Technology

DeviantART, Komunitas Online Seniman Sejagat

DeviantART, Komunitas Online Seniman Sejagat

Di era ketika orang belum mengenal istilah media sosial, Angelo Sotira dkk. sudah menyuguhkan fitur-fiturnya lewat deviantART.com. Dengan loyalitas anggotanya, model bisnis yang realistis, dan inovasi tak henti, deviantART menjadi portal komunitas para seniman terbesar di dunia yang terus berkembang.

“Without deviation from the norm, progress is not possible”. Kata-kata provokatif dari Frank Vincent Zappa — komposer dan pemusik legendaris Amerika Serikat yang wafat pada Desember 1993 dalam usia 52 tahun – ini rupanya membekas betul di benak Angelo Sotira, yang memang mengagumi sosok Zappa. Maka, ketika anak muda kelahiran Yunani 14 Februari 1981 ini membesut bisnis digital start-up untuk ranah art (seni) pada tahun 2000 ia memakai nama deviantART (www.deviantart.com). “We love our name,” ujarnya bangga.

DeviantART boleh dibilang kini telah menjelma menjadi komunitas online para seniman (artists) terbesar di dunia, yang sekaligus menampung file digital karya seni (art-works) mereka. Sotira, yang kini memimpin manajemennya di Hollywood (sebagai CEO), mampu mengembangkan banyak komunitas seni — mencapai 75 ribu grup khusus — yang hidup dan semarak. “Ketika kami memulainya, kami memang ingin membangun jaringan (karya seni) yang terpadu vertikal paling dalam yang pernah ada di planet ini,” ujar Sotira.

Obsesi itu memang diwujudkan Sotira dkk. Sebagai portal seni paling komprehensif, deviantART menyediakan akun gratisan di mana pengguna bisa memperoleh halaman profil personal, sebuah blog, atau ruang untuk mem-posting hasil karya seni — semacam karya foto, gambar, kartun, teks literatur, hingga video. Di sini, para pengguna juga bisa ngobrol (chatting), serta mengirim pesan atau komentar. Kalau mau menikmati layanan lebih dari member biasa, ada layanan berlangganan (premium).

Kok mirip ranah yang sekarang kita kenal sebagai social media? Ya, memang demikian. Jauh sebelum istilah ini dikenal, deviantART tergolong situs pionir yang memperkenalkan layanan media sosial seperti ini. Kenyataannya, memang banyak hal (fitur) yang pertama dikenalkannya, dan dalam sebuah komunitas online pertama yang paling lengkap dengan model pendekatan user-generated contents (UGC). DeviantART sudah menjalankan layanan-layanan yang kini dikenal sebagai media sosial ini tiga tahun sebelum MySpace, empat tahun sebelum Flickr dan Facebook, serta 10 tahun sebelum Hollywood menyebutnya sebagai abad Social Network.

Dengan melihat tahun berdirinya (2000), perhatikan saja inovasinya: menyediakan fasilitas messaging center dengan interaksi komunitas empat tahun sebelum Facebook; fasilitas personalized profile tiga tahun sebelum Myspace; galeri untuk foto, art-work, dan video lima tahun sebelum YouTube; dan default sub-domain tujuh tahun sebelum Tumblr. Bahkan, pada 2010 portal para seniman ini memperkenalkan layanan yang belum disediakan pemain lain, yakni tool untuk memberikan komentar dengan gambar ketimbang kata-kata, yang disebut Muro.

“Angelo telah melakukan hal-hal yang seperti kita lakukan pada Facebook dan YouTube sejak dulu,” kata Travis Kalanick, pendiri Scour, search engine multimedia peer-to-peer masa-masa awal. “By design, situs ini mampu melakukan hal-hal yang menjadi fokusnya dengan baik selama bertahun-tahun.”

Saat ini deviantART punya lebih dari 14 juta anggota — di sini anggota disebut “deviants”. Hebatnya, setiap hari situs ini dibanjiri kiriman karya seni — diistilahkan “deviations” — sebanyak 155 ribu karya (files), dan 2,4 juta unique visitor-nya mengirimkan sekitar 1,5 juta komentar setiap hari.

Menyadari situsnya mulai tambun, manajemen deviantART tahun lalu juga meluncurkan fitur groups platform baru untuk membangun komunitas yang bersifat niche dan lebih kecil. “Kami menghabiskan waktu tiga tahun untuk menciptakannya,” ujar Sotira. Tujuan platform subkomunitas ini untuk menjaga keintiman di antara pengguna. “Kalau terlalu besar, komunitas bisa kehilangan identitas,” ujar Sotira. Aplikasi baru ini tergolong sukses. Sebab, hingga Februari 2011 saja sudah terbentuk sekitar 75 ribu grup/komunitas spesifik, dan setiap hari diperkirakan ada ratusan grup spesifik baru yang terbentuk.

Kelebihan lain portal ini adalah mampu menumbuhkan tradisi viral marketing pada anggotanya karena memungkinkannya proses “artists to tell artists to tell artists”. Tak mengherankan, per Desember 2010, berdasarkan catatan Alexa, si pemeringkat popularitas situs, deviantART ada di posisi 125 dunia. Dan, menurut SEO Stats Script, valuasi deviantART Inc. mencapai US$ 19 juta.

Dengan kelebihan-kelebihan yang disebutkan tadi, komunitas yang hidup di deviantART juga terus tumbuh. Ketika situs media sosial lain macam Friendster dan Xanga mulai “letih” dan stagnan, deviantART terus tumbuh secara signifikan. Bukan hanya jumlah anggota dan grup-grup komunitasnya, tetapi juga kinerja finansialnya. Sebab, arus revenue-nya — yakni iklan, keanggotaan berlangganan, layanan prinst art-work, dan penjualan produk-produk branded retail — yang nilainya sudah jutaan dolar juga tumbuh memuaskan. Manajemen deviantART mematok target keseluruhan revenue-nya tahun ini naik sekitar 60%.

Menurut Kalanick, keberhasilan deviantART memang banyak disebabkan oleh peran Sotira. “DeviantART begitu sukses karena Sotira punya passion yang amat kuat dalam membangun komunitas seni online dan punya kemampuan alami untuk mengembangkan segala macam, mulai dari aplikasi, budaya, hingga perusahaan,” kata pria yang pernah bekerja bareng dengan Sotira di DMusic ini.

Sotira memang telah lama dikenal sebagai salah satu anak ajaib dunia online. Kelahiran Yunani yang pindah ke Virginia, AS, dan menggemari bulletin board system (BBS, sistem chatting zaman dulu) ini dalam usia 12 tahun membantu menjadikan The Netherworld sebagai video game BBS nomor 1 di kawasan Virginia Utara. “Saya mendesain peta untuk game itu karena saya mendengar dan mau mengembangkan apa yang orang inginkan. Karena itu, saya jadi populer,” ujarnya mengenang. Popularitas itu ia gunakan untuk menulis blog mengenai pemain game BBS lain, dan karena itu mereka mau login terus-menerus untuk melihat nama mereka dalam berita yang dibuatnya.

Kreativitasnya terus berkembang. Di bangku SMA ia membangun komunitas online bernama DMusic yang menampung dan berbagi file musik MP3 yang kala itu sebuah penemuan hot. Komunitas yang diciptakannya ini merupakan situs pertama yang didedikasikan bagi para musisi independen dan penggemar musik untuk mengunggah ataupun mempertukarkan file musik. Pada 1999, situs ini dibeli raja media Michael Ovitz, yang kemudian mengajak Sotira duduk di kursi manajemen di mana ia bertugas menulis blog, mengelola komunitas, dan mempertajam keterampilan desain grafisnya. “Saat ini, MP3 bukan lagi hal istimewa,” katanya.

Ketika perusahaan itu tutup, ia bersama Scott Jarkoff dan Matthew Stephens pada 7 Agustus 2000 meluncurkan deviantART. Menurut Sotira, komposisi pendirinya cukup lengkap. Scott berperan sebagai programmer pengembang yang harus bisa bijak dari sisi programming dan komunitas, Matt sebagai seniman yang mencari tahu apa yang dibutuhkan para artist itu, dan dia sendiri mengurusi aspek bisnis dan hukum deviantART sebagai sebuah perusahaan. Sotira mengaku modal awal deviantART cuma US$ 15 ribu.

Lantas, bagaimana sebagai key person, Sotira bisa mewujudkan model bisnis baik ketika di DMusic maupun deviantART? “Saya beruntung seusia dengan demografi yang menjadi target kami. Maksudnya, saya sendiri audiensnya. Karena itu, saya fokus menciptakan model bisnis pada sesuatu yang saya bersedia membayarnya,” katanya menguraikan.

Sekarang portal seni ini punya pemasukan dari penjualan iklan. “Kami punya dukungan jaringan untuk itu. Kami juga punya tim penjualan langsung yang menjual sponsorship khusus,” ujar Sotira. Selain itu, deviantART pun memiliki model keanggotaan premium alias berlangganan (subscription model) yang memungkinkan anggota seperti ini punya fitur-fitur spesial seperti interface yang lebih bersih (tanpa iklan), browser tanpa iklan, kemampuan mengakses lebih banyak modul pada halaman pengguna, fitur untuk membuat polling, aneka tools untuk kustomisasi, dan sebagainya. Singkatnya, bisa beroleh lebih banyak fasilitas dibandingkan versi gratisannya.

Nah, sekitar 5% dari deviants (anggota portal ini) merupakan anggota premium. Mereka diharuskan membayar US$ 29,95 per tahun atau kalau mau bulanan sebesar US$ 4,95.

Di samping itu, deviantART juga menyediakan layanan reproduksi barang cetakan (prints), sehingga para seniman itu bisa menjual art-work mereka. Untuk membantu mendistribusikan dan menjual art-work tercetak ini, deviantART punya fasilitas di Atlanta, Georgia, AS. Dan, yang relatif baru, deviantART juga mengembangkan bisnis ritel yang merupakan bisnis paralelnya. Tadinya karena cuma menjual pakaian namanya DeviantWear, tetapi kemudian dikembangkan menjadi deviantART Store sehingga bisa menampung aneka rupa barang terkait seni.

Beberapa model monetisasi yang ditawarkan ini membuat deviantART mampu beroperasi walaupun hingga tujuh tahun mengandalkan cash flow saja. Hingga pada 2007 datang suntikan dana investasi strategis sebesar US$ 3,5 juta dari perusahaan pengembang software video DivX.

Aneka revenue stream ini juga berkah tersendiri karena membantu deviantART mampu melewati masa-masa sulit. Pada 2008-09 dunia dilanda resesi ekonomi. Tak pelak, iklan online pun ikut menyusut. DeviantART kemudian mengubah strateginya dengan menggenjot layanan berlangganan. Kiat ini berhasil, karena pertumbuhan pengguna layanan berlangganan naik lebih dari 35%. Di samping itu, deviantART juga mengembangkan inovasi lain yang cukup berhasil, yakni meluncurkan virtual goods terkait seni dan sistem virtual currency khusus.

Lini bisnis virtual goods deviantART malah merupakan yang paling cepat pertumbuhannya. Ini lantaran didukung peluncuran sistem berbasis poin-nya (saat ini diterapkan US$ 1 bisa dipakai untuk membeli 80 poin) dan pengenalan virtual currency yang disebut llamas — yang diberikan deviantART kepada anggota sebagai apresiasi, misalnya karena memberikan komentar yang bagus.

Michael Rappa, pakar model bisnis online dari North Carolina State University, menilai Sotira ketika masuk ke aspek bisnis, instingnya sangat hidup, walaupun tak pernah duduk di bangku kuliah. “Untuk bisa sukses di dunia online, Anda memang harus bisa cerdik dan berkembang di tempat adanya peluang bisnis,” kata Rappa. “Anda pun harus bisa memilah-milah revenue stream,” tambahnya. Namun, Sotira mengakui, model bisnis deviantART sebenarnya juga berkembang seiring waktu.

Sisi bisnis memang penting demi mendongkrak revenue. Akan tetapi, bagi Sotira, alasan yang lebih penting daripada hal bisnis untuk terus mengembangkan deviantART adalah soal pengalaman pengguna (user experience). “Kami memang ingin agar Anda, para pengguna, bisa berinteraksi lebih baik dalam platform deviantART. Jadi, kami terus berkomitmen untuk mengembangkannya,” ujarnya.

Hasil terbarunya adalah lahirnya Muro, tool menggambar gratisan untuk para pengguna. Lewat tool ini, pengguna bisa berkomentar dengan gambar hasil karya seni ketimbang kata-kata. Bagusnya, tool ini bisa dijalankan di banyak perangkat (devices). “Nah, sekarang bayangkan bila aplikasi ini terpasang di setiap kotak komentar di Internet,” katanya mengajak.

Menurut Sotira, kunci terpenting dari kesuksesan deviantART adalah pihaknya mau mendengarkan apa yang diinginkan khalayak anggotanya. “Listening in every step,” ungkapnya. DeviantART sampai punya departemen khusus untuk mendengarkan apa yang diinginkan komunitas. Sebagai contoh adalah mendengarkan apa kategori (seni) yang orang-orang ingin untuk dibuat. Jangan heran, ketika di awal berdirinya deviantART cuma punya 12 kategori, sedangkan sekarang hampir 3 ribu kategori. “We are constantly in the development, and we are constantly in the feedback loop,” katanya.

Namun, Sotira dan timnya tak sekadar mendengarkan 1-2 suara anggota komunitas. Mereka tak mau bersikap sekadar reaktif. Sotira ingin membakar dulu emosi dan animo anggota komunitas. Contohnya, ketika ada komunitas yang meminta suatu kategori — misalnya seni rajah/tato — ia akan pura-pura mengabaikan dan skeptis : perlukah kategori itu? Nah, begitu animo tinggi, barulah ia buka kategori baru itu. “Dan itu biasanya akan meledak,” ujarnya.

Sotira mengaku cukup puas dengan pencapaian deviantART sejauh ini. “Saya pikir kami telah menjadi komunitas online terbesar. I’m in heaven,” ujarnya. Ya, dari segi traffic dan total jumlah anggotanya, deviantART memang di bawah Facebook, Twitter ataupun YouTube yang lebih muda. Namun, dari segi soliditas dan loyalitas anggotanya, deviantART punya keunggulan karena kepentingan anggotanya yang jelas. Dan, satu lagi, dari segi bisnis, skema monetisasinya pun lebih realistis karena sudah terbukti.

Lantas, apa lagi ambisi pribadi Sotira? “Saya punya passion yang kuat untuk menciptakan komunitas sejak umur 12 tahun,” katanya. “Dan saya pikir itu tak akan berubah.” (*)

Riset: Rahmanto Aris

BOKS 1

Sekilas deviantART

Nama perusahaan : deviantART Inc.

Situs : www.deviantart.com

Ranking Alexa.com : 125 (Desember 2010)

Berdiri : 7 Agustus 2000

Pendiri : Angelo Sotira, Scott Jarkoff dan Matthew Stephens

Jumlah member : 14 juta deviant (orang)

Premium member : 5% (dari 14 juta)

Jumlah komunitas : 75 ribu grup

Jumlah kategori seni : hampir 3 ribu kategori

Traffic : 2,4 juta unique visitor per hari

Kiriman karya seni : 155 ribu deviation per hari

Revenue streams : iklan, layanan berlangganan, layanan prints, dan branded retail

BOKS 2

Resep deviantART Membangun Keterikatan

Dengarkan apa kata komunitas. Namun, ketika merilis produk/fitur baru — yang dibutuhkan sekalipun — jangan lakukan tanpa konsep dan dapatkan persetujuan dulu.

“Bakar” emosi. Kalau ada permintaan dari komunitas, misalnya kategori baru, jangan langsung dipenuhi. Pancing dulu sampai emosi mereka cukup, baru luncurkan.

Jangan buat favoritisme. Perlakukan kebijakan yang fair dan sama, terhadap komunitas yang paling populer sekalipun.

Jaga sikap cool. Sebab, ketika meluncurkan produk/fitur baru, selalu saja ada komentar negatif. Anda tinggal melihat seberapa besar volume pandangan negatif itu.

Lakukan edukasi dan bersikaplah transparan agar orang tak merasa dikhianati.

Bersikaplah seolah-olah Anda ada di kantor pelayanan publik.

—————————————————————————————————————-

BOKS 3

10 Grup yang Dinilai Paling Inspiratif di deviantART

Fine Art Photography

Grup ini menyebut dirinya punya pengharapan paling tinggi bagi anggotanya.

Young Photo Club

Grup ini hanya menerima hasil karya foto asli (yang tidak diubah-ubah).

Black and White Art/Photography

Grup ini mengaku tidak secara otomatis menerima hasil karya foto yang dikirimkan. Harus ada persetujuan dari anggota lainnya.

Traditional Media

Grup ini akan menerima dan sekaligus memberikan kritik terhadap karya seni Anda. Namun, Anda tak boleh komplain bila tak suka perkataan mereka.

Digital Artists

Grup ini hanya menerima karya seni yang paling Anda banggakan.

Master Photoshop

Grup ini menyediakan sumber daya terkait photoshop. Anda bisa dapatkan tutorial bagus di sini.

3D Step-by-Step

Sebagai anggota, Anda boleh berkontribusi di grup ini bila punya pengalaman minimal dua tahun di bidang seni 3D.

Sci-fi/Fantasy Art

Grup ini menampung hasil karya seni para anggotanya. Apabila Anda menyukai sci-fi dan fantasy art, grup ini harus dilihat.

Live-Love-Write

Sesuai dengan namanya, di grup ini Anda bisa mengirimkan karya tulis Anda, menerima kritik dan juga inspirasi tulisan

Paper Art

Anda akan kagum bagaimana anggotanya bisa melakukan hal-hal tak terpikirkan dari selembar kertas.

Sumber: www.inspiredm.com


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved