Salah satunya adalah program Telkomsel Software Developer Academy yang merupakan program kolaborasi antara Telkomsel dengan Binar Academy yang berbentuk program peningkatan kompetensi dan kapabilitas digital.

Algoritma Data Science School

Algoritma Data Science School merupakan sebuah startup yang fokus kepada program dan kegiatan pendidikan untuk data scientist. Algoritma yang berdiri sejak 2017 ini hadir saat makin maraknya startup hingga layanan e-commerce yang berbasis teknologi sehingga dibutuhkan posisi baru yang memiliki peranan penting dalam bisnis tersebut. Contohnya data analyst, data engineer, dan data scientist. Namun demikian, ada masalah terbesar di Indonesia, yaitu adanya kesenjangan yang besar antara permintaan data scientist dan pasokan talentanya.

Nayoko Wicaksono dan Samuel Chan adalah pendiri Algoritma. Nayoko dan Samuel mencoba memecahkan kekurangan talenta di bidang data tersebut. Kebetulan, keduanya memiliki passion di bidang edukasi sehingga lahirlah Algoritma Data Science School. Pada awal Algoritma berdiri, banyak yang meragukan bisnis edukasi ini. Namun, keduanya tetap yakin bahwa banyak orang yang ingin menambah kemampuannya untuk mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Keduanya juga percaya, jika edukasi di bidang ini tidak dilakukan, maka negara ini akan ketinggalan dengan negara lain.

Sampai saat ini, Algoritma sudah meluluskan 11 ribu pelajar dan sudah ada 180 corporate yang sudah dilatih, beberapa di antaranya DBS Singapura, BCA, dll. Algoritma juga sudah membuka cabang di Singapura, bekerja sama dengan Ngee Ann Polytechnic dan NTUC LHUB.

“Kami sekolah pertama yang mengekspor kurikulum ke luar negeri. Kami mengeskpor kurikulum dan melatih 8 profesor mereka di Singapura, sehingga mereka bisa men-deliver kurikulum dan kursus kami di sana. Kami bangga bisa menjadi perusahaan Indonesia yang stand out. Kita harus tunjukan kepada orang-orang bahwa kita bisa, Indonesia bisa menjadi creator bukan hanya konsumen,” ujar Nayoko, CEO & Co-Founder Algoritma.

Dede Suryadi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved