Technology Trends zkumparan

Fintech CredoLab Kembangkan Aplikasi Anti Fraud

Tim CredoLab yang dipimpin oleh CEO dan co-founder Peter Barcak (tengah)

Di Indonesia, Survei Fraud Indonesia tahun 2016 oleh Asosiasi Penguji Penipuan Bersertifikat (ACFE) Indonesia Chapter menandai industri perbankan dan keuangan sebagai industri kedua yang paling dirugikan oleh segala kegiatan fraud.

Laporan 2019 oleh AppsFlyer, berjudul ‘Penipuan meningkat: Bagaimana bot dan malware membahayakan Aplikasi APAC’, menemukan bahwa tingkat kecurangan Indonesia di sektor keuangan adalah 43,1%, tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Vietnam (58,2%).

Untuk menangkal penipuan di ranah digital, CredoLab, pengembang digital score card berstandar bank yang berbasis metadata anonim perangkat smartphone, bermitra dengan iovation, anak perusahaan TransUnion, yang berspesialisasi dalam deteksi penipuan dan solusi, mengembangkan FraudForce dari iovation dalam aplikasi CredoApp, CredoApply dan CredoSDK mereka. FraudForce membantu bank dan perusahaan pemberi pinjaman membedakan transaksi yang sah dari transaksi yang mencurigakan, dengan mengevaluasi berbagai akun yang ada di perangkat smartphone, riwayat kegiatan di perangkat smartphone, juga perilaku penggunaan perangkat smartphone yang mencurigakan.

Dengan penambahan program FraudForce, CredoApply menjadi aplikasi perkenalan dan penerimaan pelanggan digital seluler yang jauh lebih kuat. CredoApply menyediakan kecerdasan perangkat yang mencakup 45 jenis pemeriksaan penipuan aplikasi, verifikasi alamat rumah dan kantor, verifikasi pekerjaan, pengumpulan dokumen KYC dan penilaian kredit alternatif. Singkat kata, CredoApply mampu mengubah sedikitnya data yang tersedia dari para pengguna tanpa rekening bank menjadi setumpuk tebal data yang mumpuni.

Peter Barcak, CEO dan salah satu pendiri CredoLab, mengatakan credit scoring masa kini telah jauh melampaui sumber data yang tradisional untuk mendapatkan pemahaman dan menafsirkan perilaku pembayaran melalui kombinasi data tradisional dan data digital dari perangkat smartphone. “Iovation memberikan analisis data digital mutakhir untuk membantu mengidentifikasi pelanggan yang baik dari para penipu dengan seksama,” ujar Barcak di Jakarta pada akhir pekan lalu.

Ia menyebutkan ketika aplikasi kredit semakin banyak dilakukan secara online, begitupun segala jenis penipuan atau fraud yang terkait. “Bahkan, iovation mendokumentasikan adanya peningkatan sebesar 575% dalam penipuan identitas online terhadap pelanggan layanan keuangan kami dari 2015 hingga 2018, ” kata Wakil Presiden iovation dari Global Partnerships, Ed Wu. Iovation, menurut Wu, berharap dapat membantu CredoLab memberdayakan pelanggannya untuk membuat keputusan kredit yang baik melalui kekuatan kecerdasan perangkat.

Kerja sama ini mendukung misi CredoLab untuk bekerja dengan bank dan pemberi pinjaman non-bank di Indonesia untuk meningkatkan inklusi keuangan dan terciptanya kemungkinan mendapat pinjaman bagi konsumen dan usaha kecil yang tidak mungkin dilayani oleh sistem keuangan tradisional. Integrasi FraudForce iovation dengan CredoApp, CredoApply dan CredoSDK menawarkan kepada bank dan pemberi pinjaman kemampuan untuk mengevaluasi pelanggan potensial dengan cara yang aman, transparan, dan hemat biaya.

Dengan mengintegrasikan FraudForce juga membantu CredoLab menawarkan solusi satu pintu bagi bank dan pemberi pinjaman untuk secara akurat menilai calon peminjam yang belum pernah memiliki rekening bank dan kartu kredit sebelumnya, juga setiap pemohon pinjaman dengan data kredit yang sangat terbatas.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved