Technology zkumparan

Ekspansi Go-Jek di Asia Tenggara Hapus Monopoli dan Tingkatkan Valuasi

(Kiri) Nadiem Makarim. Valuasi Go-Jek bakal meningkat. (Foto : Istimewa).

Rencana kehadiran Go-Jek ke Thailand, Singapura, Filipina, dan Vietnam diyakini mendongkrak valuasi dan ekosistem yang ada di dalamnya. Namun hal positif yang tidak kalah penting adalah menghadirkan persaingan bisnis yang sehat di regional.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengungkapkan, di luar Indonesia, praktik serupa monopoli sedang terjadi. Sebab hanya ada pemain tunggal pasca hengkangnya Uber dari kawasan ASEAN. Atas dasar itu otoritas di masing-masing Negara yang kini menjadi tujuan ekspansi GO-JEK mengundang agar terjadi persaingan usaha yang sehat. Supaya tidak ada praktik monopoli pada layanan jasa berbasis aplikasi itu. ”Perlu kita apresiasi (rencana ekspansi GO-JEK) karena akan membantu menciptakan pasar yang tidak lagi dimonopoli oleh satu perusahaan aplikator saja,” ungkapnya di Jakarta, akhir pekan lalu. Bhima meyakini kehadiran Go-Jek di Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina akan menambah daya saing Go-Jek itu sendiri. ”Ekspansi bisnis Go-Jek ke Asia Tenggara bakal meningkatkan valuasi Go-Jek dan berefek domino terhadap layanan on demand yang disediakan Go-Jek,” sebutnya.

Tidak diperlukan waktu terlalu lama juga untuk meraih target awalnya pada layanan jasa kendaraan roda dua dan roda empat. Sebab karakteristik masyarakat di negara tujuan itu, terutama Vietnam, Thailand, dan Filipina hampir mirip dengan Indonesia.

Sebagai contoh, kata Bhima, pengguna sepeda motor di Vietnam cukup banyak sehingga layanan on demand Go-Jek seperti Go-Send, Go-Food akan dihadirkan di negara itu. Selanjutnya, adalah Go-Pay yang diproyeksikan akan juga tumbuh di empat negara itu sebagai payment digital. Penetrasi payment digital di Vietnam, menurut Bhima, sebesar 5%, lebih tinggi dari Indonesia sebesar 2%.

Bhima mengemukakan efek dominokehadiran Go-Jek di Asia Tenggara diyakini berdampak positif pula terhadap aspek bisnis dan valuasi perusahaan. Data Kementerian Keuangan Vietnam, dikutip Bhima, mencatat pendapatan Uber (taksi online) mencapai Rp 430 miliar pertahun ketika layanan Uber beroperasi di Vietnam. Jika diestimasikan, potensi pasar transportasi online khususnya taksi online di empat Negara dimaksud berkisar Rp 1,2 triliun. ”Itu artinya GO-JEK berpeluang besar meningkatkan laju bisnisnya hanya dari layanan jasa taksi online saja,” imbuhnya.

Hal itu ditunjang pula oleh stabilitas perekonomian. Rata-rata pertumbuhan ekonomi di negara tetangga tersebut di atas 6%. Positifnya kondisi perekonomian itu diyakini membantu bisnis Go-Jek di negara tujuan ekspansi.”Berbagai indikator ekonomi lainnya yang akan mendongkrak bisnis Go-Jek di negara itu populasi kelas menengah semakin banyak dan penterasi internet semakin tinggi sehingga mendukung bisnis transportasi online,” terusnya.

Berdasarkan Internet World Stats, Bhima menyebutkan, penterasi internet di Filipina tumbuh sebesar 62,9%, Thailand 82,4%, Vietnam 66,3%, dan Singapura 83,6%. Sedangkan Indonesia sebesar 53,7%. Namun Indonesia menang dalam jumlah pengguna internet mencapai 143 juta orang. Sedangkan Filipina 67 juta orang, Thailand 57 juta orang, Vietnam 64 juta orang, dan Singapura 4,8 juta orang.

CEO dan Founder Go-Jek, Nadiem Makarim, dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan terkait dengan persaingan usaha sehat memang menjadi salah satu fokus utama dalam pertimbangan Go-Jek ekspansi ke negara tetangga di Asean itu.”Dengan hadirnya GO-JEK di negara-negara tersebut, kami berharap bisa menjadi aplikasi gaya hidup utama, pilihan masyarakat. Itu aspirasi kami. Di saat yang sama, kami harap kehadiran kami dapat menciptakan persaingan usaha sehat yang dibutuhkan supaya pasar di masing-masing negara terus bertumbuh,” ucapnya.

Tujuan lain, kata Nadiem, tentu saja untuk menghadirkan pilihan kepada masyarakat sehingga bisa mendekatkan kepada ekspektasi konsumen. ”Konsumen paling puas dan senang saat mereka punya lebih banyak pilihan. Saat ini, masyarakat di Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina merasa bahwa mereka tidak memiliki cukup pilihan atas layanan transportasi ride-hailing,” ungkapnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved