Technology

Dominasi Go-Jek Sebagai Super App di Indonesia

Nadiem Makarim, Bos Go-Jek. (Foto : Dok)

Statusnya sebagai aplikasi super (Super App) membuat Go-Jek lebih dominan di bisnis ride-hailing di Indonesia dibandingkan kompetitornya. Dalam kolom opini di Bloomberg, Shuli Ren menulis bila strategi Go-Jek berjalan dalam jalur yang benar dengan memanfaatkan aplikasi super (super app). ”Selain memesan tumpangan, Anda dapat membayar tagihan, memesan makanan, mengirim paket kilat, dan menemukan pembersih rumah tanpa meninggalkan aplikasi Go-Jek. Anda bahkan dapat menyewa penata rambut, menggunakan Go-Glam,” tulis Shuli Ren seperti dilansir di artikel Bloomberg, Why Grab Doesn’t Have a Handle on Indonesia, pada Selasa (6/11/2018).

Salah satu kekuatan Go-Jek adalah mengembangkan ekosistem digital, seperti memiliki lisensi dompet digital (e-wallet) yang diterbitkan bank sentral.Lisensi itu sangat penting yang membuat Go-Jek dapat melayani siapapun yang tak memiliki rekening bank atau kartu kredit. Cukup dengan Go-Pay, pengguna dapat mengisi ulang di toko-toko atau memberikan uang tunai kepada yang lain tanpa repot. “e-wallet merupakan kuncinya sebagai solusi lantaran perbankan sangat ketinggalan teknologi,” sebutnya.

Shuli Ren menceritakan pengalamannya berdiskusi dengan start up di Jakarta pada pekan lalu. Diketahui kalau 20% barang yang dibeli di Shopee tak dilanjutkan transaksinya lantaran pembayaran melalui bank sangat kaku. Go-Pay menjadi kekuatan GO-JEK lantaran sudah mengantongi lisensi e-wallet dari Bank Indonesia. “Dengan GO-PAY , pengguna diuntungkan karena membayar lebih murah ketimbang transaksi lainnya,” kata Shuli Ren.

Misalnya pengiriman ekspress dari kantor Bloomberg di Jakarta ke Bank Indonesia, yang menempuh perjalanan 1,6 kilometer hanya dikutip biaya senilai Rp 13 ribu selama jam sibuk. Angka ini lebih rendah jika menggunakan Go-Pay yang hanya Rp 12 ribu. “Di saat bersamaan, Go-Jek kini menjelma sebagai perusahaan sektor swasta terbesar di Indonesia dan memberi solusi atas kemacetan di Jakarta.

Sebelumnya, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Rhenald Kasali memproyeksikan keunikan Go-Jek merupakan kunci sukses layanannya diterima dan dibutuhkan masyarakat Indonesia, termasuk di negara lain. ”Lini bisnis Go-Jek bermacam-macam, seperti Go-Send, Go-Massage, Go-Car, Go-Food dan lainnya,” ujar Rhenald kepada SWAonline beberapa waktu lalu. Platform multi-layanan yang dimiliki Go-Jek, lanjut Rhenald, juga dibutuhkan konsumen di sejumlah negara tetangga. Bukan terbatas pada alat transportasinya (Go-Ride dan Go-Car) saja, tapi justru layanan lain seperti Go-Pay diyakini berpotensi lebih berkembang di negara tujuan ekspansi. ”Tentu kita senang dan bangga. Sebagai perusahaan unicorn asli Indonesia yang produknya unik, Go-Jek pandai melihat pasar kota-kota besar di ASEAN yang mempunyai karakteristik seperti Jakarta,” ungkapnya. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved