Technology zkumparan

Bisnis Modal Ventura Besutan Grup LiMa

Bisnis Modal Ventura Besutan Grup LiMa
Surachmat Sunjoto, pendiri dan Dirut LiMa Ventura

Aliran dana dari lembaga modal ventura (venture capital), merujuk laporan PricewaterhouseCoopers dan CB Insights, masih menunjukkan pertumbuhan positif. Dana modal ventura global pada kuartal I/2019 senilai US$ 52,2 miliar, naik 5,6 persen dari US$ 49,4 miliar di periode yang sama tahun 2018. Di Indonesia, dana segar dari pemodal ventura diyakini masih mengalir deras di sepanjang tahun ini. Perusahaan modal ventura diperkirakan agresif menginjeksi dana ke perusahaan teknologi finansial atau startup nonjasa-keuangan yang berbasis teknologi informasi.

Tak hanya itu, perusahaan modal ventura juga membidik perusahaan startup di sektor riil. Sebagai contoh, PT LiMa Garuda, perusahaan modal ventura dari Grup LiMa yang fokus membenamkan dana ke sejumlah perusahaan di sektor riil, antara lain Voyej Leather Goods (produsen fashion berbahan dasar kulit), Velospace & Co (penyedia jasa desain interior dan arsitektur), serta Gorry Gourmet (produsen makanan sehat berbasis aplikasi ). “LiMa Ventura adalah pemegang saham mayoritas di Voyej Leather dan Velospace. Sedangkan porsi kepemilikan saham di Gorry Gourmet itu minoritas,” tutur Surachmat Sunjoto, pendiri dan Dirut LiMa Ventura.

Portofolio investasi LiMa Ventura cukup beragam. Sebab, selain di ketiga perusahaan itu, LiMa Ventura pun membenamkan modal ke PT Aditec Cakrawiyasa (produsen kompor gas Quantum) dan ladanglima.com (produsen tepung sehat dari ketela pohon asal Jawa Timur). Perusahaan modal ventura yang berdiri pada 27 Februari 2012 ini membidik investasi ke perusahaan kesehatan, pendidikan, properti, logistik dan distribusi, pertanian, perkebunan, energi terbarukan, fashion, furnitur, desain interior, animasi, serta kuliner.

Strategi LiMa Ventura membesarkan skala bisnis perusahaan rintisan yaitu memberikan modal sekaligus mendampingi dan memberdayakan sumber daya di perusahaan tersebut. “Agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang mandiri, kuat dan berdaya saing tinggi. Itulah alasan tagline yang digunakan oleh LiMa Ventura yaitu ‘Partner Beyond Capital’,” kata Rachmat, menjelaskan model investasi LiMa Ventura.

Prinsip seperti itu memandu model investasi LiMa Ventura yang mengedepankan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) serta menciptakan nilai tambah yang berkesinambungan kepada seluruh pemegang saham dan mitra bisnis. Aspek lainnya yaitu menciptakan dan mengembangkan produk inovatif dan kompetitif demi menguasai pangsa pasar di segmen usaha yang dilakoni perusahaan rintisan.

“Kami juga berkomitmen membina dan menumbuhkan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) agar mereka memperoleh akses pembiayaan serta memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” Rachmat menambahkan. Sebelum memutuskan investasi, LiMa Ventura mengidentifikasi keselarasan visi pendiri perusahaan rintisan, menganalisis keunggulan produk yang unik dan kompetitif, serta memberikan solusi bagi permasalahan masyarakat.

Prinsip ini tecermin dari pola bisnis dan pendampingan LiMa Ventura kepada Velospace & Co, perusahaan desain interior dan arsitektur lokal, yang memberikan efek domino kepada pelaku bisnis dan masyarakat. Sekitar 150 proyek telah dikerjakan Velospace. Dan, omset Velospace di tahun 2018 senilai Rp 20 miliar, naik 40 persen dari Rp 14 miliar di tahun 2017. Pertumbuhan pendapatan serta pola bisnis ini dikembangkan lebih lanjut oleh perusahaan yang berdiri di tahun 2015 itu.

Velospace tahun ini mengembangkan lini bisnis terbaru dengan mendirikan persegi.co.id yang bermitra dengan penyedia (vendor) jasa desain interior dan kontraktor serta bekerjasama dengan 60 lebih merek produk interior lokal. Biaya jasa yang ditawarkan di Persegi ini lebih ekonomis bagi konsumen. Alasan Velospace mengembangkan Persegi, menurut Verik Angerik, CEO dan pendiri Velospace, ialah menyediakan platform digital yang mengumpulkan para desainer dan kontraktor interior untuk menjadi mitra yang menawarkan jasanya ke perusahaan properti ataupun pengguna akhir (end user) di segmen medium.

Menurut Verik, model bisnis kemitraan ini berefek domino karena memberikan kesempatan kepada mitra lokal yang bermarkas di berbagai kota untuk menangani proyek di wilayah operasional bisnisnya. “Revenue stream yang diperoleh berasal dari model bisnis kemitraan atau profit sharing,” ujarnya.

Rachmat mengapresiasi pencapaian bisnis Velospace serta keseluruhan perusahaan di portofolio investasi LiMa Ventura. Menurutnya, seluruh perusahaan mencetak pertumbuhan bisnis dalam dua tahun terakhir ini. Hal ini tecermin dari peningkatan pendapatan, laba, dan aset di setiap tahunnya. “Ini membuktikan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh LiMa Ventura sudah membuahkan hasil yang baik,” ujar Rachmat yang juga pendiri Grup LiMa ini.

Reputasi perusahaan di portofolio investasi LiMa Ventura cukup gemilang. Quantum, misalnya, mengekspor produknya ke Norwegia, Arab Saudi, dan Filipina. “Contoh yang lain, Velospace berhasil menangani desain interior kantor Astra,” kata Rachmat. Yang dimaksud yaitu kantor PT Astra Digital International, anak usaha Grup Astra.

Rachmat mengungkapkan, seluruh perusahaan rintisan yang sahamnya dimiliki LiMa Ventura itu sudah mencetak laba. Kunci sukses imbal hasil investasi LiMa Ventura dan pertumbuhan bisnis perusahaan startup itu ialah konsisten mempraktikkan prinsip kemitraan yang berkesinambungan melakukan pendampingan, pembinaan, dan pemberdayaan. “Itu menjadi kunci pendekatan yang dilakukan oleh LiMa Ventura dalam mengelola setiap perusahaan. Kompetensi SDM ditingkatkan kualitasnya agar kinerja perusahaan rintisan lebih meningkat,” tuturnya.

Hal seperti itu ingin direduplikasi perusahaan kepada pengusaha muda. Caranya, LiMa Ventura sejak 2015 menggelar kompetisi bisnis bertajuk Parama (Pengembangan Wirausaha Muda) Indonesia. LiMa Ventura menggandeng Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). “LiMa Ventura mengambil inisiatif pada tahun 2015 sebagai salah saatu perusahaan modal ventura lokal yang pertamakalinya memberanikan diri untuk mengadakan kompetisi bisnis dalam mencari usaha rintisan yang unggul,” Rachmat menjabarkan. Parama Indonesia diharapkan mendorong semangat para pelaku usaha atau calon pengusaha muda. “Mereka tidak perlu ragu karena ada dukungan mitra bisnis yang siap mendampingi setiap langkah mereka,” tambahnya.

Komitmen Rachmat ini sudah dibuktikan. Di edisi perdana, Parama Indonesia menobatkan Voyej Leather sebagai jawara dan mendapatkan penyertaan modal dari LiMa Ventura sebesar Rp 3 miliar. Tahun selanjutnya, Gorry Gourmet didapuk sebagai pemenang Parama Indonesia serta diberi modal senilai Rp 6,5 miliar.

Rachmat mengacungi jempol partisipasi aktif Bekraf di pergelaran Parama Indonesia. “Di setiap kompetisi dan event LiMa Ventura, Bekraf selalu berpartisipasi dan begitu pun sebaliknya, jika Bekraf yang mengadakan event, LiMa Ventura akan berpartisipasi, baik sebagai mentor ataupun mitra investor,” katanya menegaskan. Kemitraan kedua lembaga ini melahirkan perusahaan rintisan yang potensial dan bisnisnya prospektif.

Ke depan, LiMa Ventura berancang-ancang memiliki aset Rp 1 triliun, mengucurkan modal senilai Rp 700 miliar, berinvestasi di delapan perusahaan rintisan yang valuasinya ditargetkan mencapai US$ 10 juta di tahun 2022. Sebagai informasi, LiMa Ventura sudah terdaftar dan mendapatkan izin operasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Rencana berikutnya, Rachmat bakal melepas sebagian saham LiMa Ventura di perusahaan startup ketika valuasinya mencapai target. Sesuai dengan mandat OJK melalui Peraturan OJK No. 35 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Usaha Modal Ventura, jangka waktu investasi yang diperbolehkan untuk perusahaan modal ventura melakukan penyertaan saham adalah 10 tahun. “Dan, setelah waktu tersebut berakhir, dapat diperpanjang dua kali dengan total waktu perpanjangan paling lama 10 tahun. Karena itu, LiMa Ventura di saat yang tepat memiliki opsi untuk melepas kembali saham yang dimilikinya melalui IPO atau melepasnya kepada investor atau modal ventura lainnya,” tutur Rachmat.

Reportase: Yosa Maulana & Chandra Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved