Technology

Cara Samsung Kembangkan Industri Ponsel

Cara Samsung Kembangkan Industri Ponsel

PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) berkomitmen untuk mengembangkan industri ponsel di Indonesia. Saat ini, SEIN memiliki kapasitas produksi 800 ribu hingga 1 juta unit handphone setiap bulannya. Padahal, perusahaan lain yang sejenis butuh satu tahun untuk mencapai produksi sebesar itu.

Di sisi lain, dari semua perusahaan handphone di Indonesia, hanya SEIN yang memiliki line paling banyak, 16 line untuk handphone saja, perusahaan lain mungkin hanya 2-5 line. Senior Manager SEIN, Deddy Rinaldi mengatakan, SEIN juga sudah meng-hire 1.000 man power khusus untuk manufacturing handphone saja. SEIN mempekerjakan 2.700 orang di pabrik saja.

“Itulah komitmen yang kami jalankan untuk mengembangkan industri handphone di Indonesia. SEIN akan selalu dipertahankan oleh prinsipal karena aset di Indonesia bagus. Operatornya memiliki skill, biaya produksi kompetitif dari negara lain,” ujarnya.

Samsung galaxi tab

Saat ini, SEIN memiliki 59 line, di antaranya TV ada 2 line dengan kapasitas produksi 53 ribu unit, Home Theater ada 3 line dengan kapasitas produksi 284 ribu unit, dan DVD Drive ada 2 line dengan kapasitas produksi 336 ribu unit. Lalu, ponsel ada 17 line yang mana 13 line untuk smart, 2 line untuk feature, dan 2 line untuk tab dengan kapasitas produksi 1.092 ribu unit. Monitor ada 6 line dengan kapasitas produksi 504 ribu unit. PBA ada 7 line dengan rincian 3 solder dan 4 inspection dengan kapasitas produksi 525 ribu unit.

SEIN saat ini melakukan ekspor ke Amerika Utara dengan mengambil porsi paling besar yaitu 45% (5.750 ribu unit), selanjutnya Eropa 23% (2.990 ribu unit), Asia Tenggara 8% (1.040 unit), Korea 7% (910 ribu unit), Amerika Latin 7% (910 ribu unit), Afrika 4% (520 ribu unit), untuk pasar lokal hanya 2% (260 ribu unit), Asia barat 2% (260 ribu unit), Timur Tengah 1% (130 ribu unit), CIS (Commonwealth of Independent States) 1% (130 ribu unit).

Menurut Deddy, saat ini Samsung sedang menikmati masa keemasannya. Dulu, Sony berada di peringkat atas, Samsung diibaratkan sebagai ponsel China dengan harga lebih murah tapi spesifikasi lebih lengkap. Sekarang, perusahaan asal Korea Selatan itu sukses membalikkan keadaan dengan memperkuat inovasi dan supply chain management.

“Salah satu cara kami untuk mengurangi risiko kerugian adalah dengan tidak terlalu banyak menyimpan stok, melakukan efesiensi dalam proses produksi, dan meningkatkan produktivitas di pabrik,” katanya.

Vice President Corporate Affair SEIN Kanghyun Lee menuturkan, produk Samsung yang menjadi primadona ekspor adalah set top box (STB), DVD, dan bluray. Untuk terus meningkatkan daya saing, perusahaan menjaga komitmen pengiriman agar selalu tepat waktu.

“Kami menjaga kepercayaan dan stabilitas bisnis dengan customers yang sudah ada sekarang, salah satu kuncinya adalah mengoptimalkan sumber daya yang ada, mengedepankan kualitas, dan tidak berhenti berhenti berinovasi agar produktivitas dapat semakin baik,” kata dia. (Reportase: Maria Hudaibyah Azzahra)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved